Tulismu di pesan whatsapp. Saat itu kami belum pernah bertemu.
“Lha kok bisa, kan belum pernah bertemu..?”, tanyaku.
“Ya, yakin saja..”, tulis singkat mas Iswan.
***
Akhirnya kami berjanji akan bertemu di sekolah tempat bekerjaku. Tempat yang mudah untuk diketemukan, daripada rumahku yang agak pelosok.
Ku menunggu di teras salah satu kelas. Aku kira dia akan datang tepat waktu. Ternyata tidak. Menyebalkan.
Setelah beberapa menit menunggu, akhirnya berhenti sebuah motor di depan gerbang sekolahku. Lelaki dengan perawakan tinggi besar.
“Mbak Dewiana, nggih?”
Begitu sapanya. Ku anggukan kepalaku. Agak deg-degan juga.
Kemudian dia meminta maaf karena terlambat. Ternyata dia sempat tersesat.
“Kita dolan ya, mbak.. eh, dik..”, ajaknya kemudian.