Katamu, Aku Jodohmu
Aku mengenal mas Iswan melalui seorang teman. Teman yang sebenarnya aku tahu siapa orangnya, tetapi tak begitu mengenalnya.
Tepatnya nomor handphone-ku diberikan kepadanya tanpa sepengetahuanku. Saat itu dia yang menghubungiku melalui whatsapp.
“Assalamu’alaikum.. Selamat hari raya idul fitri..”.
Pesan pertama itu muncul di layar handphoneku. Nomor yang tak ku kenal. Tetapi entah kenapa ku balas juga.
“Nama saya Nur Iswanto, mbak. Boleh kenalan?”
“Maaf, dapat nomer saya dari siapa, ya?”, tanyaku saat itu.
“Dari grup whatsapp...”, begitu balasnya.
Ah, aku tak sebodoh itu. Siapapun yang masuk grup akan muncul nama grup. Dan ini tak ada satupun. Ah, dasar. Pikirku saat itu.
Tetapi entah kenapa aku mau menanggapinya. Sesuatu yang tak pernah ku lakukan sebelumnya. Jika aku mengenal, baru ku balas. Biasanya begitu.
“Aku yakin kamu jodohku, dik..”.
Tulismu di pesan whatsapp. Saat itu kami belum pernah bertemu.
“Lha kok bisa, kan belum pernah bertemu..?”, tanyaku.
“Ya, yakin saja..”, tulis singkat mas Iswan.
***
Akhirnya kami berjanji akan bertemu di sekolah tempat bekerjaku. Tempat yang mudah untuk diketemukan, daripada rumahku yang agak pelosok.
Ku menunggu di teras salah satu kelas. Aku kira dia akan datang tepat waktu. Ternyata tidak. Menyebalkan.
Setelah beberapa menit menunggu, akhirnya berhenti sebuah motor di depan gerbang sekolahku. Lelaki dengan perawakan tinggi besar.
“Mbak Dewiana, nggih?”
Begitu sapanya. Ku anggukan kepalaku. Agak deg-degan juga.
Kemudian dia meminta maaf karena terlambat. Ternyata dia sempat tersesat.
“Kita dolan ya, mbak.. eh, dik..”, ajaknya kemudian.
“Kemana, mas?”, tanyaku.
“Ke pantai..”.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI