Mohon tunggu...
Zahrotul Mutoharoh
Zahrotul Mutoharoh Mohon Tunggu... Guru - Semua orang adalah guruku

Guru pertamaku adalah ibu dan bapakku

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Akhiri dengan Indah (3)

5 Februari 2022   21:32 Diperbarui: 5 Februari 2022   21:37 155
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

Tulismu di pesan whatsapp. Saat itu kami belum pernah bertemu.

“Lha kok bisa, kan belum pernah bertemu..?”, tanyaku.

“Ya, yakin saja..”, tulis singkat mas Iswan.

***

Akhirnya kami berjanji akan bertemu di sekolah tempat bekerjaku. Tempat yang mudah untuk diketemukan, daripada rumahku yang agak pelosok.

Ku menunggu di teras salah satu kelas. Aku kira dia akan datang tepat waktu. Ternyata tidak. Menyebalkan.

Setelah beberapa menit menunggu, akhirnya berhenti sebuah motor di depan gerbang sekolahku. Lelaki dengan perawakan tinggi besar.

“Mbak Dewiana, nggih?”

 Begitu sapanya. Ku anggukan kepalaku. Agak deg-degan juga. 

Kemudian dia meminta maaf karena terlambat. Ternyata dia sempat tersesat.

 “Kita dolan ya, mbak.. eh, dik..”, ajaknya kemudian.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun