Mohon tunggu...
Zahrotul Mutoharoh
Zahrotul Mutoharoh Mohon Tunggu... Guru - Semua orang adalah guruku

Guru pertamaku adalah ibu dan bapakku

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Akhiri dengan Indah

5 Februari 2022   04:20 Diperbarui: 5 Februari 2022   04:24 109
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

Cara-carane ki, sampeyan wis mentas.. Punya pekerjaan dan gaji yang tinggi. Awang-awangen nggo wong lanang..”.

Aku memperhatikan perkataan beliau. Memang benar itu yang terjadi padaku. Beberapa orang laki-laki yang dikenalkan atau mencoba mengenalku lebih banyak mundur teratur.

Ada baiknya juga sih mundur di awal, daripada mundur ketika sudah terjadi pernikahan. Itu lebih gentleman, karena belum ada yang tersakiti pastinya. Pikirku begitu.

Wedi juga nek dianggep memanfaatkan sampeyan, bu..”, lanjut pak Wanto.

“Makanya aku tu gak mau orang mengenalku karena aku yang sudah bekerja dan gajiku lumayan, pak.. Aku ingin orang mengenalku ya cuma sebagai Dewiana saja.. Biar orang tu tulus sama aku, bukan karena aku yang sudah mapan dan bergaji..”, kataku menanggapi pak Wanto.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun