Selain itu, saya juga melakukan video call secara pribadi kepada masing-masing siswa. Saya tidak melakukan video call pada group whatsapp kelas, karena siswa saya sangat berbeda antara satu dengan lainnya. Dengan video call per-individu siswa, maka saya akan lebih fokus memberikan pengarahan, pemberian materi dan menanyakan kesulitan-kesulitan yang dihadapi oleh siswa dan atau orangtua. Video call ini saya jadwalkan tidak setiap hari, karena tergantung jaringan internet dan kuota internet yang dimiliki oleh orangtua atau siswa.
Kedua, kemudian seiring berjalannya waktu, di saat saya ingin melakukan home visit, sekolah memprogramkan pembelajaran home visit. Metode ini membantu saya dan juga anak serta orang tua, karena tidak bisa dipungkiri orangtua merasa kewalahan mendampingi anak belajar di rumah. Karena terbatasnya kemampuan menulis dan membaca huruf braille si orang tua. Saya lebih menekankan anak untuk hafal dan belajar menulis kata dalam huruf braille, dengan mempergunakan papan rekenplank.
Di saat saya berkunjung ke rumah siswa, saya menemani anak belajar menghafal dan menulis pada papan rekenplank. Saya menjelaskan bahwa dari huruf-huruf dapat membentuk satu kata. Saya juga mengajak siswa untuk membaca hasil tulisannya. Selain itu, saya juga menuliskan pada papan rekenplank, anak membaca dengan bantuan guru tentu saja. Karena anak masih dalam tahap belajar menulis dan membaca.
Ketiga, pembelajaran luring method atau tatap muka. Sebuah model pembelajaran yang dilakukan di luar jaringan atau tatap muka dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan. Pembelajaran ini telah diuji cobakan mulai tanggal 20 September 2021. Siswa-siswa yang mengikuti uji coba tatap muka terbatas di sekolah adalah siswa-siswa yang telah vaksin dosis 2 (dua).
Anak diajak untuk mereview kegiatan pembelajaran selama daring. Kesulitan-kesulitan yang dihadapi seperti apa. Kemudian kesulitan-kesulitan yang dihadapi tersebut dibahas pada saat kegiatan tatap muka di kelas tersebut.
Pada kesempatan tersebut, anak juga menyampaikan kegembiraannya ketika tatap muka dilaksanakan. Karena memang anak akan lebih mudah menerima materi pembelajaran ketika belajar langsung.
Tantangan yang Dihadapi
Dari metode-metode yang saya pergunakan dalam pembelajaran jarak jauh ini, tentu saja ada tantangan yang saya hadapi.
Pertama, dengan metode daring atau online, tentu saja berkaitan dengan terbatasanya kuota internet serta jaringan internet di rumah siswa yang kadang tidak dapat dijangkau oleh internet ini. Orangtua sering mengeluhkan hal tersebut. Apalagi jika harus mengakses video dari youtube. Dan untuk mendownload kiriman file yang dikirimkan oleh guru juga membutuhkan kuota yang lumayan untuk orangtua dan siswa. Apalagi jika harus melakukan video call. Tentu menjadi tantangan yang harus saya pertimbangkan.
Kedua, home visit method yang dilakukan sebenarnya sangat bagus untuk siswa dapat bertatap muka di rumah. tetapi karena terbatasnya jadwal dan juga masih masa pandemi, maka tentu saja pembelajaran dengan metode home visit ini belum maksimal. Guru diberi batasan waktu untuk melakukan pembelajaran dengan metode ini.
Dengan demikian, tentu materi tidak bisa diberikan secara maksimal. memang pada akhirnya orangtua-lah yang harus berperan aktif dalam pembelajaran anak di rumah. dan sekali lagi, tentu saja orangtua merasa kesulitan karena ketidakmampuannya untuk menguasai abjad huruf braille.