Mohon tunggu...
Zahrotul Mutoharoh
Zahrotul Mutoharoh Mohon Tunggu... Guru - Semua orang adalah guruku

Guru pertamaku adalah ibu dan bapakku

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Tubuh Tua Laki-laki Ini

28 September 2021   05:10 Diperbarui: 28 September 2021   05:20 179
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dan sering ku jumpai bapak memasak sendiri. Bukan karena aku tak mau memasak untuknya. Tapi bapak lebih suka memakan apa yang ia masak sendiri.

Sering aku memasak, ku siapkan untuk bapak. Tetapi tidak beliau makan. Sedih, tapi bagaimana lagi.

Oh iya, bapak tinggal di rumah ini hanya bersama aku. Kakak-kakakku sudah tinggal bersama suami dan anak-anaknya masing-masing. Sementara ibu sudah meninggal satu tahun kemarin.

***

"Bapak tidak usah menyiram tanaman sendiri, nggih.. Apalagi kalau sore hari..", kataku di saat aku mengeroki tubuhnya.

Merah-merah bekas sentuhan koin di tubuh tua bapak menunjukkan bahwa bapak benar-benar masuk angin. Bau minyak kayu putih semerbak di kamar bapak.

Bapak hanya diam saja mendengarkan ucapanku. Karena kalimat itu sering ku ucapkan di saat bapak merasa tak enak badan, entah karena kegiatan mencucinya atau menyiram tanaman peliharaanya.

"Badannya dieman-eman nggih, pak..", uapku lagi.

Lagi-lagi bapak hanya diam. Semoga saja bapak dengan segala kemandiriannya, selalu diberikan kesehatan dan diberikan keberkahan dalam hidupnya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun