"Nak..".
Aku baru saja memejamkan mataku. Sambil kuputar dzikir petang. Dan baru beberapa menit aku merasa tertidur. Hingga kudengar suara lirih dan ketukan lirih di pintu kamarku.
"Nggih, pak..", ku jawab secara reflek karena aku masih antara sadar dan belum sadar dari tidurku.
Ku buka pintu kamar.
"Bapak panas dingin, nak..", ujarnya lirih.
Aku kemudian teringat apa yang dilakukan bapak tadi sore. Bapak menyiram tanaman peliharaannya.
Mungkin bapak masuk angin karena kegiatannya itu. Kegiatan yang sering sudah ku larang karena bapak sering kerokan karenanya.
***
Bapak ini sosok laki-laki yang sudah sepuh tapi tidak mau merepotkan anak-anaknya. Menyapu setiap pagi dan sore hari adalah salah satu kegiatan rutin yang ia lakukan.
Mencuci baju juga mencuci sendiri. Padahal aku sudah berkali-kali matur kepada bapak untuk meletakkan baju kotor di luar kamar. Biar aku yang mencucinya. Tapi ya begitulah. Bapak tidak pernah mau melakukannya. Meski akhirnya ujung-ujungnya ya masuk angin.