Mereka pantang menyerah. Tetapi mereka juga menyerahkan segalanya kepada Sang Pencipta. Hingga akhirnya suaminya meninggal karena kecelakaan saat menuju tempat kerjanya. Dan mereka belum dikaruniai keturunan.
***
Asma ragu masuk ke dalam pondok dan panti asuhan. Apa yang akan dilakukan di sana. Asma teringat usahanya bersama suami memberikan sedikit rezekinya ke tempat ini, walau hanya lewat tranfser saja. Setelah suaminya meninggal, Asma tetap memberikan sedekah untuk anak-anak di tempat ini. Tetap lewat transfer. Belum pernah datang langsung ke tempat ini.
"Setidaknya suami dan kamu nanti akan didoakan oleh anak-anak yatim, As. Percayalah, meski mereka bukan anak kandungmu, tetapi mereka menganggap semua orang yang telah membantunya adalah ayah, ibu, kakak mereka..", kata Irma saat tahu Asma terpuruk karena suaminya tiada.
"Dan percayalah, pahala akan tetap mengalir untuk kamu dan suamimu. Mereka akan mendoakan kalian, meski bukan ibu dan ayah kandungnya. Mencintai anak yatim itu berkah dunia dan akhirat, As..", lanjut Irma.
Asma masih terpaku di luar pagar pondok dan panti asuhan.Â
"Asmaaa... Masuklah...", teriak suara yang dikenalnya, Irma. Irma tersenyum menghampirinya.
"Kamu jadi ke sini, Ir.. Katanya ada acara sama suamimu?", kata Asma menyambut tangan dan pelukan sahabatnya.
"Hehe, demi kamu, As. Aku minta ijin suamiku.. Aku mau menemani kamu menemui anak-anak di sini..", kata Irma bahagia.
"Ayo, kita masuk.. Bapak dan Ibu ustadz ustadzah sudah bersama anak-anak di ruang pertemuan..", ajak Irma sambil menarik tangan Asma.
Ya, Asma kali ini akan bertemu dengan anak-anak yatim langsung. Asma yakin, dia dan almarhum suaminya akan mendapatkan amal jariyah selama membantu anak-anak di sini. Mereka bukan anak kandung, tetapi mereka akan selalu dibimbing ustadz ustadzahnya untuk mendoakan siapapun yang ikhlas membantu mereka.