Mohon tunggu...
Zahrotul Mutoharoh
Zahrotul Mutoharoh Mohon Tunggu... Guru - Semua orang adalah guruku

Guru pertamaku adalah ibu dan bapakku

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Assalamu'alaikum, Bu...

19 Desember 2020   04:06 Diperbarui: 19 Desember 2020   05:40 204
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Reza, kamu bantu ibu sini dong, nak..", kata ibu dari arah dapur.

Reza sedang asyik dengan laptop di ruang tengah. Dekat dapur.

"Iya, bu. Sebentar.. Tanggung..", jawab Reza setengah berteriak.

Ibu memang akan memasak. Terdengar langkah ibu mendekat ke arahnya.

"Tolong belikan gula jawa ya, Za..", kata ibu ketika sudah didekat Reza. 

Reza mendongakkan kepalanya. Seakan memberitahu ibu, jangan ganggu. Tapi melihat ibu akhirnya direm juga omongan dan sikap Reza.

"Ya, bu..", jawab Reza sambil menerima uang dari ibu. 

Ibu kembali ke dapur. Mungkin sedang mengiris cabai, brambang, bawang dan sayuran. Entah. 

Reza masih berkutat di depan laptopnya. Memang dia sedang kejar tayang tugas-tugasnya.

Di masa pandemi ini, kuliah juga secara online. Ada asyiknya. Lebih banyak repotnya. Hehe..

"Reza.. Sudah beli belum, nak?", tanya ibu dari arah dapur.

"Tolong sebentar saja ya, nak.. Ibu keburu mau arisan ini..", kata ibu lagi.

Mau tak mau akhirnya Reza mengambil kunci motornya. Segera ke warung membeli pesanan ibu.

***

Reza menatap sebuah photo yang dipasang di ruang tamu. Matanya sembab.

Reza mengingat semua kebaikan ibunya. Bagaimana ibunya berjuang untuknya.

Tapi tak jarang Reza mengecewakan ibunya.

"Ayo, mas.. Kita segera berangkat..", sapa Rina membuyarkan lamunan Reza. Rina ini adik satu-satunya Reza.

Ya, hari itu Reza akan mengunjungi ibunya. Membawakan bunga beraneka rupa.

"Ya, dik..", kata Reza yang segera mengambil kuncinya di kamar.

"Ayo, dik..", ajak Reza begitu sudah siap melajukan motornya. Dan diboncengkanlah adiknya.

***

Selang beberapa menit. Terlihatlah tempat khusus untuk masa depan ini. Sudah banyak yang berdiam di sana. Sangat rapi dan sepi.

Reza dan Rina segera menuju ke tempat ibu. Sebuah pusara sederhana bertuliskan nama ibunya.

Hari itu Reza dan Rina mengisi hari ibunya dengan mengunjungi makam ibunya. Mereka sangat merindukan ibunya yang sudah kembali kepada Sang Khalik.

Mereka ingin mendoakan di depan pusara ibu. Ya, selain karena kekangenan mereka tentang ibu.

"Assalamu'alaikum ya ahli kubur.. Assalamu'alaikum, bu..".

Mereka kemudian berdoa untuk ibu. Dengan khusyuk.

Hargailah waktumu untuk kedua orangtuamu, terutama ibu yang telah melahirkanmu. Karena kamu akan merasakan kehilangan yang sangat ketika ibu dan bapakmu sudah tak ada lagi di dunia ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun