Mohon tunggu...
Zahrotun Nisa
Zahrotun Nisa Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Ilmu Komunikasi UIN Sunan Kalijaga - 20107030017

Sedang belajar

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Menu Baru Tampil agar Usaha Stabil

27 Juni 2021   16:45 Diperbarui: 27 Juni 2021   16:49 641
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saat datangnya pandemi, Teh Pipih memikirkan agar usahanya itu tetap stabil dan tidak mengalami penurunan keuntungan. Lalu munculah ide untuk membuat menu-menu baru yang tetap bisa menarik pelanggan walau masa pandemi saat ini.

Teh Pipih menuturkan "Meski pandemi ini Alhamdulillah omset tetap stabil karena saya terus membuat menu-menu baru di kedai lalu say pasang menu itu di baliho kecil di depan, Alhamdulillah banyak pelanggan yang penasaran dan ingin mencoba menu baru".

Keterampilan dan keberhasilannya dalam menstabilkan usahanya itu tentu patut diapresiasi, karena tidak banyak usaha yang tetap stabil walau saat pandemi Covid-19. Ia berhasil menstabilkan usahanya dengan terus ulet dan mencoba memperbarui menu-menu yang tersedia di kedai seblaknya tersebut. Sehingga banyak pelanggan yang selalu penasaran dengan menu-menu baru yang tersedia.

Winda (19) salah satu pelanggan yang biasa membeli seblak mengatakan " saya suka jajan kesini karena menunya banyak, jadi gak bosen kalau jajan, Teh Pipih nya juga ramah jadi seneng aja kalau jajan kesini" jelas Winda sambil tersenyum ke arah Teh Pipih.

Saat ini sudah tersedia lebih dari 20 menu seblak dengan berbagai toping dan varian level kepedasan, seperti seblak ceker, seblak balungan, seblak kwetiau, seblak batagor, dan masih banyak lagi. Tidak hanya itu, di kedai ini juga menyediakan aneka minuman-minuman berbagai rasa, seperti es jeruk, es teh, es susu, dan masih banyak yang lainnya.

Kedainya mulai dibuka pada jam 10 pagi sampai dengan jam 8 malam. Saat ini di kedai miliknya, sudah menyediakan 10 meja dengan 2 ruangan, dan ada kulkas dengan berbagai minuman. Di dalam tempat memasak terdapat berbagai macam toples bumbu dan toping yang digunakan untuk membuat seblak.

Dalam sehari, kedainya bisa menghabiskan 800-100 porsi seblak, dalam berbagai toping dan varian kepedasan, dan sekitar 5 kg daging perharinya. Lalu kedainya itu dalam sebulan saja bisa menghabiskan sekitar 60 liter minyak, 30 kg bumbu, dan 30 kg cabai kering.

Berkat usahanya yang berkembang, Teh Pipih yang awalnya memasak dan melayani pelanggan  sendiri, namun saat ini ia sudah mempunyai 5 karyawan yang biasa membantunya untuk berjualan. Dan karyawan yang mengantarkan makanan jika ada yang memesan seblak dari rumah atau delivery. Namun saat ini Teh Pipih belum memasukan seblaknya itu di aplikasi manapun, ia masih menerima pesanan lewat pesan WhatsApp langsung kepadanya.

Teh Pipih memberi pesan " kalau menjalankan usaha itu yang terpenting dari kitanya harus sabar, ulet, kreatif dan ramah juga agar pelanggan puas dengan apa yang kita berikan kepada mereka".

Keterampilan Teh Pipih dalam mengolah menu dengan terus membuat menu baru bisa kita contoh dalam menjalankan usaha kita. Kita harus memiliki keterampilan agar usaha kita tetap bertahan meski dalam masa pandemi. Dan jangan lupa untuk membuat pelanggan puas dengan apa yang kita berikan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun