Mohon tunggu...
Zahrotun Nisa
Zahrotun Nisa Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Ilmu Komunikasi UIN Sunan Kalijaga - 20107030017

Sedang belajar

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Menu Baru Tampil agar Usaha Stabil

27 Juni 2021   16:45 Diperbarui: 27 Juni 2021   16:49 641
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
tempat memasak seblak/dokpri

Perempuan adalah kreator yang andal, hal ini terbukti dengan sepak terjang perempuan dalam membangun juga mengembangkan berbagai macam bidang usaha, terutama dalam sektor usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Istilah UMKM sepertinya sudah tidak asing lagi di telinga masyarakat.

UMKM sendiri mempunyai arti bisnis yang dijalankan individu, rumah tangga, atau badan usaha kecil. Salah satu contoh pedagang UMKM yang berhasil mengembangkan usahanya adalah Pipih Fauziah (27), atau yang akrab juga disapa Teh Pipih, ia mampu mempertahankan bisnisnya walaupun di tengah pandemi Covid-19. Teh Pipih merupakan pedagang UMKM yang menjual salah satu jajanan populer yakni seblak.

Seblak, merupakan makanan yang berasal dari Bandung, Jawa Barat. Seblak sangat populer di semua kalangan di Jawa Barat. Namun tidak hanya populer di daerah Jawa Barat saja, seblak juga populer diluar Jawa Barat bahkan luar Jawa. Seblak yang selalu ramai dengan peminatnya ini menjadikan alasan Teh Pipih untuk mencoba berjualan seblak.

kedai yang bernuansa serba biru/dokumentasi pribadi
kedai yang bernuansa serba biru/dokumentasi pribadi
Di kedai yang bernuansa serba biru, tembok biru, kursi biru. Dengan ruangan yang luas, dan tempat memasak yang luas juga, Teh Pipih mulai bercerita awal mula dan bagaimana ia merintis usahanya itu dengan tetap melayani pelanggan sambil memasak di depan kompor.

Awal mula ia membangun bisnisnya yaitu pada tahun 2014, karena seblak yang banyak peminatnya, ia tertarik untuk terjun ke dunia bisnis dengan bermodalkan keberanian dan kemampuan memasaknya.

"Karena banyak yang suka seblak, di tahun 2014 saya jadi tertarik untuk coba-coba membuka usaha dengan menjual seblak, selain itu saya juga ingin mengembangkan kemampuan memasak saya" tutur Teh Pipih.

Pedagang yang berasal dari Desa Rajagaluh Kecamatan Rajagaluh ini, tidak serta merta langsung bisa membangun sebuah kedai seperti sekarang, namun ia awalnya hanya berjualan di depan rumahnya dengan gerobak yang tidak terlalu besar dan hanya ada 4 tempat duduk saja.

"Saya awal jualan di depan rumah yang masuk gang, tapi Alhamdulillah sekarang sudah bisa berjualan di dekat jalan raya" ungkap Teh Pipih sambil menyajikan seblak untuk pelanggan.

Berkat kesabaran dan keuletannya dalam menjalankan usahanya itu, saat ini Teh Pipih berhasil mengembangkan usaha seblaknya itu dan bisa menyewa sebuah toko di samping jalan raya.

Teh Pipih juga sudah mempunyai banyak pelanggan tetap di sekitar Desa Rajagaluh dan sekitarnya. Pelanggannya sebagian besar adalah anak-anak muda perempuan yang senang sekali dengan seblak. Mereka biasa berkunjung ke kedai seblaknya tersebut walau saat pandemi seperti ini. .

Pandemi Covid-19 ini sepertinya sudah membuat banyak usaha mengalami penurunan omset bahkan kebangkrutan. Namun Teh Pipih menceritakan bahwa walaupun di masa pandemi Covid-19, usahanya itu berhasil stabil dan tidak mengalami penurunan omset.

Saat datangnya pandemi, Teh Pipih memikirkan agar usahanya itu tetap stabil dan tidak mengalami penurunan keuntungan. Lalu munculah ide untuk membuat menu-menu baru yang tetap bisa menarik pelanggan walau masa pandemi saat ini.

Teh Pipih menuturkan "Meski pandemi ini Alhamdulillah omset tetap stabil karena saya terus membuat menu-menu baru di kedai lalu say pasang menu itu di baliho kecil di depan, Alhamdulillah banyak pelanggan yang penasaran dan ingin mencoba menu baru".

Keterampilan dan keberhasilannya dalam menstabilkan usahanya itu tentu patut diapresiasi, karena tidak banyak usaha yang tetap stabil walau saat pandemi Covid-19. Ia berhasil menstabilkan usahanya dengan terus ulet dan mencoba memperbarui menu-menu yang tersedia di kedai seblaknya tersebut. Sehingga banyak pelanggan yang selalu penasaran dengan menu-menu baru yang tersedia.

Winda (19) salah satu pelanggan yang biasa membeli seblak mengatakan " saya suka jajan kesini karena menunya banyak, jadi gak bosen kalau jajan, Teh Pipih nya juga ramah jadi seneng aja kalau jajan kesini" jelas Winda sambil tersenyum ke arah Teh Pipih.

Saat ini sudah tersedia lebih dari 20 menu seblak dengan berbagai toping dan varian level kepedasan, seperti seblak ceker, seblak balungan, seblak kwetiau, seblak batagor, dan masih banyak lagi. Tidak hanya itu, di kedai ini juga menyediakan aneka minuman-minuman berbagai rasa, seperti es jeruk, es teh, es susu, dan masih banyak yang lainnya.

Kedainya mulai dibuka pada jam 10 pagi sampai dengan jam 8 malam. Saat ini di kedai miliknya, sudah menyediakan 10 meja dengan 2 ruangan, dan ada kulkas dengan berbagai minuman. Di dalam tempat memasak terdapat berbagai macam toples bumbu dan toping yang digunakan untuk membuat seblak.

Dalam sehari, kedainya bisa menghabiskan 800-100 porsi seblak, dalam berbagai toping dan varian kepedasan, dan sekitar 5 kg daging perharinya. Lalu kedainya itu dalam sebulan saja bisa menghabiskan sekitar 60 liter minyak, 30 kg bumbu, dan 30 kg cabai kering.

Berkat usahanya yang berkembang, Teh Pipih yang awalnya memasak dan melayani pelanggan  sendiri, namun saat ini ia sudah mempunyai 5 karyawan yang biasa membantunya untuk berjualan. Dan karyawan yang mengantarkan makanan jika ada yang memesan seblak dari rumah atau delivery. Namun saat ini Teh Pipih belum memasukan seblaknya itu di aplikasi manapun, ia masih menerima pesanan lewat pesan WhatsApp langsung kepadanya.

Teh Pipih memberi pesan " kalau menjalankan usaha itu yang terpenting dari kitanya harus sabar, ulet, kreatif dan ramah juga agar pelanggan puas dengan apa yang kita berikan kepada mereka".

Keterampilan Teh Pipih dalam mengolah menu dengan terus membuat menu baru bisa kita contoh dalam menjalankan usaha kita. Kita harus memiliki keterampilan agar usaha kita tetap bertahan meski dalam masa pandemi. Dan jangan lupa untuk membuat pelanggan puas dengan apa yang kita berikan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun