Di era globalisasi yang ditandai dengan kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan, pendidikan menghadapi tantangan besar untuk tetap relevan. Di tengah perubahan dunia yang semakin dinamis, kemampuan berfikir kritis menjadi salah satu keterampilan yang sangat diperlukan. Adapun keterampilan yang diperlukan untuk menghadapi abad globalisasi ini yaitu dengan 4C : Critical Thinking and problem Solving Skills, Collaboration Skills, Communication Skills, Creativity and Innovations Skills.Â
   Salah satu keterampilan yang sangat diperlukan dalam menghadapi abad globalisasi ini adalah keterampilan atau kemampuan untuk berfikir kritis. Berfikir kritis menurut Dewis adalah sebuah proses aktif dimana seseorang dapat memikirkan berbagai hal untuk kepentingan dirinya sendiri dan tidak mudah untuk menerima berbagai hal dari orang lain. Dalam membangun generasi berfikir kritis tentunya tidak ada hal yang instan begitu saja, maka diperlukan langkah langkah untuk dapat membangun generasi berfikir kritis.Â
Langkah Membangun Generasi Berfikir Kritis
Diantaranya:
1. Mendorong Budaya BertanyaÂ
Yang mana guru dan orang tua perlu menciptakan lingkungan dimana siswa merasa nyaman dan yakin untuk bertanya tanpa siswa tersebut takut salah.Â
2. Melatih Kemampuan Analisis dan RefleksiÂ
Dimana peran guru yaitu mengajak siswanya untuk menganalisis informasi serta merefleksikan proses belajar mereka .
3. Mengembangkan Diskusi KritisÂ
Metode FGD (forum Group Discussion) cocok digunakan untuk bisa membangun nalar berfikir kritis. Dengan mengembangkan Diskusi Kritis ini mampu melatih siswa untuk bisa mengungkapkan ide ide, argumen argumen dan dapat mencari penyelesaian masalah.Â
4. Mengintegrasikan Pemecahan MasalahÂ
Guru perlu mengajak siswa dan mengajarkan bagaimana untuk mendefinisikan masalah, serta dapat mengidentifikasi solusi dan mengevaluasi hasil dari apa yang dilakukannya.Â
5. Menanamkan Nilai Etika dan TanggungjawabÂ
Disamping untuk bisa mendidik siswa untuk bisa berfikir kritis, perlu adanya penanaman nilai etika dan tanggungjawab. Yang mana guru perlu mendorong atau mengajarkan siswanya untuk bisa memahami dampak keputusan mereka terhadap lingkungan dan masyarakat.Â
Adapun paradigma pembelajaran yang membangun berfikir kritis diantaranya yaitu.
1. Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning)Â
Dimana dalam pembelajaran ini, siswa harus terlibat dalam proyek jangka panjang yang menuntut mereka untuk merencanakan, melakukan dan mengevaluasi hasil kerjanya.Â
2. Pembelajaran KolaboratifÂ
Dalam pembelajaran ini, tentunya mengajak siswa untuk bisa bekerja sama dalam kelompok. Karena dalam kelompok bisa memungkinkan siswa untuk berbagi ide ide dan mengembangkan keterampilan berfikir kritis.
3. Metode Inquiry Based LearningÂ
Yaitu pembelajaran berbasis Penyelidikan. Untuk mendorong siswa aktif bertanya, meneliti dan menemukan jawaban sendiri.Â
4. Pemanfaatan Teknologi DigitalÂ
Di era globalisasi ini, tentunya kita tidak bisa menghindarinya. Adanya kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan yang berkembang bisa kita manfaatkan. Teknologi seperti simulasi, perangkat lunak pembelajaran, dan sumber daya online lainnya, membantu menciptakan lingkungan belajar yang interaktif dan kontekstual.Â
5. Penggunaan Studi Kasus
Studi kasus memungkinkan siswa untuk menganalisis situasi nyata, mengidentifikasi masalah  dan merancang solusi.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H