Mohon tunggu...
Siti Fatimatun Zaroh
Siti Fatimatun Zaroh Mohon Tunggu... Mahasiswa - i love my self

Mahasiswa Ilmu Komunikasi UIN Sunan Kalijaga (20107030100)

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Pro-Kontra terhadap Vaksinasi Covid-19

17 April 2021   01:25 Diperbarui: 17 April 2021   01:52 282
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Temuan kami menerangkan bahwa CoronaVac sanggup memicu respons antibodi yang cepat pada empat minggu sehabis imunisasi menggunakan menaruh 2 dosis vaksin dalam interval 14 hari," istilah Zhu Fengcai, keliru satu penulis makalah tadi, "Kami konfiden ini menciptakan vaksin cocok buat penggunaan darurat selama pandemi," jelasnya.

p2p.kemkes.go.id
p2p.kemkes.go.id

Kurangnya kesadaran masyarakat dalam pencegahan penularan Covid-19 ini, pemerintah pun mengambil langkah tepat dengan memberikan vaksin kepada seluruh masyarakat yang dipelopori oleh Bapak Presiden Joko Widodo dan tokoh-tokoh masyarakat lainnya termasuk artis Raffi Ahmad.

Sebelumnya ada beberapa sejumlah mitos mengenai vaksin yang beredar di tengah masyarakat. Mitos ini yang menyebabkan masyarakat ennggan untuk disuntik vaksinasi. Padahal sebenarnya vaksin digunakan untuk memutus rantai penularan virus Covid-19. Terdapat beberapa mitos mengenai vaksin yang beredar di masyarakat diantaranya.

  • Penyakit infeksi bisa dihindari dengan gaya hidup sehat saja
  • Vaksin mengandung zat yang berbahaya
  • Vaksin mengandung sel janin aborsi
  • Vaksin menyebabkan autisme (gangguan perkembangan otak)
  • Penyakit yang sudah ada vaksinnya, tidak perlu divaksinasi lagi
  • Terdapat isu halal-haram vaksin
  • Anak yang telah diimunisasi akan tetap saja sakit

Sebenarnya ada orang yang pertama kali yang berani menjalankan uji coba terhadap vaksin yaitu Bapak Ridwan Kamil selaku Gubernur di Jawa Barat. Tentu saja hal ini ia lakukan agar masyarakat percaya bahwa vaksin tersebut benar-benar bermanfaat untuk meningkatkan imun dan tidak berbahaya bagi kesehatan.

Jika saja seorang pemimpin tidak berani melakukan uji coba terhadap penyuntikan vaksin lalu bagaimana dengan rakyatnya? Maka kemungkinan rakyatnya akan menolak penyuntikan terhadap vaksin. Jadi dapat disimpulkan bahwa Bapak Ridwan Kamil bersedia menjalankan uji coba vaksin adalah untuk memberi kepercayaan dan menjamin keselamatan terhadap masyarakatnya.

Seletah Bapak Ridwan Kamil divaksin, alhamdulillah kondisi Bapak Gubernur sampai saat ini tetap bugar dan sehat wal afiyat. Menurut beliau imun tubuhnya meningkat hingga 99% , hanya saja setelah divaksin ia merasa pegal dan mengantuk selama tiga hari.

Hasil menurut BPOM, telah memenuhi persyaratan otoritas kesehatan dunia (WHO) dengan minimal efikasi vaksin sebesar 50 persen.

"Efikasi vaksin sebesar 65,3 persen dari hasil uji klinis di Bandung tersebut menunjukan harapan bahwa vaksin ini mampu untuk menurunkan kejadian penyakit Covid-19 hingga 65,3 persen," ujar Penny.

Namun sayangnya, tidak semua orang bersedia untuk disuntik vaksin. Program pemerintah yang begitu gencar untuk membantu serta memulihkan bidang kesehatan dan kesejahteraan masyarakat masih ada saja warga yang menolak pemberian vaksin.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun