meretakkan sendiku. lalu kulihat pintu riwayat yang terbuka
dan tangan kukuhmu merengkuh ujung rasaku
seperti selaksa langit, hatiku mekar
dalam makrifat yng tak pernah pudar
semenjak gerimis doa menasbihkan namamu
jarak selalu membuatku ingin kembali
ke pantai yang telah kutinggalkan
dan ingin kubangun lagi surau bercahaya
di sudut lintasan waktu
lalu, kutuliskan rindu dalam mushaf-mushaf
pada angin yang menghembuskan segenap cintaku
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!