Mohon tunggu...
Zuhrotul Makrifah
Zuhrotul Makrifah Mohon Tunggu... -

saya seorang peniti rantau. mencoba memaknai hidup dengan perjuangan.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Puisi

21 Mei 2012   09:04 Diperbarui: 25 Juni 2015   05:01 64
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

meretakkan sendiku. lalu kulihat pintu riwayat yang terbuka

dan tangan kukuhmu merengkuh ujung rasaku

seperti selaksa langit, hatiku mekar

dalam makrifat yng tak pernah pudar

semenjak gerimis doa menasbihkan namamu

jarak selalu membuatku ingin kembali

ke pantai yang telah kutinggalkan

dan ingin kubangun lagi surau bercahaya

di sudut lintasan waktu

lalu, kutuliskan rindu dalam mushaf-mushaf

pada angin yang menghembuskan segenap cintaku

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun