Anak-anak yang memahami coding tidak hanya menjadi pengguna teknologi, tetapi juga pencipta. Mereka lebih memahami bagaimana teknologi bekerja, sehingga lebih siap menghadapi tantangan teknologi di masa depan.
Banyak negara sudah mulai mengintegrasikan coding dalam kurikulum pendidikan. Misalnya:
Finlandia: Memperkenalkan coding sebagai bagian dari kurikulum wajib sejak usia 7 tahun.
-
India: Melalui inisiatif National Education Policy 2020, coding diajarkan mulai dari kelas 6.
Indonesia: Beberapa sekolah dan lembaga kursus mulai menawarkan program coding seperti Code.org dan Clevio Coder Camp.
Meskipun penting, mengajarkan coding kepada anak-anak memiliki tantangan seperti keterbatasan akses teknologi dan kurangnya guru yang terlatih. Solusinya adalah:
Menggunakan platform gratis seperti Scratch dan Code.org.
Memberikan pelatihan coding untuk guru melalui program sertifikasi.
Menyediakan perangkat keras sederhana seperti Raspberry Pi untuk belajar coding.
Mengajarkan coding kepada anak-anak adalah langkah strategis untuk mempersiapkan mereka menghadapi tantangan masa depan. Selain meningkatkan kemampuan berpikir logis, kreativitas, dan kolaborasi, coding juga membuka peluang karir yang luas di era digital. Dengan dukungan dari sekolah, orang tua, dan pemerintah, coding dapat menjadi alat pemberdayaan anak-anak menuju masa depan yang cerah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H