Mohon tunggu...
zahratul salsabila
zahratul salsabila Mohon Tunggu... Lainnya - mahasiswi

berenang travel

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Zahra, Anak Ridwan Kamil Memilih Buka Hijab: Pelarian Mencari Jati Diri

17 Juli 2024   14:22 Diperbarui: 17 Juli 2024   14:32 18
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.google.com/url?sa=i&url=https%3A%2F%2Fwolipop.detik.com%2Fentertainment-news%2Fd-7288112%2Fgaya-zara-anak-ridwan-kamil-lebaran-di-inggris-

Zahra, Anak Ridwan Kamil, Memilih Buka Hijab

Pelarian Mencari Keyakinan Dan Jati Diri

Zahra Kamil, putri dari Walikota Bandung yang karismatik Ridwan Kamil, telah menjadi perbincangan hangat di media sosial dan masyarakat umum. Anak kedua Ridwan Kamil dan Atalia Praratya Camillia Laetitia Azzahra, juga dikenal sebagai Zara alumni dari SMAN 3 Bandung, yang lulus pada tahun 2021. meneruskan pendidikan ayah dan kakaknya di Institut Teknologi Bandung, belajar di Sekolah Arsitektur, Perencanaan, dan Pengembangan Kebijakan Institut Teknologi Bandung (SAPPK ITB) selama satu tahun melalui jalur prestasi SNMPTN 2022.Namun Zara memutuskan untuk tidak melanjutkan studi di ITB. Melainkan memilih Newcastle University, Inggris dengan jurusan S1-Arsitektur. Zara mengaku, sejak SMP sudah memiliki mimpi ingin kuliah di luar negeri sejak lama. Zara dikenal merupakan seorang gadis yang mandiri oleh teman dan keluarganya, tanpa membawa embel-embel anak pejabat.

Zahra biasanya menjaga privasinya, tidak seperti ayahnya, yang dikenal sebagai figur publik yang berpengaruh. Keputusannya untuk membuka hijab baru-baru ini, bagaimanapun, telah menarik perhatian banyak orang. Yang sebelumnya dikenal sebagai sosok yang religius dan selalu mengenakan hijab, tiba-tiba memutuskan untuk meninggalkannya. apapun yang dilakukannya tak pernah luput dari sorotan publik. Akun media sosialnya selalu dipantau netizen. Sejumlah aksinya di Instagram tak jarang memicu kontroversi, mulai dari unggahan hingga reaksinya terhadap kritik netizen. Lewat unggahan Instagram-nya, Zara mengumumkan bahwa dirinya tak lagi mengenakan kerudung. Keputusan ini diambil setelah diskusi panjang dengan orangtua.

Tidak diragukan lagi, ada berbagai reaksi terhadap keputusan Zahra. Sangat penting untuk memahami bahwa memakai hijab atau tidak adalah pilihan pribadi setiap orang, namun sebagian orang percaya bahwa keputusan Zahra adalah keputusan pribadi yang harus dihormati, sementara orang lain menganggapnya sebagai polemik yang rumit.

Banyak nya hujatan dan pembincangan, Zahra sendiri hingga men nonaktifkan akun sosial media nya, Memahami bagaimana kasus ini dapat mempengaruhi aspek-aspek kepribadian ini memberikan pemahaman yang lebih luas tentang kompleksitas proses tersebut dan bagaimana setiap orang meresponsnya secara berbeda berdasarkan konteks kehidupan mereka masing-masing.tentu saja banyak nya pandangan negatif maupun positif akan berdampak pada kepribadian,

  • Identitas Agama

Melepas hijab dapat menyebabkan seseorang berpikir ulang tentang identitas agamanya. Ini dapat berarti mencari kembali dan menafsirkan kembali praktik dan keyakinan keagamaan yang mendasari pemakaian hijab sebelumnya.

Identitas agama dalam pandangan teori Psikoanalisi: 

dapat dianggap sebagai bagian dari struktur kepribadian seseorang dalam teori psikoanalisis, yang dikembangkan oleh Sigmund Freud dan diperluas oleh para psikoanalis setelahnya. Konsep diri (ego) adalah bagian dari kepribadian yang mediasi antara keinginan naluriah individu (id), tuntutan realitas eksternal, dan norma moral internal. Identitas agama seseorang dapat menjadi bagian dari integral

Freud berpendapat bahwa orang sering mengalami konflik internal antara berbagai bagian kepribadian mereka. Salah satu contohnya adalah konflik antara keinginan naluriah dan keinginan alami. seperti perbedaan antara superego, atau ego, dan keinginan naluriah, atau id. Jika ada ketegangan antara keinginan pribadi dan tuntutan agama atau nilai moral yang dianut, identitas agama dapat menjadi sumber konflik internal.

Melepas hijab mungkin membantu sebagian orang mengekspresikan kepribadian ekstrovert mereka tanpa batasan pakaian tertentu, sementara bagi yang lain, itu mungkin menimbulkan perasaan lebih tertutup atau introvert.

Kepribadian Ekstrovert dan Introvert dalam teori Behaviorisme

  • Introvert: Seseorang yang membuka hijab mungkin mengalami perubahan dalam cara stimulus sosial dikaitkan dengan reaksi emosional atau psikologis tertentu. Misalnya, mereka mungkin merasakan kecemasan atau ketegangan ketika terlibat dalam situasi sosial yang melibatkan pakaian tertentu. 
  • Ekstrovert: Seseorang yang membuka hijab mungkin mengalami perubahan dalam lingkungan sosial mereka yang membuat mereka lebih ekstrovert. Mereka mungkin telah menjadi bagian dari komunitas atau kelompok baru di mana membuka hijab dianggap sebagai norma atau kebiasaan yang baik.
  • Kesehatan Mental

Melepas hijab adalah proses yang sangat emosional dan dapat berdampak pada kesehatan mental seseorang karena dapat menyebabkan kecemasan, dilema, atau bahkan pemahaman yang lebih dalam tentang diri mereka sendiri.

Dalam teori humanisme : kesehatan mental dianggap sebagai hasil dari proses self-actualization, di mana orang merasa puas dengan diri mereka sendiri, memiliki tujuan hidup yang bermakna, dan mampu mengatasi kesulitan dengan produktif.

Dalam teori trait big 5 : kesehatan mental dianggap sebagai hasil dari kombinasi elemen kepribadian seperti kehati-hatian, kestabilan emosional, ekstroversi, keterbukaan terhadap pengalaman, dan kesungguhan.

Dari sini kita bisa mengambil kesimpulan bahwa tindakan dan respon dari orang lain sangat berdampak besar bagi kesehatan mental dan kepribadian seseorang, belajar untuk memberi nasihat dan masukan dengan sususan kata yang baik dan mudah di terima dengan orang lain,

perlu di ketahui bahwa kiita makhluk sosial yang tak luput dari kesalahan, mencoba intropeksi diri, dan memperbaiki diri, bagaimanapun semua orang punya jalan dan arah kehidupannya sendiri,  tugas kita sebagai orang sekitarnya hanya menegur dan memberi masukan ke arah yang baik, jangan sampai merusak dan menghanncurkan kehidupan orang lain, karna kita adalah makhluk sosial yang akan saling membutuhkan

Referensi :

"The Future of an Illusion" (1927)Freud membahas konsep agama sebagai bentuk ilusi yang diciptakan oleh manusia sebagai cara untuk mengatasi ketidakpastian dan ketakutan dalam kehidupan.

"Civilization and Its Discontents" (1930)Freud menyajikan gagasan bahwa agama, meskipun memiliki kelebihan dalam memberikan kenyamanan dan harapan, juga dapat menjadi sumber konflik internal

"Psychology: The Science of Behavior" oleh Neil R. Carlson dan William Buskist (2013)

"Behavioral Genetics" oleh Robert Plomin, John C. DeFries, dan David W. Fulker (2013)kontribusi genetik dan lingkungan terhadap pembentukan perilaku individu.

"Personality and Assessment" oleh Walter Mischel (1968)pendekatan behavioris terhadap kepribadian dan penilaian kepribadian,respons terhadap penguatan, adaptabilitas, dan perubahan perilaku dalam konteks situasional. Meskipun tidak secara khusus membahas introvert,

https://belitung.tribunnews.com/2024/04/08/sosok-dan-profil-zara-anak-ridwan-kamil-yang-lepas-hijab-keluar-dari-itb-setelah-1-tahun-kuliah#google_vignette

https://www.researchgate.net/publication/331069078_Dinamika_Disonansi_Kognitif_Perempuan_Muslim_yang_Tidak_Berhijab_di_Sriwijaya_Post

https://gramedia.com/best-seller/ekstrovert/

https://baladena.id/kesehatan-mental-dalam-perspektif-psikologi-humanistik/

https://baladena.id/kesehatan-mental-dalam-perspektif-psikologi-humanistik/

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun