Mohon tunggu...
zahratul salsabila
zahratul salsabila Mohon Tunggu... Lainnya - mahasiswi

berenang travel

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Zahra, Anak Ridwan Kamil Memilih Buka Hijab: Pelarian Mencari Jati Diri

17 Juli 2024   14:22 Diperbarui: 17 Juli 2024   14:32 15
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.google.com/url?sa=i&url=https%3A%2F%2Fwolipop.detik.com%2Fentertainment-news%2Fd-7288112%2Fgaya-zara-anak-ridwan-kamil-lebaran-di-inggris-

Kepribadian Ekstrovert dan Introvert dalam teori Behaviorisme

  • Introvert: Seseorang yang membuka hijab mungkin mengalami perubahan dalam cara stimulus sosial dikaitkan dengan reaksi emosional atau psikologis tertentu. Misalnya, mereka mungkin merasakan kecemasan atau ketegangan ketika terlibat dalam situasi sosial yang melibatkan pakaian tertentu. 
  • Ekstrovert: Seseorang yang membuka hijab mungkin mengalami perubahan dalam lingkungan sosial mereka yang membuat mereka lebih ekstrovert. Mereka mungkin telah menjadi bagian dari komunitas atau kelompok baru di mana membuka hijab dianggap sebagai norma atau kebiasaan yang baik.
  • Kesehatan Mental

Melepas hijab adalah proses yang sangat emosional dan dapat berdampak pada kesehatan mental seseorang karena dapat menyebabkan kecemasan, dilema, atau bahkan pemahaman yang lebih dalam tentang diri mereka sendiri.

Dalam teori humanisme : kesehatan mental dianggap sebagai hasil dari proses self-actualization, di mana orang merasa puas dengan diri mereka sendiri, memiliki tujuan hidup yang bermakna, dan mampu mengatasi kesulitan dengan produktif.

Dalam teori trait big 5 : kesehatan mental dianggap sebagai hasil dari kombinasi elemen kepribadian seperti kehati-hatian, kestabilan emosional, ekstroversi, keterbukaan terhadap pengalaman, dan kesungguhan.

Dari sini kita bisa mengambil kesimpulan bahwa tindakan dan respon dari orang lain sangat berdampak besar bagi kesehatan mental dan kepribadian seseorang, belajar untuk memberi nasihat dan masukan dengan sususan kata yang baik dan mudah di terima dengan orang lain,

perlu di ketahui bahwa kiita makhluk sosial yang tak luput dari kesalahan, mencoba intropeksi diri, dan memperbaiki diri, bagaimanapun semua orang punya jalan dan arah kehidupannya sendiri,  tugas kita sebagai orang sekitarnya hanya menegur dan memberi masukan ke arah yang baik, jangan sampai merusak dan menghanncurkan kehidupan orang lain, karna kita adalah makhluk sosial yang akan saling membutuhkan

Referensi :

"The Future of an Illusion" (1927)Freud membahas konsep agama sebagai bentuk ilusi yang diciptakan oleh manusia sebagai cara untuk mengatasi ketidakpastian dan ketakutan dalam kehidupan.

"Civilization and Its Discontents" (1930)Freud menyajikan gagasan bahwa agama, meskipun memiliki kelebihan dalam memberikan kenyamanan dan harapan, juga dapat menjadi sumber konflik internal

"Psychology: The Science of Behavior" oleh Neil R. Carlson dan William Buskist (2013)

"Behavioral Genetics" oleh Robert Plomin, John C. DeFries, dan David W. Fulker (2013)kontribusi genetik dan lingkungan terhadap pembentukan perilaku individu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun