Mohon tunggu...
ZAHRATUL MARISSA
ZAHRATUL MARISSA Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Memasak dan Berolahraga Badminton

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pengaruh Keluarga Broken Home terhadap Psikologi Pendidikan Anak

30 Oktober 2023   19:47 Diperbarui: 30 Oktober 2023   20:00 136
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

3. Sexual problem, krisis kasih sayang, mencoba menutupi dengan mencukupi kebutuhan hawa nafsu.

4. Spiritual problem, mereka kehilangan tuhan.

Sedangkan dampak pada psikologis yaitu (a). Broken Heart: Seseorang akan merasakan kepedihan dan kehancuran hati sehingga memandang hidup ini sia-sia serta mengecewakan. Kecenderungan ini membentuk anak tersebut kekurangan kasih sayang serta anak akan bertindak pada yang bersifat keanehan seksual. Contohnya sex bebas, homo sex, lesbian, jadi simpanan orang,tertarik dengan istri atau suami orang lain serta lain-lain.

(b). Broken Relation: Seseorang merasa bahwa tidak ada orang yang perlu dihargai, tidak ada orang yang dapat dipercaya serta tidak ada orang yang dapat diteladani. Kecenderungan ini membentuk anak menjadi orang yang masa bodoh terhadap orang lain, suka mencari perhatian, kasar, egois, dan tidak mendengar nasihat orang lain.

(c). Broken Values: Seseorang kehilangan ”nilai kehidupan” yang benar. Baginya dalam hidup ini tidak ada yang baik, benar, atau merusak yang ada hanya yang ”menyenangkan” dan yang ”tidak menyenangkan”, pokoknya apa saja yang menyenangkan maka ia akan lakukan.

Tantangan yang dihadapi oleh anak broken home ketika dihadapkan suatu pilihan antara tinggal bersama ayah atau ibu, anak broken home akan lebih memilih pergi meninggalkan rumah, karena bagaimanapun juga seorang anak mengharapkan keluarga yang harmonis,ayah dan ibu yang tetap terjaga keutuhan pernikahannya. Belum lagi anak broken home akan mengalami gangguan mental.

Apakah anda sering melihat anak-anak broken home bersikap diluar batas, sulit dikendalikan atau bersikap seolah orang yang mengalami gangguan mental ? 

Seringkali anak broken home mengalami tekanan seperti halnya depresi dan cemas karena tidak memiliki teman untuk mendengarkan. Sedangkan orang tua biasanya tempat untuk menyampaikan keluh kesah dan hal buruk.

Tetapi anak yang mengalami broken home tidak semua berdampak negatif, adapun dampak positif yaitu menjadikan seorang anak lebih dewasa, lebih bijak dalam bertindak dan juga mandiri.

Berdasarkan data yang ditemukan pada kamis, 14 September 2023 dipublikasikan oleh detik.edu yaitu kisah Supi, anak broken home yang bisa kuliah di Taiwan berkat IISMA.

Supi adalah mahasiswa semester 5 program studi D4 Teknik Informatika di Politeknik Negeri Padang (PNP). Ia berkesempatan untuk berkuliah di Yuan Ze University setelah mendapat beasiswa Indonesian International Student Mobility Award (IISMA) dari Kemendikbudristek. Supi mengaku dirinya sudah menjadi anak broken home sejak usianya 6 tahun. Supi tidak besar dengan salah satu dari orang tuanya, melainkan tinggal bersama bibi. Supi mengatakan bahwa dirinya berusaha sangat keras untuk bisa lolos IISMA. Ia juga harus menyisihkan cukup banyak uang dari beasiswa KIP Kuliahnya untuk menyiapkan keperluan paspor, ijazah, dan tes.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun