PENGERTIAN ILMU KALAM
Ilmu berasal dari bahasa inggris 'science' yang artinya usaha untuk mencari tahu atau menemukan dan meningkatkan pemahaman manusia dari segi kenyataan dalam alam manusia. Secara ilmiah, ilmu adalah sekumpulan pengetahuan sistematis yang merupakan produk dari aktivitas penelitian dengan metode ilmiah. Jadi, ilmu adalah semua proses kegiatan tentang suatu keadaan dengan menggunakan alat, prosedur atau cara, dan metode sehingga menghasilkan pengetahuan yang baru bagi manusia itu sendiri.
Secara harfiah, kalam berarti 'perkataan' atau 'percakapan'. Sedangkan secara istilah, ilmu kalam adalah ilmu yang membicarakan tentang wujud, sifat-sifat yang ada dan tidak ada pada Allah SWT dan Rasul Allah SWT untuk menetapkan kebenaran akan ke rasulan-Nya. Ilmu kalam ini biasa dikenal dengan istilah Ilmu Tauhid. Dapat disimpulkan bahwa Ilmu Kalam atau yang biasa disebut Ilmu Tauhid ini adalah ilmu yang membicarakan tentang bagaimana menaruh kepercayaan-kepercayaan tentang agama islam dengan adanya bukti-bukti yang valid. Kepercayaan tersebut mencakup kepada Allah SWT(dan sifatnya), rasul, wahyu, akhirat, iman, dan lain-lainnya.
SEJARAH ILMU KALAM
Ilmu Kalam ada karena masalah politik, yang salah satunya adalah pembunuhan Utsman bin Affan yang diikuti oleh penolakan Mu'awiyah atas kekhalifahan Ali bin Abi Thalib. Ketegangan ini memuncak pada Perang Shiffin yang berakhir dengan keputusan tahkim, yaitu sebuah arbitrase (perjanjian yang dibuat berdasarkan kesepakatan para pihak untuk menyelesaikan sengketa) yang mengusulkan pemecahan kubu Sayyidina Ali menjadi dua bagian, yaitu: Syi'ah dan Khawarij. Sikap Ali yang menerima tipu muslihat dari Amr bin Ash yang merupakan utusan dari pihak Mu'awiyah dalam tahkim, tidak disetujui oleh sebagian tentaranya yang kemudian memnetangnya. Mereka menganggap Ali bin Abi Thalib telah berbuat salah dan memilih untuk memisahkan diri dari barisannya. Dalam sejarah islam, mereka dikenal dengan sebagai Khawarij (orang-orang yang keluar dan memisahkan diri). Sementara itu yang lainnya, tetap mendukung Ali menamakan mereka sebagai kelompok Syi'ah.
ALIRAN-ALIRAN ILMU KALAM
1. KHAWARIJ
Khawarij secara etimologis berasal dari bahasa arab "KHARAJA" yang berarti keluar, muncul, timbul atau memberontak. Sedangkan dalam terminology ilmu kalam, khawarij adalah sekte atau sekelompok aliran pengikut Ali bin Abi Thalib yang keluar meninggalkan barisan karena tidak kesepakatannya terhadap Ali yang menerima tahkim dalam perang siffin pada tahun 648M dengan kelompok bughat Muawiyah bin Abu Sufyan perihal persengketaan khilafah.
2. SYI`AH
Menurut bahasa, Syiah berasal dari kata berbahasa arab "SYAA`A YASYII`U SYII`AN SYII`ATAN" yang memiliki arti pendukung atau pembela. Menurut Al-Fairuz Abadi menerangkan bahwa "Syiah adalah pengikut atau pendukungnya yang dapat dapat terdiri atas dua orang atau lebih baik laki-laki maupun perempuan". Secara etimologis, Syiah adalah suatu golongan atau suatu kelompok yang berkumpul untuk suatu masalah dengan pandangan yang sama, pengikut atau pembela seseorang.
3. JABBARIYAH
Secara bahasa jabariyah berasal dari kata "JABARA" yang berarti memaksa dan mengharuskan melakukan sesuatu. Menurut Harun Nasution "jabariyah adalah paham yang menyebutkan bahwa segala perbuatan manusia telah ditentukan dari semula oleh Qadha dan Qadar Allah". Maksudnya, setiap perbuatan yang dikerjakan manusia tidak berdasarkan kehendak manusia, melainkan diciptakan oleh Tuhan dan dengan kehendak-Nya. Manusia tidak mempunyai kebebasan dalam berbuat, manusia mengerjakan perbuatan dalam ketrpaksaan.
4. QADDARIYAH
Qaddariyah berasal dari kata "QADARA" yang artinya berani untuk memutuskan dan berani memiliki kekuatan atau kemauan. Qaddariyah yang dimaksud dalam aliran ini adalah suatu pemahaman bahwa manusia memiliki suatu kebebasan dalam suatu kehendak dan memiliki suatu kemampuan untuk berbuat.
5. MU`TAZILLAH
Mu`tazillah berasal dari kata "I`TAZALA" yang artinya menjauhkan atau memisahkan diri dari sesuatu. Kata ini menjadi nama sebuah aliran dari ilmu kalam yang biasa disebut oleh para sarjana sebagai Mu`tazillah. Aliran ini berasal dari pandangan Washil bin Atha` sang pendiri yang berbeda dengan gurunya tentang status pendosa besar. Menurut pendapatnya, posisi mereka berada diantara iman dan kafir, jadi bukan berlawanan seperti diibaratkan warna hitam dan putih.
6. ASY`ARIYYAH
Nama ini berasal dari aliran islam yang nama lainnya adalah Ahlu Sunnah Wal Jannah. Aliran ini adalah aliran yang dinisabkan kepada pendirinya yaitu Abu Al-Hasan Ali ibn ismail Al-Asy`ari yang dilahirkan di Bahsrah dan wafat di Bahgdad. Iqa berguru kepada Abu Al-Jubbai yang merupakan seorang tokoh Mu`tazillah yang setia selama 40 tahun yang lalu keluar dan menyusun teologi baru yang berbeda dengan Mu`tazillah yang kemudian dikenal dengan nama Asy`ariyyah. Menurut suatu pendapat, hal ini terjadi dikarenakan ia bermimpi bertemu dengan Rasulullah yang berkata kepadanya bahwa Mu`tazillah adalah hal yang salah sedangkan Al-Hadist adalah yang benar.
7. MATURIDIYYAH
Nama Maturidiyyah berasal dari nama tokoh yang mengajukan pemikirannya sendiri. Nama lengkapnya adalah Abu Mansur Muhammad Ibn Mahmud Al-Maturidi yang lahir di Samarkand pada pertengahan kedua abad kesembilan Masehi dan wafat di tahun 994 M.
8. MURJI`AH
Murji`ah ini berasal dari bahasa arab "IRJA" yang artinya penundaan atau pengangguhan. Karena adanya sekte yang berkembang di awal islam yang dapat diistilahkan sebagai orang-orang yang diam. Mereka meyakini bahwa dosa besar merupakan imbangan atau pelanggaran terhadap keimanan dan bahwa hukuman atau dosa tidak berlaku selamanya. Maka dari itu, ia menunda pemutusan dan penghukuman pelaku dosa di dunia ini.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI