Istilah ”Bandwagon effect” berasal dari penggunaan kereta musik dalam suatu parade, yang kemudian mendorong orang-orang yang menyaksikan kereta musik tersebut untuk bergabung dan ikut menikmati musik yang diputar. Efek menular dari musik dan parade ini memastikan bahwa sejumlah besar orang akan ikut bergabung.
Prinsip ini digunakan sejak abad ke-19 dalam kampanye politik. Seiring berjalannya waktu, hal itu telah dipahami sebagai bentuk manipulasi untuk mempengaruhi orang agar bergabung dengan tren dalam politik atau perilaku konsumen. Implikasinya adalah bahwa karena begitu banyak orang melakukannya, maka hal itu pasti baik, atau setidaknya dapat diterima oleh banyak orang.
3. Aspek-Aspek Bandwagon Effect
1) Conformity
Brehm dan Kassin mendefinisikan konformitas sebagai kecenderungan individu untuk mengubah persepsi, opini, dan perilaku mereka sehingga sesuai atau konsisten dengan norma-norma kelompok (Suryanto dkk., 2012).
Menurut Myers, konformitas berarti perubahan perilaku pada individu sebagai akibat dari adanya tekanan kelompok. Konformitas bukan sekadar berperilaku seperti orang lain, tetapi juga dipengaruhi oleh bagaimana orang lain berperilaku (Myers, 2010).
2) Interpersonal influence
Menurut American Psychological Association, pengaruh interpersonal merupakan tekanan sosial langsung yang diberikan pada seseorang atau kelompok oleh orang atau kelompok lain dalam bentuk tuntutan atau ancaman di satu sisi dan janji imbalan atau persetujuan sosial di sisi lain.