Mohon tunggu...
Zahratul Aini
Zahratul Aini Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Psikologi Universitas Syiah Kuala

Zahratul Aini, sering disapa Zahra merupakan anak terakhir dari 10 bersaudara. Lahir di Sekerak Kanan, Kecamatan Sekerak, Kabupaten Aceh Tamiang, Aceh pada 06 Juli 2004. Menyelesaikan pendidikan dasar di Madrasah Ibtidaiyah Negeri 7 Aceh Tamiang. Kemudian melanjutkan pendidikan di SMP Swasta Islam Kuala Simpang. Dan waktu SMA bersekolah di SMA Negeri 1 Karang Baru. Sekarang, tengah menempuh studi strata satu di Universitas Syiah Kuala Banda Aceh Fakultas Kedokteran Prodi Psikologi.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Ikut-ikutan Tren Tiktok, Ternyata Menjadi Fenomena Bandwagon Effect

7 Maret 2023   21:38 Diperbarui: 7 Maret 2023   21:46 615
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto oleh cottonbro studio via https://www.pexels.com

Sepertinya sudah tidak asing lagi di lingkungan masyarakat sekarang, ketika ada sesuatu yang menjadi tren, kebanyakan orang akan langsung mengikuti tren tersebut. Fenomena mengikuti tren banyak dilakukan masyarakat terutama remaja-remaja melalui media sosial.

Akhir-akhir ini tiktok menjadi platfrom yang ramai dan banyak digunakan oleh mayoritas orang. Aplikasi ini menjadi media untuk berekspresi dengan membuat suatu konten video. Nah, seringnya video tiktok yang viral dijadikan suatu tren, dan orang-orang akan mengikuti tren tersebut.

Tren yang pernah muncul ditiktok antara lain, sebuah tren cara makan es krim cone. Es krim cone dimasukkan ke dalam sebuah wadah, Wafer dari cone es krim dihancurkan dan diaduk hingga tercampur secara merata, kemudian orang memakan es krim didalam wadah tersebut menggunakan sendok yang mereka bawa.

Selain makanan, style baju korea juga menjadi sorotan di kalangan muda. Ketika kita menggunakan baju oversize, sweater, vest rajut, dan blouse, kita akan mendapatkan pujian karena mengikuti tren outfit masa kini. Banyak remaja yang rela mengeluarkan banyak uang demi membeli baju-baju tersebut. Belakangan ini juga ada tren di tiktok membuat video a day in my life, yaitu tren membagikan video aktifitas sehari-hari. Di dalam psikologi, ternyata ada sebutan untuk fenomena ikut-ikutan, yaitu Bandwagon effect”.

1. Apa itu Bandwagon Effect?

Foto oleh Helena Lopes via https://www.pexels.com
Foto oleh Helena Lopes via https://www.pexels.com
                                                   

Bandwagon effect menjadi salah satu fenomena yang muncul dari pesatnya perkembangan media sosial. Menurut Linda dan Bloom (2017), bandwagon effect merupakan suatu fenomena psikologis di dalam masyarakat, ketika seseorang melakukan suatu hal hanya karena ia melihat orang lain melakukannya, terlepas dari alasan yang jelas dalam melakukan hal itu. Fenomena bandwagon effect (terkadang disebut juga sebagai efek penularan).

2. Awal Mula Istilah Bandwagon Effect

 kereta musik via https://www.amazon.com
 kereta musik via https://www.amazon.com

                                                         

Istilah ”Bandwagon effect” berasal dari penggunaan kereta musik dalam suatu parade, yang  kemudian mendorong orang-orang yang menyaksikan kereta musik tersebut untuk bergabung dan ikut menikmati musik yang diputar. Efek menular dari musik dan parade ini memastikan bahwa sejumlah besar orang akan ikut bergabung.   

Prinsip ini digunakan sejak abad ke-19 dalam kampanye politik. Seiring berjalannya waktu, hal itu telah dipahami sebagai bentuk manipulasi untuk mempengaruhi orang agar bergabung dengan tren dalam politik atau perilaku konsumen. Implikasinya adalah bahwa karena begitu banyak orang melakukannya, maka hal itu pasti baik, atau setidaknya dapat diterima oleh banyak orang.

3. Aspek-Aspek Bandwagon Effect

Foto oleh Afta Putta Gunawan via https://www.pexels.com
Foto oleh Afta Putta Gunawan via https://www.pexels.com

                                                                                  

 

1) Conformity

Brehm dan Kassin mendefinisikan konformitas sebagai kecenderungan individu untuk mengubah persepsi, opini, dan perilaku mereka sehingga sesuai atau konsisten dengan norma-norma kelompok (Suryanto dkk., 2012).

Menurut Myers, konformitas berarti perubahan perilaku pada individu sebagai akibat dari adanya tekanan kelompok. Konformitas bukan sekadar berperilaku seperti orang lain, tetapi juga dipengaruhi oleh bagaimana orang lain berperilaku (Myers, 2010).

2) Interpersonal influence

Menurut American Psychological Association, pengaruh interpersonal merupakan tekanan sosial langsung yang diberikan pada seseorang atau kelompok oleh orang atau kelompok lain dalam bentuk tuntutan atau ancaman di satu sisi dan janji imbalan atau persetujuan sosial di sisi lain. 

Pengaruh hubungan interpersonal didefinisikan sebagai kebutuhan untuk mengidentifikasi atau meningkatkan citra seseorang di dalam pendapat orang lain melalui cara perolehan dan penggunaan suatu produk atau merk, kesediaan diri untuk menyesuaikan diri dengan harapan orang lain mengenai pengambilan keputusan dalam membeli atau menggunakan suatu produk, serta kecenderungan seseorang untuk mempelajari suatu produk atau layanan dengan mengamati orang lain atau mencari informasi dari orang lain (Bearden, Netemeyer, & Teel, 1989).

3) Status seeking

Josh Kaufman menjelaskan status seeking sebagai suatu fenomena di mana manusia sangat peduli tentang apa yang orang lain pikirkan tentang mereka, dan menghabiskan banyak energi untuk melacak status relatif mereka dibandingkan dengan anggota lain dari kelompok mereka. Ketika peluang untuk meningkatkan status muncul, kebanyakan orang akan memanfaatkannya. Selain itu, ketika diberi pilihan di antara alternatif yang berbeda, orang biasanya akan memilih opsi dengan status persepsi tertinggi.

4. Penyebab Bandwagon Effect

Foto oleh Jopwell via https://images.pexels.com
Foto oleh Jopwell via https://images.pexels.com
                                                                                    

Menurut (Cherry, 2020), terdapat tiga faktor yang mendorong terjadinya bandwagon effect:

 1. Groupthink

Bandwagon effect merupakan jenis groupthink, artinya semakin besar jumlah orang yang mengikuti suatu tren maka semakin besar pula kemungkinan atau peluang orang lain untuk ikut tren tersebut.

2. Keinginan untuk menjadi benar

Setiap orang ingin menjadi benar dan ingin menjadi bagian dari pihak yang benar. Jika semua orang melakukan sesuatu, maka hal itu menimbulkan kesan bahwa yang dilakukan merupakan hal yang benar.

3. Kebutuhan untuk menjadi bagian dalam kelompok

Pada umumnya, individu tidak ingin terlihat sebagai orang yang aneh, sehingga membuat individu mengikuti apa yang dilakukan oleh anggota kelompok lain sebagai cara untuk memastikan penerimaan dirinya di dalam kehidupan sosial.


5. Dampak Bandwagon Effect pada tiktok

Foto oleh Kindel Media via https://www.pexels.com 
Foto oleh Kindel Media via https://www.pexels.com 

                                                                                  

Sudah menjadi hal yang umum bagi manusia untuk mengikuti suatu tren, baik itu secara sengaja maupun tidak. Hadirnya bandwagon effect bisa memberikan dampak positif maupun negatif. Semua itu bergantung pada jenis kegiatan atau tren yang kita ikuti.

Banyak sekali hal yang menjadi tren di tiktok. Contohnya banyak remaja yang berlomba-lomba harus memiliki pakaian ala-ala korea sesuai rekomendasi pada sebuah video tiktok. Sebenarnya, mereka ingin mengikuti tren outfit tersebut agar tidak di nilai memiliki cara berpakaian yang kuno oleh sekelompok orang. Bahkan ada juga tren makan makanan korea. Setiap ada suatu barang atau makanan yang sedang viral karena memiliki review bagus, mereka akan mulai berbondong-bondong memburunya di aplikasi belanja online. Gara-gara hal ini, remaja banyak menghabiskan uangnya hanya untuk membeli baju maupun makanan tersebut.

Bandwagon effect tidak selalu memberikan dampak negatif. Contohnya saja tren membuat konten video edukasi dan keterampilan di tiktok. Banyak orang-orang yang berusaha menciptakan konten yang kreatif, edukasi, dan menarik. Hal tersebut bisa meningkatkan keterampilan dan kemampuan penggunanya.

6. Tips menghindari Bandwagon Effect

Foto oleh Willian Fortunato via https://www.pexels.com
Foto oleh Willian Fortunato via https://www.pexels.com

Setelah mengetahui secara sekilas tentang istilah bandwagon effect. Berikut ini beberapa hal yang bisa kita lakukan sebagai langkah preventif:

1. Jangan terlalu mudah percaya terhadap saran dari orang lain. Pertimbangkan dengan matang dan lakukan evaluasi secara mandiri (bersikap kritis).

2. Jangan terburu-buru mengambil keputusan. Beri jeda waktu untuk berpikir sejenak agar keputusan yang dibuat tidak mencelakai diri sendiri di kemudian hari.

3. Tidak memaksakan diri serta keadaan untuk mengikuti suatu kelompok. Pilihlah lingkungan serta kelompok yang memang sesuai dengan kita. Baik itu dari segi nilai yang dipegang serta pola perilaku yang ada.

Generasi muda sebagai pengguna media sosial terbiasa mengekspresikan keinginan menjadi eksis. Bandwagon effect menjadi fenomena psikologi yang timbul akibat pesatnya perkembangan media sosial dimasyarakat.

Baik buruknya bandwagon effect tergantung dari cara kita menyikapinya dan di lingkungan seperti kita berada. Ingat, jangan sampai mengikuti tren yang bisa menghilangkan jati diri dan mengabaikan keamanan hidup hanya demi popularitas, ya!

Referensi 

Linda dan Bloom. (2017). The Bandwagon Effect. Psychology Today.


Cherry, K. (2020). Bandwagon Effect as a Cognitive Bias. verywellmind.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun