Rere dan teman-temannya mulai berusaha dan bekerja keras agar mereka tidak mendapatkan nilai E lagi. Rere tetap menjadi asisten dosen, tetapi Rere melakukannya sesuai dengan hasil yang ada. Mereka berhenti berbuat curang karena mereka mengkhawatirkan masa depan mereka. Mereka tidak ingin mendapatkan gelar tanpa dilengkapi pengetahuan. Mereka ingin menjadi seorang guru yang diteladani oleh murid-muridnya kelak.
Waktu wisuda pun tiba, mereka bersenang-senang karena telah melewati masa-masa sulit untuk mengejar ilmu. Mereka mulai berpisah satu persatu, karena tuntutan pekerjaan yang mengharuskan mereka berpisah. Rere yang ditempatkan diperkampungan, dan teman lainnya yang ditempatkan diluar kota. Mereka menjalani kehidupannya masing-masing dengan keluarga mereka sendiri.
Hingga beberapa tahun kemudian mereka bertemu setelah semuanya menjadi orang sukses. Rere yang dapat membalikkan keadaannya, keluarga Rere yang dapat memiliki rumahnya sendiri. Rere dan ibunya sudah tidak perlu memikirkan biaya kontrakan rumah lagi. Kehidupan Rere dan ibunya pun benar-benar sudah berubah, ditambah lagi adiknya Riri pun bekerja sebagai guru pula. Rere yang dapat mengubah kata-kata ejekan itu menjadi kata-kata pujian sudah terwujud. Tekad Rere yang dia pegang bertahun-tahun dapat mengubah segalanya, walaupun ia hanya dibesarkan oleh seorang ibu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H