Penulis: Zahra Salasatun Amanah (24080066)
 Prodi DIII Farmasi Politeknik Harapan Bersama
Sebelum menjelaskan lebih lanjut, sebenarnya era digital tuh apa sih?  dan apakah  ada kaitannya dengan menjaga kesatuan dalam keberagaman di dalam Bhinneka Tunggal Ika?
Era digital adalah era dimana semua kehidupan manusia sudah digantikan dengan teknologi dan informasi yang canggih. Di tahun 1990-an era digitalisasi mulai muncul di Indonesia dengan adanya Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) yang mulai diperkenalkan secara luas. Dan pada tahun 2000-an perkembangan digitalisasi mulai mengalami percepatan yang sangat cepat di Indonesia terutama perkembangan ekspansi dalam penggunaan internet. Pada tahun 2000, sekitar 2 juta orang mulai menggunakan internet di Indonesia. (Marketeers,2016)
Tanpa kita sadari, kita semua telah mengalami era digital yang sudah merubah cara kita dalam bekerja, berkomunikasi dengan sesama manusia, dan berinteraksi dengan lingkungan yang ada di sekitar kita. Di era digital ini sangat menguntungkan bagi manusia karena bisa membuka peluang yang besar dalam berbagai bidang, seperti dalam bidang bisnis, pendidikan, dan kehidupan sosial, tetapi dari semua kelebihan yang didapatkan di sisi lain, juga terdapat kekurangan yang bisa menimbulkan tantangan yang tidak bisa dianggap sepele. Di era yang digital ini informasi dapat diakses dengan mudah, sehingga pertumbuhan ekonomi mulai dari bisnis yang paling besar hingga bisnis kecil seperti UMKM dapat dijangkau dengan lebih efektif. Di sisi lain, budaya di Indonesia juga mengalami perubahan yang dipengaruhi oleh era digital.
Perubahan yang sangat cepat ini dapat memberikan peluang bahkan tantangan bagi masyarakat Indonesia. Masyarakat dituntut untuk menghadapi perkembangan teknologi yang semakin canggih. Peningkatan keterampilan baru dapat membuat individu dan organisasi harus bersaing di pasar yang semakin digital. Dengan semakin banyaknya teknologi baru, masyarakat dengan cepat mulai melupakan teknologi zaman dulu.
Eddi Karsito selaku praktisi pendidikan dan budaya memaparkan bahwa setiap warga negara dituntut ikut serta dalam menjaga nilai Pancasila di era digital. Eddi juga berpendapat bahwa diperlukan cara-cara kreatif yang bisa diterima generasi z dalam melestarikan nilai-nilai Pancasila.
"Falsafah Bhinneka Tunggal Ika dapat diperkuat dalam membangun budaya Indonesia dengan mengacu pada nilai-nilai kearifan lokal. Dengan begitu, harmonisasi dan kesetaraan di era digital dapat tercipta," jelasnya.
Era digital juga mengancam keberagaman di Indonesia kapan saja. Indonesia kaya akan keberagaman yang meliputi suku, agama, ras, warna kulit, bahasa, adat istiadat, dan keragaman sosial budaya. Adanya era yang serba canggih ini banyak budaya luar yang sangat mudah masuk sehingga bisa mengancam budaya luhur yang ada di Indonesia.
 "Keragaman budaya dan adat istiadat itu mudah dilihat lewat internet, seperti pakaian adat, rumah adat, hingga adat pernikahan suku-suku di Indonesia," kata Pengawas Sekolah SMA Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Lampung Tengah, dikutip dari keterangan tertulis, Selasa, 17 September 2024.
Mengusung tema "Keragaman dan Radikalisme di Era Digital", diskusi online untuk segmen pendidikan itu digelar oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) bersama Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Lampung.
Menjaga etika dan moral sebagai landasan hidup di dalam pergaulan ruang publik sangatlah penting. Sebagian fitur di internet memungkinkan berlaku antara etis atau tidak etis, mengingat bahwa pengguna internet berasal dari berbagai negara yang memiliki perbedaan. Diperlukan kesadaran untuk tetap menjadi masyarakat yang menjaga jati diri bangsa sebagai prioritas utama. Menjaga jati diri bangsa akan menjadi tanggung jawab dalam menerapkan nilai Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika dengan mempertahankan kearifan lokal akan memiliki karakter yang saling menghargai serta menjaga sikap toleransi dalam dunia digital.
Dikutip dari https://www.kominfo.go.id, keberagaman pluralitas di Indonesia akan menjadi sumber kekayaan yang luar biasa yang tidak bisa djumpai di negara lain. Maka dari itu harus disyukuri dan dirawat dengan pengetahuan dan toleransi.
Untuk kalangan generasi muda yang merupakan pengguna aktif teknologi digital, perlu ditekankan edukasi tentang pentingnya nilai-nilai toleransi. Agar mereka tahu bahwa perbedaan kekayaan bukan alasan untuk saling membenci tetapi harus saling menghargai.
Petunjuk kehidupan berbangsa dan bernegara harus ditanamkan masyarakat Indonesia sebagai nilai persaudaraan. Dalam Bhinneka Tunggal Ika harus diajarkan nilai-nilai persatuan dan kesatuan bagi bangsa Indonesia yang memiliki nilai-nilai luhur, budi pekerti, etika dan moral bagi setiap warga negara Indonesia dalam merangkai rasa kedamaian dan berbangsa.
Penanaman nilai Pancasila perlu dilakukan masyarakat Indonesia dalam era digital yang menjadi tantangan tersendiri. Banyaknya penyebaran berita bohong (hoax) serta ujaran kebencian kian beredar di media sosial sehingga bisa berdampak negatif terhadap persatuan dan kesatuan bangsa. Masyarakat dituntut untuk bisa memilih dan memilah informasi yang beredar di media sosial. Masyarakat juga harus memastikan bahwa teknologi dan informasi dalam era digital ini tidak digunakan dengan tujuan untuk merugikan orang lain atau lingkungan.
Menurut Anggota Komisi I DPR RI Andreas Hugo Pareira mengatakan bahwa "Merawat kebhinekaan melalui literasi media sosial dilakukan untuk menyebarkan penggunaan dan pemanfaatan teknologi yang benar dan bermanfaat bagi Indonesia."
Andreas juga mengatakan bahwa kerja sama Kominfo dan DPR RI harus terus dilakukan agar tidak terjadi kepanikan dan perpecahan karena berita hoax dan disinformasi di era digital yang sangat tinggi intensitasnya dan penyebarannya yang semakin cepat.
Dalam memperkuat kebhinekaan diperlukan sikap waspada dalam menyebarkan berita atau informasi yang sangat signifikan sekali. Tindakan itu semua dilakukan dengan tujuan untuk menjaga keharmonisan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Dengan segala persoalan yang dihadapi harus dengan kepala dingin dan hati yang bijaksana. Jangan ada politik yang mengadu dombakan, semua harus diselesaikan dengan berdasar kepada Bhinneka Tunggal Ika atau nilai persaudaraan bangsa Indonesia.
Di era yang digital ini, menjaga persatuan dengan sikap toleransi bukan hanya tanggung jawab individu saja melainkan tanggung jawab seluruh masyarakat Indonesia. Kita harus terus berupaya menjaga nilai-nilai keberagaman dan persatuan supaya dapat hidup harmonis di tengah kemajuan teknologi yang kian berkembang. Hanya dengan begitu, kita bisa menjamin bahwa perkembangan digital membawa keuntungan bagi manusia bukan kerugian.
Referensi:
Zihan Berliana R. 2024. "Pengertian, Perkembangan dan Tantangan" https://www.belajarlagi.id/post/apa-itu-era-digital. Diakses pada 28 Oktober 2024.
Baheramsyah. 2019. "Kemkominfo Gelar Forum Diskusi Merawat Kebhinekaan Melalui Literasi Medos" https://infopublik.id/kategori/sosial-budaya/382541/kemkominfo-gelar-forum-diskusi-merawat-kebhinekaan-melalui-literasi-medsos?video=. Di akses pada Minggu, 27 Oktober 2019.
Syahrul Kirom, M.Phil. 2020. "Merawat Kebhinekaan di Era Digital" https://jalandamai.org/merawat-kebhinekaan-di-era-digital.html/amp. Diakses pada 18 Juni 2020.
Siti Aisyah. 2024. "Merawat Toleransi di Era Digital yang Semakin Modern" https://www.rri.co.id/iptek/917894/merawat-toleransi-di-era-digital-yang-semakin-modern. Diakses pada 21 Agustus 2024
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H