Para ahli memiliki pandangan yang berbeda mengenai komponen dasar dalam desain kurikulum, namun terdapat beberapa aspek yang mereka sepakati.Â
Tyler (dalam Salamah, 2015) berpendapat bahwa kurikulum minimal harus mencakup empat komponen utama: (1) perumusan tujuan pendidikan yang ingin dicapai, (2) pengalaman pendidikan yang mendukung pencapaian tujuan, (3) pengorganisasian pengalaman tersebut secara efektif, dan (4) evaluasi untuk menilai pencapaian tujuan.
Pandangan serupa dikemukakan oleh Zais, yang menyebutkan empat komponen: (1) tujuan, (2) konten, (3) kegiatan belajar, dan (4) evaluasi. Sementara itu, Meller dan Siller menambahkan rincian lain, yaitu lima komponen: (1) tujuan, (2) konten, (3) strategi pengajaran dan pengalaman belajar, (4) pengorganisasian konten dan strategi pengajaran, dan (5) evaluasi.
Berdasarkan pendapat-pendapat ini, dapat disimpulkan bahwa kurikulum minimal terdiri dari empat hingga lima komponen: tujuan, isi/materi, strategi pengajaran, organisasi konten, dan evaluasi. Kelima komponen ini saling terkait dalam fungsinya masing-masing.
1. Tujuan Kurikulum
Tujuan merupakan komponen utama yang harus diperhatikan dalam pengembangan kurikulum. Zais (1976), menegaskan, bahwa "sebagai komponen utama dalam kurikulum tujuan merupakan bagian yang paling sensitif, sebab tujuan bukan hanya akan mempengaruhi bentuk kurikulum tetapi juga secara langsung merupakan fokus dari suatu program pendidikan".Â
Tujuan dalam kurikulum adalah arah yang hendak dicapai oleh proses penyelenggaraan pendidikan. Tujuan pendidikan menggambarkan hasil akhir dari suatu proses kegiatan pendidikan. Penetapan tujuan kurikulum tidak lepas dari filsafat dan teori pendidikan dikembangkan.Â
Seperti pengembangan kurikulum yang didasari filsafat klasik (perenialisme, essensialisme, eksistensialisme) tujuan kurikulum adalah penguasaan materi pembelajaran sebanyakbanyaknya. Pendidikan yang didasarkan pada filsafat progresivisme tujuan pendidikannya beroriran pada kebutuhan, minat, dan kehidupan peserta didik.Â
     Adapun perumusan tujuan mengajar yang berbentuk tujuan khusus memberikan beberapa Mager dan Clark (Salamah, 2015), keuntungan yaitu :
a. Tujuan khusus memudahkan dalam mengkomunikasikan maksud kegiatan belajar-mengajar kepada siswa.Â
b. Tujuan khusus membantu memudahkan guru-guru memilih dan menyusun bahan ajar.Â