Selanjutnya sampah akan dihitung perlembar, proses pencatatan, pencucian, pengeringan, dan penyimpanan bahan baku. Selanjutnya akan melalui proses penjahitan, penganyamanan, perajutan, baru menjadi produk yang siap dipasarkan.
“ Setiap bulan, bank sampah Project B Indoensia menerima hingga 100.00 lembar sachet kemasan dari berbagai jenis. Untuk produksi sangat tergantung dari produknya masing-masing, karena tingkat kesulitan yang berbeda, mulai yang termudah dapat diproduksi hingga 100pcs perhari, hingga yang tersulit 1pcs per harinya. Tingkat kesulitan ini yang juga menjadi salah satu penentu dari harga produk tersebut.” Ujar hijrah. Sekarang berbagai macam produk yang diolah dari sampah kemasan tersebut seperti tas, dompet, tempat penyimpanan dan produk daur ulang lainnya terpajang indah di dibutik daur ulang milik hijrah.
Untuk proses pemasarannya dimulai dari media yang paling mudah adalah media social, karena pada saat itu belum adanya tempat untuk menjual secara khusus atau tempat offline, namun tak disangka-sangka alhamdulilah 1 tahun pertama, produk bisa dipasarkan di philipina dan mulai merambah ke berbagai wilayah di Indonesia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H