Mohon tunggu...
Zahra Nur Rahma
Zahra Nur Rahma Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Saya adalah seseorang yang memiliki minat mendalam terhadap berbagai topik yang penuh warna dan bermakna. Dalam dunia pendidikan, saya selalu tertarik pada inovasi pembelajaran yang interaktif dan efektif, terutama bagaimana pendidikan dapat membentuk generasi yang kritis dan berkarakter. Sastra menjadi salah satu passion saya, di mana saya menikmati menggali makna tersembunyi dalam karya-karya sastra, baik klasik maupun kontemporer, serta mengeksplorasi bagaimana sastra dapat mencerminkan kehidupan dan budaya.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Dari Kegagalan Menuju Keberhasilan: Konsep Diri Siswa SMK

19 Desember 2024   22:10 Diperbarui: 19 Desember 2024   22:10 34
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Saudara Muhammad Rafi Baharudinsyah. (Sumber: dokumen pribadi). 

Rafi juga memiliki cara tersendiri untuk menjaga pandangan positif. Ia belajar untuk menerima kritik dan menggunakan itu sebagai kesempatan untuk belajar. Sebagai contoh, ketika ia dikritik karena terlalu tergantung pada teks dalam presentasi, ia berusaha mengatasi masalah tersebut dengan lebih banyak berlatih dan mempersiapkan diri secara matang. Ia percaya bahwa setiap kritik yang diberikan adalah kesempatan untuk tumbuh dan menjadi pribadi yang lebih baik.

4. Penyelesaian Konflik

Dalam menyelesaikan konflik, Dzakira berpendapat bahwa pengelolaan emosi adalah hal yang sangat penting. Ia lebih memilih untuk memberi waktu bagi dirinya sendiri untuk menenangkan diri sebelum menghadapi masalah secara langsung. Dengan cara ini, ia bisa berpikir jernih dan mencari solusi terbaik tanpa melibatkan emosi negatif. Dzakira percaya bahwa diskusi yang tenang dan saling mendengarkan adalah cara yang paling efektif untuk menyelesaikan konflik.

Rafi, yang cenderung lebih emosional, juga mengakui bahwa ia perlu belajar untuk mengelola emosinya. Rafi merasa bahwa kadang-kadang, ketika ia terlalu emosi, ia bisa kehilangan fokus dalam menyelesaikan masalah. Ia kini berusaha untuk mengenali batas kesabarannya dan memberi ruang untuk menenangkan diri sebelum berkomunikasi lebih lanjut. Dengan cara ini, ia merasa lebih mampu untuk menghadapi dan menyelesaikan konflik dengan cara yang lebih konstruktif.

5. Kekuatan dan Kelemahan Diri

Dzakira merasa bahwa kekuatannya terletak pada kemampuannya untuk menjaga keteraturan dalam hidup, termasuk menjaga pola makan yang sehat, tidur yang cukup, dan melakukan olahraga secara rutin. Meskipun demikian, ia juga menyadari kelemahannya, yaitu kemalasan yang kadang menghambatnya dalam mengikuti rutinitas yang telah direncanakan. Namun, ia tidak menyerah begitu saja dengan kelemahan tersebut. Ia terus berusaha untuk melawan kemalasan dan memperbaiki diri agar bisa lebih konsisten dalam menjaga keseimbangan hidup.

Sementara itu, Rafi merasa bahwa kekuatannya terletak pada keterampilan teknologi, terutama dalam menggunakan perangkat komputer yang mempermudah proses belajar dan membantu dalam pengerjaan tugas. Namun, ia juga mengakui kelemahannya dalam mengelola emosi dan kadang-kadang merasa kurang disiplin dalam mengikuti rutinitas yang telah dibuatnya. Meski begitu, ia bertekad untuk mengatasi kelemahan ini dengan lebih banyak berlatih mengelola emosi dan meningkatkan kedisiplinan dalam menjalani aktivitas sehari-hari.

6. Cara Menghadapi Tekanan atau Stres

Stres adalah hal yang tidak bisa dihindari dalam kehidupan sehari-hari. Ketika menghadapi stres, Dzakira lebih suka mencari cara untuk menenangkan diri, seperti mendengarkan musik atau berolahraga. Ia juga merasa bahwa berbicara dengan teman atau keluarga dapat membantu meredakan tekanan yang dialaminya. Melalui percakapan dengan orang-orang yang ia percayai, Dzakira merasa mendapatkan perspektif yang lebih luas dan solusi yang lebih baik dalam menghadapi masalah.

Rafi juga mengandalkan cara-cara yang serupa untuk menghadapi stres. Ia merasa bahwa mengambil waktu sejenak untuk beristirahat dan melakukan aktivitas yang menyenangkan dapat membantu mengurangi ketegangan. Rafi juga merasa bahwa penting untuk memisahkan masalah sekolah atau pekerjaan dari kehidupan pribadinya, agar tidak terbebani oleh stres yang berlebihan.

Kesimpulan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun