Rafi juga memiliki cara tersendiri untuk menjaga pandangan positif. Ia belajar untuk menerima kritik dan menggunakan itu sebagai kesempatan untuk belajar. Sebagai contoh, ketika ia dikritik karena terlalu tergantung pada teks dalam presentasi, ia berusaha mengatasi masalah tersebut dengan lebih banyak berlatih dan mempersiapkan diri secara matang. Ia percaya bahwa setiap kritik yang diberikan adalah kesempatan untuk tumbuh dan menjadi pribadi yang lebih baik.
4. Penyelesaian Konflik
Dalam menyelesaikan konflik, Dzakira berpendapat bahwa pengelolaan emosi adalah hal yang sangat penting. Ia lebih memilih untuk memberi waktu bagi dirinya sendiri untuk menenangkan diri sebelum menghadapi masalah secara langsung. Dengan cara ini, ia bisa berpikir jernih dan mencari solusi terbaik tanpa melibatkan emosi negatif. Dzakira percaya bahwa diskusi yang tenang dan saling mendengarkan adalah cara yang paling efektif untuk menyelesaikan konflik.
Rafi, yang cenderung lebih emosional, juga mengakui bahwa ia perlu belajar untuk mengelola emosinya. Rafi merasa bahwa kadang-kadang, ketika ia terlalu emosi, ia bisa kehilangan fokus dalam menyelesaikan masalah. Ia kini berusaha untuk mengenali batas kesabarannya dan memberi ruang untuk menenangkan diri sebelum berkomunikasi lebih lanjut. Dengan cara ini, ia merasa lebih mampu untuk menghadapi dan menyelesaikan konflik dengan cara yang lebih konstruktif.
5. Kekuatan dan Kelemahan Diri
Dzakira merasa bahwa kekuatannya terletak pada kemampuannya untuk menjaga keteraturan dalam hidup, termasuk menjaga pola makan yang sehat, tidur yang cukup, dan melakukan olahraga secara rutin. Meskipun demikian, ia juga menyadari kelemahannya, yaitu kemalasan yang kadang menghambatnya dalam mengikuti rutinitas yang telah direncanakan. Namun, ia tidak menyerah begitu saja dengan kelemahan tersebut. Ia terus berusaha untuk melawan kemalasan dan memperbaiki diri agar bisa lebih konsisten dalam menjaga keseimbangan hidup.
Sementara itu, Rafi merasa bahwa kekuatannya terletak pada keterampilan teknologi, terutama dalam menggunakan perangkat komputer yang mempermudah proses belajar dan membantu dalam pengerjaan tugas. Namun, ia juga mengakui kelemahannya dalam mengelola emosi dan kadang-kadang merasa kurang disiplin dalam mengikuti rutinitas yang telah dibuatnya. Meski begitu, ia bertekad untuk mengatasi kelemahan ini dengan lebih banyak berlatih mengelola emosi dan meningkatkan kedisiplinan dalam menjalani aktivitas sehari-hari.
6. Cara Menghadapi Tekanan atau Stres
Stres adalah hal yang tidak bisa dihindari dalam kehidupan sehari-hari. Ketika menghadapi stres, Dzakira lebih suka mencari cara untuk menenangkan diri, seperti mendengarkan musik atau berolahraga. Ia juga merasa bahwa berbicara dengan teman atau keluarga dapat membantu meredakan tekanan yang dialaminya. Melalui percakapan dengan orang-orang yang ia percayai, Dzakira merasa mendapatkan perspektif yang lebih luas dan solusi yang lebih baik dalam menghadapi masalah.
Rafi juga mengandalkan cara-cara yang serupa untuk menghadapi stres. Ia merasa bahwa mengambil waktu sejenak untuk beristirahat dan melakukan aktivitas yang menyenangkan dapat membantu mengurangi ketegangan. Rafi juga merasa bahwa penting untuk memisahkan masalah sekolah atau pekerjaan dari kehidupan pribadinya, agar tidak terbebani oleh stres yang berlebihan.
Kesimpulan