Mohon tunggu...
Zahrani TsalitsaSafitri
Zahrani TsalitsaSafitri Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya Mahasiswa semester 3 di Universitas Islam Negri Syarif Hidayatullah Jakarta, Fakultas Dirasat Islamiyah. Hobi saya memasak, menyanyi, dan juga Healling.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Analisis Kesalahan dalam Penulisan Sinopsis Novel Mariposa dan Penyusunannya

11 Desember 2022   21:36 Diperbarui: 11 Desember 2022   21:42 937
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sinopsis adalah ringkasan cerita dari awal sampai akhir. Dengan adanya sinopsis, editor yang akan menyeleksi ceritamu bisa melihat seluruh gambaran cerita sehingga memudahkan proses seleksi.

Namun, penulis kerap kali salah dalam menulis sinopsis. Berikut merupakan kesalahan dalam membuat sinopsis.

1. Tertukar dengan Blurb
Blurb dan sinopsis sangat berbeda. Sinopsis biasanya digunakan untuk mengajukan naskah, sedangkan blurb biasanya terletak di bagian belakang buku cetak. Sinopsis ditulis sekitar 2-3 halaman, sementara blurb ditulis 2-3 paragraf saja. Pada blurb terdapat kalimat promosi atau kalimat yang memicu rasa penasaran pembaca seperti: "Apa yang akan terjadi kepada Kim Namjoon selanjutnya?" Pada sinopsis, hal seperti itu haram dilakukan.

2. Tidak Menjadikan Plot Sebagai Dasar
Untuk menuliskan sinopsis, harus menjadikan plot sebagai dasar. Dan  bisa menuliskan bagaimana perkembangan tokohmu sampai tujuannya tercapai.

3. Memasukkan Dialog
Dalam menulis sinopsis, usahakan tidak menyisipkan dialog, tapi fokus kepada narasi. Sebenarnya boleh menyisipkan dialog pada sinopsis apabila memang sangat diperlukan. Namun, apabila tidak sanat diperlukan lebih baik membuang bagian dialog. Karena dalam menulis sinopsis, ada batasan halaman.
 

4. Tidak Menggunakan Bahasa yang Lugas
Lugas artinya tidak berbelit-belit. Dalam menulis, harus menuliskan hal-hal pokok dari cerita. Tidak perlu menguraikannya sampai mendetail, tapi cukup dapat menggambarkan keseluruhan cerita.

5. Tidak Mencantumkan Akhir Cerita
Ini adalah hal yang sering dilupakan para penulis. Akhir cerita. Editor tidak mungkin menyeleksi naskah dengan membaca cerita secara keseluruhan, dari awal hingga akhir. Pekerjaan editor cukup banyak dan tidak punya cukup waktu untuk itu. Maka dari itu, dalam sinopsis itu, harus menuliskan akhir cerita dari novel tersebut.

6. Menyebutkan Nama Seluruh Tokoh
Dalam sinopsis, tidak perlu menyebutkan seluruh nama tokoh. Cukup menuliskan tokoh utama dan tokoh yang dianggap penting dalam pembentukan cerita.

7. Tidak Menyebutkan Tema Cerita
Tema cerita seringkali diabaikan oleh penulis. Padahal dengan tercantumnya tema, sinopsis yang kamu tulis akan memiliki nilai tambah. Setidaknya, editor akan mengetahui bahwa tema dari cerita yang kamu tulis sedang dibutuhkan sekarang atau tidak.

8. Asal Copy Paste Adegan
Banyak sekali penulis yang keterlaluan malasnya. Mereka tidak mau menuliskan ulang atau menarasikan ceritanya kembali dalam sebuah sinopsis. Alih-alih menulis, mereka malah meng-copy paste adegan yang menurut mereka penting dan mengurutkannya. Ternyata, hal itu salah. Itu bukan sinopsis novel untuk redaksi. Editor tentu tidak akan paham ceritamu jika hanya kamu hanya membuat daftar cuplikan adegan dari karya.

9. Tidak Mengecek Salah Ketik dan Tanda Baca
Setelah menulis sinopsis, usahakan diamkan sehari atau tiga hari dulu. Setelah itu, baru  membacanya lagi. Usahakan semaksimal mungkin sinopsis minim dari salah ketik dan salah tanda baca.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun