Mohon tunggu...
Irkhamni Fatimatuzzahra
Irkhamni Fatimatuzzahra Mohon Tunggu... Mahasiswa - UIN Walisongo Semarang

Mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

"Sedekah Bumi", Moderasi Beragama dalam Upacara Tradisional di Desa Tejoasri

17 November 2021   16:55 Diperbarui: 17 November 2021   17:00 880
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kegiatan ini berlangsung meriah dan dikemas dengan beberapa rangkaian acara mulai dari khataman Al-Qur'an, pembacaan surah yasin, tahlil, sholawat, pengajian, hingga udik-udikan. Pada momentum ini pula para penduduk yang merantau akan kembali ke desa untuk bersilaturahim dan meramaikan kegiatan sedekah bumi.

Dokpri
Dokpri

Sedekah bumi yang berlangsung dari tahun ke tahun hingga saat ini merupakan bukti bahwa penduduk Desa Tejoasri merupakan masyarakat yang menjunjung tinggi toleransi dalam beragama serta tidak cenderung ekstrem dalam beragama. 

Sebagaimana yang kita tahu, tidak sedikit desa yang dulunya memiliki tradisi upacara kebudayaan daerah namun saat ini telah hilang dikarenakan oleh oknum-oknum yang kurang moderat dalam beragama. 

Mereka menganggap pelaksanaan tradisi itu tidak sesuai dengan ajaran agama menurut pemahaman mereka. Padahal jika ditelusuri lebih lanjut, upacara sedekah bumi ini tidak berisi ritual-ritual yang dapat melemahkan keimanan seseorang. 

Oleh karena itu, dirasa sangat perlu untuk mewujudkan tatanan masyarakat yang beragama secara moderat agar budaya tradisional kenusantaraan seperti upacara sedekah bumi dapat dilestarikan dan menjadi ikon pariwisata di desa masing-masing.

Dalam buku Khittah Nahdliyyah, KH. Ahmad Shiddiq menyatakan bahwa sikap moderat (at-tawassuth) harus disandingkan dengan sikap adil (al-i'tidal) dan seimbang (at-tawazun). Ketika ditarik hubungannya dengan tradisi sedekah bumi yang tetap lestari hingga saat ini, maka dapat dikatakan bahwa penduduk di Desa Tejoasri memegang teguh sikap moderat, adil, dan seimbang dalam beragama. 

Sikap-sikap tersebut merupakan karakter yang dapat mencetak generasi yang memiliki sikap toleransi yang tinggi sehingga dapat menghindarkan para penduduk desa dari paham radikalisme atau bahkan terorisme.

Oleh karena itu, sedekah bumi atau bersih desa yang merupakan salah satu bentuk tradisi kenusantaraan yang dilestarikan oleh masyarakat pemilik rasa toleransi dan semangat persatuan yang tinggi dalam kemasyarakatan.

Penulis: Moh. Hanifun Nafis, Lamongan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun