Tantangan Etika Sopan Santun Gen Z dalam Berkomunikasi di Era Masyarakat Digital
Di era masyarakat digital saat ini, remaja menghadapi berbagai tantangan dalam menjaga etika sopan santun saat berkomunikasi. Teknologi telah membawa kemudahan dalam berinteraksi, namun juga menimbulkan masalah baru terkait etika dan sopan santun. Seiring dengan perkembangan media sosial, pesan teks, dan berbagai platform komunikasi digital lainnya, remaja harus berhadapan dengan beragam situasi yang membutuhkan kepekaan etika dalam berkomunikasi.
Tantangan ini meliputi penyebaran informasi palsu, cyberbullying, kecanduan media sosial, kurangnya privasi, dan ketidakmampuan memahami dampak dari konten yang dibagikan secara luas. Oleh karena itu, penting untuk memahami betapa krusialnya pembentukan etika sopan santun dalam berkomunikasi di era digital ini.
Dalam tulisan ini, akan dibahas secara mendalam mengenai tantangan yang dihadapi Gen Z dalam menjaga etika sopan santun dalam berkomunikasi di era masyarakat digital, serta strategi untuk mengatasi tantangan tersebut.
Era Media Digital
Secara umum, era digital dapat dikatakan sebagai sebuah zaman atau era yang segala sesuatunya telah di optimalkan melalui teknologi. Bisa juga dikatakan bahwa era digital hadir untuk menggantikan beberapa teknologi masa lalu agar jadi lebih praktis dan modern. Era digital telah membawa berbagai perubahan yang baik sebagai dampak positif yang bisa gunakan sebaik-baiknya. Namun disamping itu, terdapat pula dampak negatif yang banyak merugikan penggunanya.
Era digital terlahir karena kemajuan zaman serta diiringi dengan kecanggihan teknologi, teknologi yang secara bertahap memberikan perubahan dalam berbagai aspek kehidupan. Kehidupan yang aktivitasnya banyak di sandingkan dengan teknologi internet dan menggeser keberadaan media masa lalu digantikan oleh media yang lebih memudahkan penggunanya. Kemudahan itu membuat masyarakat berbondong- bondong untuk mempunyai alat yang serba digital agar dapat mengakses segala informasi dimana saja dan kapan saja. Semakin berkembangnya teknologi digital saat kini membuat perubahan besar terhadap dunia, lahirnya berbagai macam teknologi digital yang semakin maju dan perkembangannya yang terus meningkat. Berbagai penggunanya dimudahkan dalam mengakses segala informasi.
Pengertian Etika
Di dalam tatanan hidup bermasyarakat terdapat suatu sistem tata Cara manusia bersosialisasi dan saling menghargai yang biasa dikenal dengan istilah tata krama atau sopan santun. Etika merujuk pada aturan perilaku, Norma bergaul, dan penilaian terhadap yang baik maupun yang buruk. Secara etimologi, istilah "etika" berasal dari bahasa Latin "ethicus" yang berarti kebiasaan. Oleh karena itu, dalam pengertian aslinya, etika merujuk pada kebiasaan. Sesuatu dianggap etis atau baik jika sesuai dengan kebiasaan masyarakat (Suranto, 2010).
Tantangan dan Etika Sopan Santun Generasi Z dalam Berkomunikasi di Era Masyarakat Digital
Media sosial adalah kelompok media berbasis internet yang memungkinkan penciptaan dan pertukaran yang dibuat oleh pengguna, yang berarti Penggunanya memiliki kemampuan untuk membuat, menerima, dan menyebarkan berbagai data dalam lingkungan digital sosial dengan waktu yang cepat dan tidak ada ruang terbatas. Sebagian besar, media sosial merupakan alat, layanan, dan cara untuk berkomunikasi secara online yang menyediakan layanan seorang individu terlibat dalam hubungan dengan individu yang memiliki ketertarikan atau kepentingan pribadi dalam aplikasinya (Candra, 2017).
Pengguna media sosial didominasi oleh Generasi Z Â yang akrab dengan digitalisasi dan tumbuh seiringan dengan berkembangnya teknologi. Kehadiran media sosial menjadi sarana generasi milenial untuk menjalin dan mengembangkan pertemanan serta saling berbagi dengan minat sesama jejaring mereka. Selain untuk menjalin hubungan dengan orang lain, generasi milenial juga menggunakan media sosial sebagai wadah yang memberikan kesempatan untuk menghibur diri. Media sosial sudah seperti ruang yang sangat bebas dan luas sehingga generasi milenial bisa dengan leluasa melakukan berbagai hal di media sosial untuk mencapai kepuasan (Fahrimal, 2018).
Generasi Z yang lahir di abad 21, memiliki kepribadian yang kreatif, memiliki ide dan pemikiran yang hebat, terbiasa berpikir out of the box, percaya diri, mudah bergaul, dan mau mengemukakan pendapat. Di media sosial. Milenial ingin mendapat informasi tentang kejadian terkini. Mereka mencari, belajar, dan bekerja di lingkungan inovatif yang sangat bergantung pada teknologi untuk mengubah banyak aspek kehidupan mereka.
Konsep Strategi Pengembangan Masyarakat dan Hubungannya dengan Tantangan dan Etika Sopan Santun Generasi Z dalam Berkomunikasi di Era Masyarakat Digital
Secara konsep strategi pengembangan masyarakat ini berkaitan dengan upaya untuk memungkinkan individu atau kelompok masyarakat untuk bisa memecahkan masalah-masalah sosial yang tentunya mereka memiliki pilihan yang nyata, yang kaitannya tentu menyangkut masa depan untuk mereka sehingga mereka dapat meningkatkan kualitas hidupnya. Selain itu juga, terkait dengan strategi pengembangan masyarakat ini juga makna lainnya lagi itu bisa dikatakan sebagai bagian dari proses penguatan masyarakat secara aktif dan juga berkelanjutan tentunya didasarkan pada prinsip keadilan sosial, akuntabilitas, partisipasi dan kerja sama yang setara. Saat ini pengembangan masyarakat juga ini bagian dari cara dan alat dalam mengembalikan, mengembangkan, dan meningkatkan kesejahteraan sosial masyarakat. Jadi, ini sebagai cara dan alat untuk bisa meningkatkan potensi.Â
Selain itu, juga menggali potensi masyarakat. Dalam konteks disini ketika masyarakat menggali dan meningkatkan potensinya maka akan berimplikasi terhadap kesejahteraan dirinya. Oleh karena itulah, ini juga membahas mengenai prinsip dalam pengembangan masyarakat itu sendiri. Strategi pengembangan masyarakat memiliki peran penting dalam menghadapi tantangan etika sopan santun generasi Z dalam berkomunikasi di era masyarakat digital.Â
Berikut adalah konsep strategi pengembangan masyarakat dan hubungannya dengan tantangan dan etika sopan santun generasi Z:
1.Peningkatan Kesadaran Melalui Pendidikan Publik
Strategi pengembangan masyarakat dapat dimulai dengan peningkatan kesadaran melalui pendidikan publik mengenai pentingnya etika sopan santun dalam berkomunikasi di dunia digital. Ini dapat dilakukan melalui kampanye, seminar, dan program pendidikan yang melibatkan generasi Z secara langsung.
2.Pemberdayaan Komunitas Online
Melalui strategi ini, komunitas online dapat diberdayakan untuk menjadi agen perubahan positif dalam mempromosikan etika sopan santun. Komunitas tersebut dapat mengadopsi aturan dan nilai-nilai yang mendukung perilaku komunikasi yang etis.
3.Pelatihan dan Pembinaan Etika Digital
Melalui strategi ini, generasi Z dapat menerima pelatihan dan pembinaan khusus mengenai etika digital, baik di lingkungan sekolah maupun di luar sekolah, untuk membantu mereka memahami dan menginternalisasi nilai-nilai sopan santun dalam berkomunikasi online.
4.Penyediaan Sumber Daya dan Dukungan Psikologis
Strategi ini bertujuan untuk menyediakan sumber daya dan dukungan psikologis bagi generasi Z yang mungkin mengalami dampak negatif dari kurangnya etika sopan santun dalam berkomunikasi online, seperti cyberbullying atau tekanan media sosial.
Dengan menerapkan konsep strategi pengembangan masyarakat yang holistik, diharapkan dapat menciptakan lingkungan masyarakat yang mendukung dan mendorong praktik etika sopan santun dalam berkomunikasi di era digital bagi generasi Z.
Tantangan yang Dihadapi Generasi Z dalam Menjaga Etika Sopan Santun dalam Berkomunikasi di Era Digital
Generasi Z menghadapi sejumlah tantangan dalam menjaga etika sopan santun saat berkomunikasi secara digital, termasuk:
1. Overexposure to Inappropriate Content:
Generasi Z rentan terhadap paparan konten yang kurang pantas di media sosial dan platform digital lainnya, yang dapat memengaruh cara berkomunikasi mereka.
2. Kesulitan Memahami Batas Privasi:
Dalam dunia digital yang terbuka, Generasi Z mungkin menghadapi kesulitan dalam memahami dan menjaga batas privasi saat berkomunikasi online.
3. Pengaruh Negatif Media Sosial:
Tekanan untuk tampil sempurna dan mendapatkan validasi dari media sosial dapat menyulitkan Generasi Z untuk menjaga etika sopan santun saat berkomunikasi online.
4. Penggunaan Bahasa yang Tidak Sopan:
Adopsi bahasa yang kurang sopan dalam bentuk singkatan, slang, atau emoji di media sosial dapat menjadi tantangan dalam mempertahankan etika sopan santun.
5. Kurangnya Kesadaran akan Konsekuensi Hukum dan Sosial:
Generasi Z mungkin kurang menyadari konsekuensi hukum dan sosial dari perilaku kurang sopan atau tidak pantas dalam komunikasi digital.
6. Ketergantungan pada Teknologi:
Ketergantungan pada teknologi dan komunikasi digital dapat membuat Generasi Z kurang memperhatikan etika sopan santun dalam interaksi mereka.
Tantangan-tantangan ini menunjukkan perlunya pendidikan dan kesadaran akan etika sopan santun dalam berkomunikasi secara digital bagi Generasi Z.
Penyebab Menurunnya Etika Sopan Santun Kaum Muda dalam Berkomunikasi di Era Masyarakat Digital
Etika sopan santun kaum muda dalam berkomunikasi di era masyarakat digital mengalami penurunan akibat beberapa faktor yang memengaruhi perilaku komunikasi remaja dalam lingkungan digital. Berikut adalah beberapa penyebab utama dari penurunan etika sopan santun tersebut:
1.Ketergantungan pada Media Sosial
Remaja cenderung tergoda untuk mengunggah konten yang kurang pantas atau tidak sopan demi mendapatkan perhatian dan validasi dari teman-teman mereka di media sosial.
2.Kurangnya Pengawasan Orang Tua dan Pengajar
Keterlibatan orang tua dan pengajar dalam mengawasi dan mendidik remaja tentang etika berkomunikasi di dunia digital seringkali kurang, sehingga remaja cenderung kurang teredukasi mengenai pentingnya sopan santun dalam berkomunikasi.
3.Ketidakpedulian Terhadap Dampak Konten yang Dibagikan
Remaja seringkali kurang memperhatikan dampak konten yang mereka bagikan di media sosial atau platform komunikasi lainnya, sehingga cenderung menyebarkan informasi atau komentar yang kurang pantas atau bahkan menyinggung orang lain.
4.Tingginya Paparan pada Konten Negatif
Paparan remaja pada konten negatif seperti cyberbullying, ujaran kebencian, dan konten agresif lainnya di lingkungan digital dapat mempengaruhi persepsi mereka terhadap norma-norma sopan santun dalam berkomunikasi.
5.Kurangnya Kesadaran Akan Privasi dan Keamanan
Remaja seringkali tidak memahami betapa pentingnya menjaga privasi dan keamanan dalam berkomunikasi digital, yang dapat menyebabkan perilaku kurang sopan dan tidak etis.
Melalui pemahaman mendalam mengenai penyebab penurunan etika sopan santun kaum muda dalam berkomunikasi di era masyarakat digital, kita dapat mencari solusi dan strategi yang tepat untuk mengatasi tantangan ini.
Dampak Negatif yang Dapat Timbul Jika Generasi Z Tidak Memiliki Etika Sopan Santun yang Baik dalam Berkomunikasi di Era Masyarakat Digital
Jika Generasi Z tidak memiliki etika sopan santun yang baik dalam berkomunikasi di era masyarakat digital, beberapa dampak negatif yang dapat timbul meliputi:
1. Pengurangan Keterampilan Komunikasi yang Efektif:
Kurangnya etika sopan santun dapat mengakibatkan penurunan keterampilan komunikasi yang efektif, baik secara lisan maupun tertulis.
2. Penghinaan dan Pelecehan:
Tersebarnya perilaku tidak sopan dapat membuka peluang untuk penghinaan, pelecehan, atau intimidasi online terhadap individu lain.
3. Kerugian Reputasi dan Citra Diri:
Perilaku kurang sopan dalam berkomunikasi dapat merusak reputasi dan citra diri Generasi Z di mata orang lain, baik secara pribadi maupun profesional.
4. Kesulitan dalam Membangun Hubungan yang Sehat:
Ketidakmampuan untuk berkomunikasi secara sopan dapat menghambat Generasi Z dalam membangun hubungan yang sehat, baik dalam lingkungan pribadi maupun profesional.
5. Dampak Kesehatan Mental:
Paparan terhadap komunikasi yang tidak sopan atau negatif secara terus-menerus dapat berkontribusi pada dampak negatif terhadap kesehatan mental Generasi Z.
6. Konsekuensi Hukum:
Perilaku tidak sopan dalam komunikasi digital dapat berujung pada konsekuensi hukum, terutama terkait dengan cyberbullying atau pencemaran nama baik.
Dengan memahami dampak-dampak negatif ini, penting bagi Generasi Z untuk memprioritaskan pengembangan etika sopan santun dalam berkomunikasi di era masyarakat digital demi kebaikan pribadi dan masyarakat secara luas.
Meningkatkan Etika Sopan Santun Kaum Muda dalam Berkomunikasi di Era Masyarakat Digital
Untuk meningkatkan etika sopan santun kaum muda dalam berkomunikasi di era masyarakat digital, diperlukan pendekatan yang komprehensif melalui berbagai upaya yang melibatkan orang tua, pendidik, serta remaja itu sendiri. Berikut adalah beberapa strategi yang dapat diterapkan:
1.Pendidikan Etika Digital
Sekolah dan lembaga pendidikan dapat menyelenggarakan program pendidikan khusus mengenai etika berkomunikasi dalam dunia digital, termasuk pentingnya sopan santun, privasi, dan keamanan dalam berinteraksi online.
2.Peran Orang Tua dan Pengajar
Orang tua dan pengajar perlu terlibat aktif dalam memberikan pemahaman tentang pentingnya etika sopan santun dalam berkomunikasi digital. Mereka juga perlu memberikan pengawasan yang tepat terhadap aktivitas online remaja.
3.Promosi Perilaku Positif di Media Sosial
Mendorong remaja untuk membagikan konten yang positif, mendukung, dan membangun, serta menghindari konten yang bersifat menyakiti atau merendahkan orang lain.
4.Penekanan pada Konsekuensi dari Tindakan Online
Penting untuk menyampaikan kepada remaja mengenai konsekuensi dari tindakan online yang kurang etis, seperti cyberbullying, penyebaran informasi palsu, dan ujaran kebencian.
5.Penggunaan Teknologi Secara Bertanggung Jawab
Mengajarkan remaja untuk menggunakan teknologi secara bertanggung jawab, termasuk cara berkomunikasi yang sopan dan menghargai privasi orang lain.
Dengan menerapkan pendekatan yang holistik melalui pendidikan, pengawasan, dan promosi perilaku positif, diharapkan remaja dapat memahami dan menerapkan etika sopan santun dalam berkomunikasi di era masyarakat digital dengan lebih baik.
Bagaimana Peran Masyarakat Secara Keseluruhan Dapat Mendorong Generasi Z untuk Memiliki Etika Sopan Santun yang Baik dalam Berkomunikasi di Era Digital?
Masyarakat memainkan peran penting dalam mendorong Generasi Z untuk memiliki etika sopan santun yang baik dalam berkomunikasi di era digital. Dengan adanya peran yang kuat dari masyarakat, Generasi Z dapat lebih memahami nilai-nilai etika, tanggung jawab, dan dampak dari perilaku komunikasi mereka. Berikut adalah beberapa cara masyarakat secara keseluruhan dapat mendorong Generasi Z untuk memperkuat etika sopan santun dalam komunikasi digital.
Pertama, pendidikan dan kesadaran publik memiliki peran krusial dalam membentuk perilaku komunikasi Generasi Z. Sekolah, lembaga pendidikan, dan organisasi masyarakat dapat memasukkan kurikulum yang menekankan pentingnya etika dalam berkomunikasi digital. Ini dapat meliputi pembelajaran tentang cyberethics, penggunaan yang bertanggung jawab atas media sosial, dan kesadaran akan konsekuensi dari perilaku tidak sopan online. Selain itu, kampanye kesadaran publik dan seminar untuk orang tua juga dapat membantu dalam memberikan pemahaman yang lebih baik tentang bagaimana masyarakat secara keseluruhan dapat berkontribusi dalam menanamkan nilai-nilai etika sopan santun kepada Generasi Z.
Kedua, peran model teladan dalam masyarakat juga memiliki dampak yang signifikan. Figur publik, tokoh masyarakat, dan selebritas dapat memanfaatkan pengaruh mereka untuk mempromosikan pesan-pesan positif tentang etika sopan santun dalam berkomunikasi digital. Dengan menunjukkan contoh yang baik dan mengadvokasi perilaku yang bertanggung jawab dalam bermedia sosial, mereka dapat membantu membentuk budaya online yang lebih positif dan mendukung bagi Generasi Z. Selain itu, kolaborasi dengan perusahaan teknologi untuk mengimplementasikan fitur-fitur yang mendorong perilaku positif juga dapat menjadi upaya bersama dalam menciptakan lingkungan digital yang lebih etis.
Terakhir, mendukung dan mendorong dialog terbuka tentang pentingnya etika sopan santun dalam komunikasi digital secara terbuka dapat membantu membangun kesadaran dan pemahaman yang lebih luas. Diskusi-diskusi ini dapat terjadi di forum-forum komunitas, acara-acara pendidikan, atau melalui kampanye media sosial yang bertujuan untuk mempromosikan perilaku yang positif dan etis dalam berkomunikasi online. Melalui kolaborasi antara pemerintah, lembaga pendidikan, organisasi masyarakat, dan individu, masyarakat secara keseluruhan dapat menciptakan lingkungan yang mendukung dan mendorong Generasi Z untuk menjadi lebih bertanggung jawab dan etis dalam berkomunikasi di era digital.
Daftar Pustaka
Ezra Yora Turnip, Chontina Siahaan. (2021). Etika Berkomunikasi Dalam Era Media Digital. Intelektiva, Vol 3 No 4, Desember 2021. E-ISSN 2686 - 5661
Shebrina Fathe Angelia, Wahyu Nurcahyani. (2023). Etika Komunikasi Dalam Media Sosial. Jurnal TIKAR Volume 4, No.2, Juni 2023
Ainil Khuryati, Yoza Andi Putra, Dara Rizki Meilizia, M. Jais Kaharudin, Sri Mulyani Nuraliza, Hanif Fadillah, Nurkhalisah. Penguatan Etika Bermedia Sosial Dalam Kalangan Pelajar Di Era Society 5.0.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H