- Tekanan kerja atau tekanan belajar.
Lalu bagaimana penyebaran virus HIV/AIDS di Indonesia saat ini? Dikutip dari Kumparan, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) membuka data terbaru terkait dengan kasus HIV di Indonesia tahun 2022. Pada Juni 2022 total kasus HIV di Indonesia mencapai 519.158 kasus yang tersebar di berbagai provinsi. Provinsi DKI Jakarta punya kasus HIV terbanyak, jumlahnya sampai 90.956 kasus. Disusul Jawa Timur dengan 78.238 kasus, dan Jawa Barat 57.246 kasus. Selanjutnya ada Jawa Tengah dengan 47.417 kasus dan Papua dengan 45.638 kasus HIV.Â
Kemudian Bali dengan 28.376 kasus dan Sumatera Utara dengan 27.850 kasus. Disusul Banten dengan 15.167 kasus, Sulawesi Selatan 14.810 kasus, Kepulauan Riau 12.943 kasus, Kalimantan Barat 11.780 kasus, Kalimantan Timur 10.761 kasus, DI Yogyakarta 8.720 kasus dan terdapat pula di Papua Barat 7.587 kasus HIV, Riau dengan 7.435 kasus, Sulawesi Utara 7.370 kasus, NTT 6.975 kasus, Sumsel 5.963 kasus, dan Maluku 5.221 kasus.
HIV merupakan virus sitopatik, yakni sejenis virus yang dapat merusak sistem kekebalan tubuh, dengan menginfeksi dan menghancurkan sel CD4. Semakin banyak sel CD4 yang dihancurkan, kekebalan tubuh akan semakin lemah, sehingga rentan diserang berbagai penyakit hingga dapat menyebabkan AIDS.Â
AIDS sendiri merupakan sindrom dengan gejala penyakit infeksi oportunistik atau kanker tertentu akibat menurunnya sistem kekebalan tubuh oleh infeksi HIV yang tidak segera ditangani sehingga virus ini terus berkembang menjadi kondisi yang serius yakni kondisi yang mana penderita sudah berada pada stadium akhir dari infeksi virus. Pada kondisi ini, kemampuan tubuh untuk melawan infeksi sudah hilang sepenuhnya. (sumber: Jurnal Suara Pengabdian, 2022).
Dilansir dari Alodokter, Penularan HIV/AIDS terjadi saat cairan tubuh penderita (bisa darah, sperma, atau cairan vagina), masuk ke dalam tubuh orang lain. Hal ini dapat terjadi melalui berbagai cara berikut:
- Hubungan seks. Infeksi HIV/AIDS dapat terjadi melalui hubungan seks baik melalui vagina maupun dubur (seks anal). Meski sangat jarang, HIV/AIDS juga dapat menular melalui seks oral.
- Penggunaan jarum suntik. Berbagi penggunaan jarum suntik dengan penderita HIV/AIDS adalah salah satu cara yang dapat membuat seseorang tertular HIV/AIDS. Penularan bisa terjadi jika berbagi pakai jarum suntik ketika menggunakan NAPZA atau saat membuat tato.
- Transfusi darah. Penularan HIV/AIDS dapat terjadi saat seseorang menerima donor darah dari penderita HIV/AIDS. Namun, kemungkinan terjadinya penularan ini cukup rendah. Hal ini karena sekarang pendonor darah harus melewati skrining HIV/AIDS dan infeksi lainnya terlebih dahulu.
Selain melalui berbagai cara di atas, HIV juga bisa menular dari ibu hamil ke janin yang dikandungnya. Virus HIV juga dapat menular pada proses melahirkan, atau melalui air susu ibu saat proses menyusui.