Dear, kakak kelasku...
Entah sejak kapan rasa itu menyeruak perlahan.
Menciptakan sensasi tak karuan saat memikirkan.
Perasaan apa itu?
Ah... Sepertinya ada yang tak beres dengan apa yang kini ku rasakan.
Dear, kakak kelasku...
Huh! Aku sebal jika setiap malam pikiranku disesakki olehmu.
Huh! Aku sebal jika setiap makan piringku dipenuhi raut wajahmu.
Huh! Aku sebal jika tiba-tiba dinding kamarku dipenuhi cetakan imaji senyummu.
Huh! AKu sebal jika aku tahu bahwa aku mulai merindukanmu.
Dear, kakak kelasku...
Saat ini, memikirkan senyummu selalu bisa membuatku tersenyum malu-malu.
Membayangkan pertemuan tak terduga itu selalu bisa menghasilkan semburat merah di pipiku.
Membaca aksara 140 karakter di jejaring sosial itu seakan mampu membawa tubuhku mengawang ke langit biru.
Bahkan, hanya melafalkan namamu, ribuan kupu-kupu serasa menari di perutku.
Dear, kakak kelasku...
Kamu. Lelaki sederhana, jauh dari kata sempurna.
Mata kecilmu sekilas terlihat biasa saja.
Kulit legammu sama sekali tak indah dipandang mata.
Senyummu biasa saja, tak bisa disebut istimewa.
Tapi, mengapa tubuhmu menjadi objek yang menarik dipandang mata?
Mengapa hanya dengan membayangkan senyummu, tubuhku serasa ditarik paksa menuju negeri shangrila?
Huh! Aku benci mengakui kalau kau mulai membuatku terpesona!
Dear, kakak kelasku...
Perasaan apa ini?
Disaat memikirkanmu tak lagi menjadi hal tabu.
Disaat merindukanmu terasa menjadi sesuatu yang wajar bagiku.
Disaat menikmati senyummu terasa begitu menggetarkan hatiku.
Disaat melafalkan namamu terbesit rasa senang menggelayutiku.
Disaat menyanjungmu sudah menjadi hal biasa yang belakangan ku tahu.
Disaat melihat tubuh atletismu mendadak menjadi candu untukku.
Dear, kakak kelasku...
Aku tak bisa lagi memandangmu dari perspektif yang sama seperti dulu.
Aku tak bisa lagi meremehkanmu seperti kebiasaanku dulu.
Aku tak bisa lagi menyangkal kalau kau mulai ku rindu.
Dear, kakak kelasku...
Apakah benar aku memang menyukaimu?
Ah... ambigu!
Rasanya aku belum menemukan jawaban atas pertanyaanku itu.
Entahlah... aku tak tahu.
Februari, 2012.
Dari aku, wanita yang mulai intens memikirkanmu.
Juniormu, yang terus meragu atas kebenaran perasaannya padamu.
With Love,
Nurindah Zahra ;)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H