Tidak hanya dalam bentuk penyampaian materi, sosialisasi juga dilakukan dalam bentuk tanya jawab. Acara berlangsung dengan baik dan lancar sampai akhir tanpa kendala yang berarti. Anak-anak pun begitu antusias mengajukan pertanyaan.
Hasna juga mengungkapkan harapannya agar masyarakat Desa Sukagalih terutama remaja dibawah usia 18 tahun semakin sadar akan bahaya rokok, lebih peduli terhadap kesehatan, memahami bahaya prokokok aktif dan pasif, menghindari kegiatan merokok, dan lebih peduli terhadap lingkungan kesehatan disekitarnya. “Kami menemukan ada anak-anak sekolah yang merokok. Kami khawatir jika mereka sudah merokok dan lepas dari pantauan orang tuanya, bisa terjerat kepada hal yang lebih buruk lagi,” ujar Hasna.
Dengan melihat permasalahan ini, bagaimana kita seharusnya menyikapi bahaya rokok sejak dini? Bagi orang tua yang memiliki anak harus lebih memperhatikan perilaku anaknya, baik ketika di rumah maupun di luar rumah.
Sebagai orang tua juga harus memberikan contoh baik kepada anaknya. Karena perilaku anak bergantung kepada apa yang dilakukan orang tuanya. Selanjutnya, sebisa mungkin kita menghindari anak dari asap rokok. Seperti yang kita tahu bahwa bahaya rokok tidak hanya dirasakan oleh perokok aktif, tetapi juga berlaku kepada perokok pasif. Diadakannya penyuluhan di sekolah-sekolah atau di lingkungan masyarakat juga membantu.
Dengan begitu dapat menambah pengetahuan anak-anak akan bahaya rokok. Kemudian, bagi para pemuda yang sadar akan bahaya rokok, gaungkan deklarasi atau semacam himbauan kepada pemuda-pemuda untuk berhenti merokok. Sebagai generasi muda, harus berpikir kritis dalam menyikapi segala hal yang terjadi. Kita harus tahu mana yang seharusnya dilakukan mana yang tidak. Memilah-milah sesuatu sudah menjadi kewajiban kita untuk menjadi pribadi yang lebih baik lagi.
Kegiatan pun diakhiri dengan pemberian peta kawasan tanpa asap rokok, poster mengenai bahaya merokok serta berfoto bersama anak-anak, kepala sekolah serta guru.