Pendidikan merupakan landasan utama untuk kemajuan suatu bangsa. Salah satu aspek penting dalam pendidikan adalah kemampuan membaca. Namun, fakta menunjukkan bahwa kemampuan membaca siswa Indonesia secara keseluruhan masih tergolong rendah. Di Indonesia, banyak individu yang memiliki hobi membaca namun kurang bisa memahami isi bacaan. Apa saja penyebab utama dari masalah ini?
1. Â Kurangnya minat membaca
Di era digital saat ini, banyak generasi muda lebih cenderung memilih jalan pintas dibandingkan harus melalui proses panjang. Mereka lebih sering mencari jawaban secara instan tanpa berusaha membaca terlebih dahulu. Padahal, membaca memiliki beragam manfaat, seperti merangsang aktivitas otak, memperkaya pengetahuan, dan meningkatkan daya ingat. Jika kebiasaan ini terus berlanjut dikhawatirkan bahwa kemampuan otak dalam memecahkan masalah akan menurun.
2. Fasilitas yang kurang memadai
Hal ini juga berpengaruh pada proses pembelajaran anak. Kurangnya fasilitas belajar yang memadai akan menghambat perkembangan anak di masa depan. Oleh karena itu, perlu adanya upaya untuk meningkatkan aksesibiltas bacaan bagi anak misalnya dengan menyediakan perpustakaan di setiap sekolah dan taman baca masyarakat.
3. Peran orang tua dan keluarga
Kondisi lingkungan belajar di rumah juga memegang peran yang sangat penting. Anak yang menghadapi gangguan atau stress akibat masalah keluarga cenderung kesulitan dalam belajar. Selain itu, kurangnya perhatian orang tua terhadap proses belajar anak dapat menghambat perkembangan kognitifnya, termasuk kemampuan membaca, menulis, berpikir kritis, dan berhitung.
4. Â Faktor ponsel dan televisi
Generasi muda saat ini cenderung lebih tertarik pada aktivitas hiburan seperti bermain game atau menonton televisi. Ini berdampak pada menurunnya minat baca dan munculnya sikap tidak sabar dalam mencari informasi. Akibatnya, siswa lebih sering mencari jawaban secara instan daripada berupaya mencari solusi melalui membaca. Fenomena ini menunjukkan bahwa kemampuan membaca dan keterampilan memecahkan masalah siswa Inndonesia pada umumnya masih memerlukan peningkatan.
5. Kualitas pendidikan
Kesenjangan kualitas pendidikan antar daerah di Indonesia, terutama di daerah tertinggal, sangat mencolok. Minimnya tenaga pendidik profesional serta metode pembelajaran yang efektif menjadi hambatan utama dalam mewujudkan pendidikan yang berkualitas bagi seluruh anak bangsa.
Selain itu, kemampuan membaca siswa Indonesia jika dibandingkan dengan siswa internasional masih tergolong rendah, baik pada tingkat mahir, tinggi, maupun menengah.Â
Kondisi ini mengindikasikan kurangnya perhatian serius terhadap masalah literasi, baik dlam konteks pendidikan di tingkat satuan pendidikan maupun dalam kebijakan pendidikan secara keseluruhan. Sebagai generasi penerus bangsa kita memiliki tanggung jawab yntuk menghidupkan kembali budaya membaca.Â
Dengan cara ini, minat baca masyarakat tidak akan semakin pudar dan kita dapat sejajar dengan negara-negara maju lainnya. Lebih dari sekedar membaca kita harus mampu mengolah informasi yang diperoleh dari bacaan agar dapat melahirkan generasi emas yang berprestasi dan berkontrubusi bagi kemajuan bangsa.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H