Kesetaraan Emosional: Terjemahan berusaha menyampaikan penghargaan dan rasa hormat yang sama, dengan kata-kata yang menyentuh dan mempertahankan suasana emosional dari puisi asli.
G. Evaluasi
Teknik dan strategi penerjemahan puisi ini berhasil menjaga makna serta emosi yang diinginkan dari teks asli. Penggunaan kesetaraan makna dan emosi memungkinkan pesan utama puisi dan kehangatan perasaan tersampaikan secara utuh, terutama melalui pemilihan kata yang selaras dengan nuansa bahasa sasaran. Meski demikian, mempertahankan istilah budaya Minangkabau tanpa penjelasan tambahan dapat menimbulkan sedikit kebingungan bagi pembaca yang kurang akrab dengan konteks budaya tersebut.
Pemanfaatan metafora dan simbol juga sangat efektif untuk mempertahankan unsur keindahan dan kedalaman dalam puisi. Dengan tetap menjaga simbolisme seperti “sinar rembulan Agustus yang tak pernah pudar,” puisi terasa autentik dan penuh makna dalam bahasa sasaran. Meskipun begitu, beberapa metafora mungkin kurang memiliki dampak yang sama dalam budaya sasaran; misalnya, "August moonlight" mungkin kurang relevan bagi pembaca di Indonesia yang tidak memiliki kaitan musim serupa.
Adaptasi budaya pada istilah seperti "Bundo" dan "ranah Minangkabau" memperkuat identitas lokal puisi, memungkinkan pembaca tetap terhubung dengan konteks asli. Meski tanpa penjelasan tambahan, istilah ini menambah keunikan dan kedalaman budaya dalam teks. Secara keseluruhan, strategi ini sangat efektif dalam menjaga keindahan, pesan, dan kekayaan budaya puisi sumber ke dalam bahasa sasaran.
H. Kesimpulan dan Saran
Kesimpulan:
Teknik dan strategi penerjemahan yang digunakan dalam puisi ini secara efektif berhasil mempertahankan makna, emosi, dan keindahan dari teks asli, sehingga pembaca dalam bahasa sasaran dapat merasakan pesan yang sama seperti yang dimaksudkan dalam bahasa sumber. Teknik kesetaraan makna dan emosi, penggunaan metafora, serta adaptasi budaya memungkinkan puisi untuk tetap relevan, puitis, dan memiliki daya tarik budaya yang mendalam. Namun, kelemahan kecil muncul dalam penggunaan istilah budaya lokal tanpa penjelasan tambahan, yang dapat mengurangi pemahaman bagi pembaca yang tidak familiar dengan konteks budaya sumber.
Saran:
Untuk meningkatkan pemahaman pembaca terhadap puisi, disarankan agar istilah budaya khas yang dipertahankan diberikan penjelasan singkat atau catatan kaki yang memberikan konteks tambahan. Hal ini dapat membantu pembaca memahami makna budaya yang mendalam tanpa kehilangan keindahan puisi. Selain itu, dapat dipertimbangkan penggunaan metafora yang lebih relevan dengan konteks bahasa sasaran bila memungkinkan, sehingga resonansi emosional puisi tetap kuat bagi pembaca lintas budaya.
I. Referensi