Mohon tunggu...
Zahrah Nabila
Zahrah Nabila Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya hobi bermain badminton

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Teknik dan Strategi Penerjemahan Puisi oleh: Zahrah Nabila

18 Oktober 2024   18:05 Diperbarui: 3 November 2024   23:04 59
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Adaptasi Budaya: Menyesuaikan konteks budaya yang khas Minangkabau dalam puisi ini. Kata "Bundo" misalnya, dibiarkan dalam bahasa aslinya karena menggambarkan sosok ibu yang dihormati di budaya Minangkabau. Ini dipertahankan untuk menjaga makna dan nuansa budaya dalam puisi.

  • Pemeliharaan Keutuhan Makna (Semantic Equivalence): Menggunakan terjemahan yang fokus pada makna agar pesan inti puisi tetap sama, meskipun beberapa kata mengalami perubahan bentuk atau struktur. Misalnya, "hushed reverence" diterjemahkan menjadi "keheningan penuh hormat" yang menyesuaikan suasana dengan bahasa sasaran.

  • Puitisasi (Poeticization): Menjaga elemen puitis seperti citraan alam, metafora, dan suasana emosional yang khas dari bahasa sumber. "August moonlight that never wanes" diterjemahkan menjadi "sinar rembulan Agustus yang tak pernah pudar," mempertahankan metafora asli yang menggambarkan keabadian dan penerangan abadi sosok Bundo Raudha.

  • Adaptasi Ritme dan Rima: Puisi memiliki alur emosional yang dalam, dan terjemahan disesuaikan agar tetap terasa mengalir tanpa mengorbankan makna atau pesan asli. Beberapa frasa atau struktur diubah agar tetap mengalir secara alami dalam bahasa Indonesia.

  • F. Strategi Penerjemahan

    Beberapa strategi yang digunakan dalam menerjemahkan bait ke-5 dari puisi "Cahaya di Langit Pagaruyung," adalah:

    • Kesetaraan Metaforis dan Simbolis: Metafora seperti "August moonlight that never wanes" diterjemahkan menjadi "sinar rembulan Agustus yang tak pernah pudar," menjaga kedalaman simbolis tanpa kehilangan makna asli.

    • Kesetiaan pada Makna: Fokus utama adalah mempertahankan pesan inti di setiap bait dengan pemilihan kata yang menyampaikan makna dan emosi serupa.

    • Puitisasi: Struktur dan irama diterjemahkan agar tetap terasa puitis dan mengalir dalam bahasa sasaran, menjaga keindahan sekaligus efek emosionalnya.

    • Adaptasi Budaya: Unsur-unsur budaya seperti "Bundo" dan "ranah Minangkabau" dibiarkan dalam bahasa aslinya untuk mempertahankan konteks budaya yang kuat.

    • HALAMAN :
      1. 1
      2. 2
      3. 3
      4. 4
      5. 5
      Mohon tunggu...

      Lihat Konten Puisi Selengkapnya
      Lihat Puisi Selengkapnya
      Beri Komentar
      Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

      Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
    LAPORKAN KONTEN
    Alasan
    Laporkan Konten
    Laporkan Akun