Mohon tunggu...
Zahra Firlia
Zahra Firlia Mohon Tunggu... Lainnya - ️️️️️️️ ️️️️️️️️️ ️️️️️️️️️ ️️️️️️️️️ ️️️️️️️️️ ️️

️️️️️️️ ️️️️️️️️️ ️️️️️️️️️ ️️️️️️️️️ ️️️️️️️️️ ️️

Selanjutnya

Tutup

Palembang

Tradisi Sumatra Selatan: Bangun dan Pindah Rumah

30 Juni 2024   23:23 Diperbarui: 30 Juni 2024   23:45 73
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Palembang. Sumber ilustrasi: SHUTTERSTOCK via KOMPAS.com/Ryan Zulqudsie

Adat istiadat atau tradisi setiap daerah di Indonesia berbeda-beda dan mempunyai ciri khas tersendiri. Di provinsi Sumatra Selatan ada tradisi ketika ingin membangun dan pindah rumah.

1. Tradisi Membangun Rumah

Dalam tradisi orang Palembang, ketika ingin membangun rumah ada beberapa hal yang harus disiapkan, yaitu:
1) Mempersiapkan lahan.
2) Mempersiapkan bahan-bahan bangunan.
Orang Palembang biasa menyebutnya ramuan. Ramuan tersebut berbentuk kayu yang disebut cagak. Untuk membangun rumah tiang fondasi yang digunakan biasanya setinggi 1,5 m sampai 2,1 m. Ada dua cara yang dilakukan untuk membentuk fondasi rumah dalam tradisi Palembang, yaitu botekan, jika rumah berada di tepian sungai. Apabila rumah tersebut tidak dibangun di tepi sungai, fondasinya merupakan tapakan.

Setelah cagak-cagak (tiang fondasi) dipasang, pada bagian tengah mulai dipasang dan kemudian dibangun pudo-pudo. Sebelum dipasang pudo-pudo, didirikan terlebih dahulu yang disebut langsunan. Langsunan terdapat di bagian depan sebelah kanan yang di atasnya terdapat kendi air (tempat air minum), pisang emas, tandan, tebu, kelapa, cinde, bendera merah putih. Cinde merupakan selendang panjang bermotif pelangi. Ketika masa kemerdekaan, bendera merah putih banyak digunakan saat membangun rumah.

Hal pertama dalam membangun rumah dalam tradisi Palembang yaitu mencari hari yang tepat. Biasanya dilaksanakan pada hari senin karena senin merupakan hari lahirnya nabi Muhammad SAW. Jika tanah yang digunakan untuk membangun rumah bermasalah akan dilakukan silih (dalam tradisi Palembang). Silih tersebut diganti dengan kepala kambing atau telur angsa, kepala kambing dan telur angsa ini biasanya ditanam di tanah sebelum cagak ditegakkan karena dipercaya sebagai syarat penolak bala. Hal ini dilakukan hanya jika tuan rumah bersikeras ingin membangun rumah di tanah itu atau tidak mempunyai lahan tanah kosong yang lain.

Orang Palembang percaya dalam tradisi membangun rumah, jarak antara halaman rumah dan jalan besar atau gang untuk menuju ke rumah harus sejauh 50 meter. Jadi, antara rumah dan jalan harus dilalui dengan berjalan kaki terlebih dahulu.

2. Tradisi Pindah Rumah

Setelah rumah selesai dibangun, acara pindah rumah dilaksanakan. Jika dirasa rumah yang sudah dibangun siap untuk dihuni, seminggu sebelum rumah itu ditempati, diadakan tradisi.

Tradisi sebelum pindah rumah ini disebut Nedokke Tujuh Jando. Nedokke mempunyai arti bahwa rumah tersebut ditempati terlebih dahulu oleh tujuh orang janda (cerai mati). Orang-orang tersebut harus memiliki hubungan keluarga dengan tuan rumah.
Tradisi sebelum pindahan rumah ini dilakukan untuk melihat kondisi rumah tersebut, yang bertujuan agar rumah aman saat ditempati. Kondisi yang dimaksud adalah ada atau tidaknya penunggu dan semacamnya.

Tuan rumah menyiapkan perlengkapan dan kebutuhan untuk mereka. Perlengkapan tersebut biasanya pedaringan, padasan, dan lain sebagainya. Ada filosofi dibalik barang-barang tersebut.
1) Pedaringan (wadah beras)
Pedaringan beras ini harus yang tradisional tidak boleh yang sudah modern.
2) Padasan (wadah air)
Sebagai sumber air untuk berwudhu (bersuci) atau sebagai sumber mata air.
3) Tombak benderang
Filosofi dari tombak benderang ini yaitu diharapkan rumahnya dapat terang benderang agar rumah tangga menjadi samawa.
4) Al-Qur'an  
5) Kucing
Kucing merupakan hewan kesukaan Nabi Muhammad SAW..

Selama menempati rumah itu, mereka akan membaca ayat suci al-quran atau yasin. Mereka juga biasanya akan melakukan cangkriman atau teka-teki tradisional. Namun, tidak apa jika tradisi Nedokke Tujuh Jando tidak dilaksanakan.

Apabila ternyata ada masalah atau penunggu dalam rumah itu, tuan rumah akan memanggil atau mendatangi Kiai. Zaman sekarang banyak disebut sebagai orang pintar.

Setelah janda tersebut selesai menempati rumah tersebut sesuai waktu yang ditentukan, biasanya seminggu (tujuh hari). Mereka akan diberi oleh-oleh sebagai tanda terima kasih oleh tuan rumah. Kemudian setelahnya, diadakan syukuran atau sedekah rumah, yang dilakukan dengan membaca yasin (yasinan).  

Setelah hari ketujuh, pada malamnya dilaksanakan surah yasin yang biasanya dilakukan setelah salat isya. Contohnya, apabila hari ketujuh adalah hari kamis, maka dilakukan sedekah pada malam jumat. Jika ingin bersedekah pada pagi hari juga diperbolehkan, pada pukul 8 sampai 12.

Pada zaman dulu, tidak membaca surah yasin, tetapi kebanyakan menggunakan ratib saman. Tradisi pindah rumah dianggap sebagai sesuatu yang sakral, maka ritualnya hanya membaca surah yasin dan berdoa. Hari yang dianggap baik untuk pindah rumah dilihat dari apesan, wedal, larangan sasih, dan menghindari hari dan bulan yang dianggap kurang baik, yaitu hari Rabu, Minggu, dan Bulan Sapar hingga lebaran Mulud (bulan kedua hingga tanggal 14 bulan ketiga tahun Hijriah).

Makanan yang disajikan dalam tradisi pindah rumah berbeda-beda. Jika saat syukuran atau sedekah pindah rumah membaca surah yasin, makanan yang disajikan merupakan nasi dan lauk pauk. Sedangkan jika sedekahnya membaca ratib saman, makanannya berupa ragit. Ragit mirip dengan roti jala.

Di zaman modern sekarang ini, banyak orang yang menyewa catering untuk menyiapkan makanan saat akan melakukan sedekah. Hal ini dikarenakan kurangnya waktu dan SDM untuk membuat makanan yang akan disajikan ke tamu yang mungkin tidak sedikit.

Tradisi merupakan warisan turun temurun yang diteruskan ke setiap generasi. Hal ini harus dilestarikan agar tidak punah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Palembang Selengkapnya
Lihat Palembang Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun