Mohon tunggu...
Zahra Az Zahra
Zahra Az Zahra Mohon Tunggu... Mahasiswa - zjrngn

Mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Book Pilihan

Autobiografi Maya Angelou, Salah Satu Buku yang Paling Ditentang di Amerika Serikat

19 Maret 2024   14:00 Diperbarui: 19 Maret 2024   14:02 122
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada tahun 1998, sekolah di distrik Maryland menghapus salah satu karya sastra Amerika yang paling dielu-elukan dari kurikulum negara itu. Para orang tua mendukung, mengatakan buku itu “eksplisit secara seksual” dan “anti orang kulit putih”. Setelah protes dari orang tua lain dan para guru, keputusan itu akhirnya dibatalkan.

Tapi ini bukan serangan pertama ataupun terakhir terhadap buku “I Know Why the Caged Bird Sings” karya Maya Angelou. Tak banyak buku yang lebih sering ditentang daripada autobiografi Angelou. Meski keputusan pelarangan buku umumnya tidak diambil di tingkat negara bagian atau nasional, kebanyakan sekolah dan perpustakaan yang melarang buku Angelou memberikan alasan yang sama.

Umumnya, mereka beralasan autobiografinya berisi tentang pelecehan seksual dan kejahatan rasisme di Amerika yang tidak pantas dibaca pembaca belia. Tapi kekhawatiran melewatkan inti dari cerita Angelou, yang menggunakan tema tersebut untuk menjelaskan bahaya penyensoran dan pembungkaman dalam hidup anak muda.

Diterbitkan pada tahun 1969 “I Know Why the Caged Bird Sings” mengikuti masa kecil penulis yang tumbuh miskin, berkulit hitam dan perempuan di daerah selatan AS. Narasinya berpusat pada pengalaman Angelou yang dilecehkan secara seksual saat dia berusia tujuh setengah tahun. Dikelilingi orang dewasa yang menganggap topik tersebut tabu untuk dibahas, Angelou memutuskan dia lah pihak yang salah.

Pada saat Angelou akhirnya memperkenalkan pelakunya di persidangan, pelaku dibunuh oleh orang yang main hakim sendiri. Angelou percaya suaranya menyebabkan kematian pelaku itu dan selama enam tahun, dia nyaris sepenuhnya berhenti berbicara.

Buku ini mencatat perjalanan Angelou untuk menemukan suaranya kembali, sekaligus menyelidiki rasa sakit dan malu yang salah tempat, yang muncul dari menghindari kenyataan yang tak nyaman. 

Suara narasi autobiografi secara ahli memadukan kebingungan masa kecilnya dengan pemahaman dewasanya, memberikan pembaca sudut pandang yang dirampas dari Angelou saat kecil,

Sumber: Pinterest/Tanya Eileen
Sumber: Pinterest/Tanya Eileen

Dia menghubungkan pengalaman masa kecilnya dibungkam dan dipermalukan dengan pengalaman sebagai orang miskin dan berkulit hitam di Amerika Serikat yang tersegregasi “Si gadis kulit hitam,” tulisnya, “Terperangkap dalam baku tembak tripartit dari prasangka maskulin, kebencian ras kulit putih yang tak logis dan ketidakberdayaan ras kulit hitam.”

Autobiografinya adalah salah satu buku pertama yang secara terbuka membahas pelecehan seksual pada anak dan terobosan awal untuk melakukannya dari sudut pandang anak yang dilecehkan. 

Selama berabad-abad, penulis wanita berkulit hitam dibatasi dengan prasangka yang menggambarkan mereka sebagai hiperseksual. Takut memperkuat prasangka ini, hanya ada sedikit orang yang mau menulis tentang seksualitas mereka.

Sumber: MSNBC News
Sumber: MSNBC News

Tapi Angelou menolak dan dibatasi. Dia secara publik menelusuri pengalamannya yang paling personal tanpa rasa bersalah atau malu. Semangat akan penolakan ini mengisi tulisannya dengan rasa harapan yang memerangi isu subjek traumatis autobiografi itu. Saat mengingat bagaimana sesama murid menolak instruksi untuk tidak menyanyikan lagu kebangsaan orang kulit hitam di hadapan tamu berkulit putih, dia menulis “Air mata yang mengalir di banyak wajah tidak terhapus karena malu. Kita berada di atas lagi… kita berhasil bertahan.”

Autobiografi Angelou diterbitkan di tengah gerakan Hak Sipil dan Kekuatan Kulit Hitam ketika para aktivis menyerukan kurikulum sekolah yang mencerminkan keberagaman pengalaman di AS. Tapi nyaris secepat buku itu muncul di sekolah, buku itu ditentang. Kampanye mengontrol rencana pembelajaran melonjak di seluruh Amerika pada tahun 1970-an dan 1980-an.

Dalam daftar buku Asosiasi Perpustakaan Amerika Serikat yang paling sering dilarang atau ditentang, “I Know Why the Caged Bird Sings” berada nyaris di puncak selama dua dekade. Namun para orang tua, siswa, dan pendidik secara konsisten menentang pelarangan buku demi mendukung autobiografi tersebut.

Pada tahun 2013, buku itu menjadi teks non-fiksi terbanyak kedua yang diajarkan pada kelas bahasa Inggris di sekolah menengah atas Amerika Serikat. Ketika ditanya apa yang dia rasakan tentang menulis salah satu buku terlarang, Angelou berkata, “Saya menemukan bahwa orang yang ingin melarang buku saya tidak pernah membaca satu paragraf dari tulisan saya, tapi pernah mendengar bahwa saya menulis tentang pemerkosaan. Mereka bertindak seolah-olah anak mereka tidak dihadapkan dengan ancaman yang sama.  Dan hal itu sangat mengerikan”.

Sumber: Poetry Foundation
Sumber: Poetry Foundation

Dia percaya bahwa anak yang cukup umur untuk menjadi korban pelecehan seksual dan rasisme cukup matang untuk membaca subjek-subjek ini. Karena mendengar dan mempelajari adalah yang penting untuk mengatasi, dan apa yang tidak dapat disampaikan jauh lebih berbahaya saat dibiarkan tak tersampaikan.

There is no greater agony than bearing an untold story inside you. - Maya Angelou,  I know Why the Caged Bird Sings

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun