Pernahkah anda mendengar bahwa perempuan adalah tonggaknya negeri atau bahkan tonggaknya peradaban? Yang bilamana para perempuan di dalamnya rusak, maka rusak pula lah negeri atau peradaban tersebut? Tentu pernyataan ini cukup familiar di telinga banyak orang. Tapi, apakah anda tahu mengapa pernyataan tersebut bisa muncul?Â
Oleh karena itu, pada kesempatan  ini kita akan membahas tentang peran-peran perempuan yang mempengaruhi tegaknya peradaban Islam, bahkan tonggak peradaban ini.
Jika kita membaca kembali kilas balik sejarah suatu peradaban ataupun suatu bangsa, tentu kita akan menemukan beberapa faktor penting yang meyebabkan kemajuan atau kemundurannya. Dan jika kita teliti kembali, dibalik faktor-faktor tersebut terdapat peran penting para perempuan di masa itu, baik dari para ibu, istri, maupun para anak perempuan.
Pada masa sebelum kedatangan Islam, para perempuan sudah memiliki peranan penting dalam kehidupan sosial, politik dan ekonomi. Hal ini ditunjukkan oleh kultur yang terdapat pada bangsa Arab, yaitu syair-syair jahiliyyah yang dilantunkan para ibu dan juga para istri yang ditujukan kepada para lelaki, baik suami  ataupun anak-anak mereka agar selalu bersemangat dalam bekerja dan selalu memenangkan peperangan.Â
Dan sebagaimana kita tahu, bahwa memenangi sebuah peperangan hakikatnya memenangi pertempuran dalam struktur sosial, politik, dan ekonomi. Hal ini terbukti dalam sejarah, disebutkan bahwa bangsa Arab merupakan bangsa yang paling disegani dan ditakuti oleh bangsa-bangsa lain dikarenakan banyaknya peperangan yang mereka menangkan dalam melawan musuh-musuhnya.Â
Selain lantunan-lantunan syair yang bersifat motivatif, ada juga bentuk peran penting perempuan pada masa itu. Yaitu adanya kultur pencarian ibu susu yang berasal dari dusun-dusun terpencil untuk menyusukan para bayi laki-laki yang lahir di perkotaan.Â
Umumnya dusun dusun terpencil di Arab pada zaman itu memiliki alam yang masih terjaga dan masyarakat di dalamnya pun masih berbicara dengan bahasa Arab yang baku atau asli. Dengan didasari hal ini, para orangtua bayi berharap agar bayi mereka yang disusui oleh perempuan dari dusun terpencil dapat bertumbuh sehat dan kuat, terlatih mengunakan bahasa Arab yang asli, serta tidak terkontaminasi unsur budaya metropolis terutama kota Mekkah dan Madinah.
Hal ini pula lah yang terjadi pada masa kecil baginda kita Nabi Muhammad Shalla Allahu 'Alaihi wa Sallam. Beliau memiliki  dua ibu susu yang sangat hebat. Yaitu Tsuwaibah dan Halimah bintu Sa'diyyah. Akan tetapi, diantara kedua ibu susunya tersebut, beliau tinggal lebih lama bersama Halimah sehingga yang paling berpengaruh dalam pendidikan beliau adalah Halimah.Â
Halimah mampu mendidik baginda Nabi hingga menjadi orang yang paling fasih dalam berbicara, pemberani, cerdas, mandiri dan tidak terkontaminasi dengan budaya-budaya metropolis Mekkah dan Madinah. Keberhasilannya dalam pendidikan baginda Nabi Muhammad ini, menjadi salah satu faktor penting terbentuknya karakter pemimpin yang sempurna untuk mendirikan sebuah peradaban. Oleh karena itu, Halimah merupakan salah satu tonggak berdirinya peradaban Islam.
Setelah kita membahas peran para perempuan di masa sebelum datangnya Islam. Sekarang mari kita beranjak pada masa selanjutnya, yaitu pada masa kedatangan agama ini.Â
Dimulai dari peran perempuan sholihah yang pertama kali beriman kepada Nabi Muhammad Shalla Allahu 'Alaihi wa Sallam dan apa yang diwahyukan kepadanya, yang dimana pada saat itu semua orang mengingkari dan mengintimidasinya, yaitu sayyidatuna Khodijah RA. Ia adalah perempuan yang sangat cerdas dan taat kepada Rasulullah. Bahkan sepeninggal Khodijah, Rasulullah SAW tidak bisa menggantikan posisinya di dalam hati beliau.