Mohon tunggu...
Atiqah Zahra
Atiqah Zahra Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi

Menulis dapat memancing pikiranmu :v menulis bebas, menulis randomm

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Meniti Jejak Spritualitas, Kisah Inspiratif dari Dunia Pesantren

10 Agustus 2024   09:22 Diperbarui: 10 Agustus 2024   20:33 90
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saya akan sedikit bercerita secara singkat mengenai pengalaman saya sebelum terjun ke dunia kuliah. Berawal dari setelah lulus  MTS, teman saya mengajak untuk mencari suasana baru, yakni dengan kata lain, tidak lanjut sekolah di tempat kami MTS dulu. 

Soalnya di tempat kami MTS, sebenarnya juga tersedia tingkat Aliyah dan bahkan perguruan tinggi. Lanjut cerita, teman saya itu mulai mencari cari informasi terkait pesantren yang bagus dan berkelas yang setara dengan SMA.  Alhasil, dia menemukan informasi dari internet yang menurutnya bisa untuk dijadikan pilihan. Kami berdua pun mulai daftar. Hingga waktu tes tiba, kami sama sekali tidak mempersiapkan diri untuk tes tersebut. 

Bisa dibilang kami daftar itu hanya karena mau coba-coba saja. Niat kami setengah-setengah. Lulus yah alhamdulillah, ga lulus juga tidak apa-apa. Kami tes secara ofline di kementrian agama di kota kami. Butuh beberapa minggu untuk dapat mendengar hasil tes tersebut. Dan sekali lagi, kami menunggu dengan santai. Sebenarnya, kami tidak begitu berharap untuk lulus karena melihat pesaing-pesaing yang begitu ketat.

Hari demi hari berlalu, waktu pengunguman kelulusan pun telah tiba. Dan alhamdulillahnya, kami berdua diterima. Tapi jangan senang dulu, soalnya ini masih tes tahap awal. Tes berikutnya adalah seperti percobaan tinggal di asrama selama seminggu, apakah kita betah atau tidak?. Untuk tes yang kedua ini, Kami ditempatkan di Pasuruan. Karena latar belakang kita sebelumnya juga alhamdulillah pesantren yaa, jadi insyaAllah kami bisa lulus di tes tahap kedua ini. Setelah seminggu di Pasuruan, kami Kembali ke kota kelahiran kami dengan percaya diri. Dan benar, alhamdulillah kami lolos.

Oh iya nama tempatnya adalah pesantren Sulaymaniyah. Pesantren ini mempunyai banyak cabang di beberapa negara, salah satunya Indonesia. Di Indonesia pun, asrama ini sudah sangat banyak tersebar ke berbagai provinsi. Pusat pesantren Sulaymaniyah ini berada di negara Turki. Mengapa dinamakan Sulaymaniyah? Karena pesantren ini didirikan oleh seorang kyai yang bernama Syekh Sulayman Hilmi Tunahan.

Kami berdua ditempatkan di Gresik. Pesantren ini bergerak di bidang Al Qur'an. Tujuannya tentu untuk mencetak generasi-generasi qur'ani. Ia mempunyai metode yang unik dari yang lainnya. Metode itu dinamakan metode utsmani, yakni dengan menghafal setiap halaman akhir dari setiap juz hingga genap 30 juz, kemudian dilanjut dengan halaman kedua akhir dari juz awal hingga juz akhir, dan tentu tidak lupa halaman sebelumnya diikutsertakan. Menurutku, metode ini lumayan bagus dan sangat efektif digunakan bagi orang orang yang benar-benar niat mengahafal al Qur'an hingga akhir.

Adab disana pun sangat dijunjung tinggi. Dulu waktu pertama kali kami datang di asrama, kami ke dershane (ruang belajar) untuk membaca al Qur'an. Disitu posisi kami lagi duduk bersila. Kami ditegur. Katanya duduk bersila di depan al qur'an itu merupakan hal yang kurang sopan. Dalam hati, saya bertanya-tanya "kurang sopan dari mananya?". Karena menurutku duduk bersila itu merupakan hal yang wajar-wajar aja, tapi kok disana dinilainya kurang sopan yaa? 

saya tidak tau, apakah memang adab jawa seperti itu ataukah murni ajaran pesantren itu. Contoh lain, Ketika kita melihat guru kita ingin lewat dihadapan kita, Ketika kita sedang duduk misalnya, kita harus segera berdiri, atau ketika kita sedang berjalan juga, kita harus segera berhenti dan menundukkan pandangan hingga guru kita tidak terlihat mata lagi. Tapi kalau contoh ini menurutku merupakan adab jawa, karena berdasarkan cerita -cerita dari teman saya yang dulunya juga pernah mondok di jawa.

Asrama Sulaymaniyah ini termasuk salah satu asrama yang berkelas. Asramanya sangat bersih dan nyaman. Bagaimana tidak bersih jika setiap kali kita membersihkan, selalu ada pengecekan kembali? Dan kalian tau? Pengecekannya menggunakan tissu. Jika masi terdapat debu di tissu tersebut, maka kita diperintahkan untuk membersihkan kembali.

 Setiap ruangan dipenuhi dengan Ac dan karpet turki. Pengelompokan rungannya pun sangat tertata rapi. Kita dilarang menaruh makanan di dalam lemari, yaa karena semuanya sudah ada tempatnya masing-masing. Disana, cara menata isi lemari pun punya adab, misalnya yang paling atas adalah jilbab, kemudian baju/kemeja, dan dibawahnya lagi celana/rok, hingga seterusnya.

Seperti yang saya katakan tadi, disana semuanya sudah tertata rapi, termasuk kegiatan kita sehari-hari. Semuanya sudah terjadwal, dari kita bangun tidur hingga tidur lagi. Kita bangun sekitar jam 3.00 atau 3.30 untuk tahajjud kemudian dilanjut sholat subuh. Setelah sholat subuh kita membaca Al-qur'an hingga jam 7.00. Setelah itu temizlik (dalam bahasa indonesia artinya bersih-bersih), kemudian istirahat, mandi, sarapan dan sebagainya sampai jam 9.00. Habis itu dilanjut dengan belajar hingga jam setengah 12.00. Kemudian dilanjut dengan makan siang, sholat zuhur, dan tidur siang sampai jam 13.30. 

Jika sudah waktunya tidur siang, koridor sudah sepi, tidak ada lagi yang berlalu-lalang, karena semuanya wajib tidur. Kemudian setelah itu dilanjut dengan belajar bahasa turki hingga sholat asar. Setelah sholat asar, ada sedikit sohbet atau ceramah dari guru-guru, kemudian istirahat sejam, lalu sholat magrib, habis itu makan malam, dan dilanjut mengafal Al-quran dan setoran hafalan hingga jam 21.00. setelah itu siap siap untuk istirahat karena jam 22.00 semuanya wajib untuk berada di ranjang masing-masing. Kurang lebih seperti itu gambaran kegiatannya.

Satu hal lagi yang menarik untuk kalian tau. Asrama Sulaymaniyah ini berlatar belakang thoriqoh Naqsabandiyah. Karena itu adalah asrama thoriqoh, maka ia punya amalan tersendiri yang umumnya dilakukan sebelum subuh atau lebih tepatnya setelah tahajjud. 

Amalan itu merupakan hal yang wajib untuk dilakukan, karena itu berdampak pada keseharian kita. Katanya, jika kita melakukan amalan itu dengan khusyuk, maka keseharian kita akan baik. Begitupun sebaliknya. Seperti yang kalian tau juga, asrama thoriqat sangat berhati-hati dalam memilih makanan, atau sangat menjaga apa yang masuk ke dalam mulut kita. Kita dilarang memakan makanan yang berbau daging, ayam, dan sejenisnya seperti bakso, soto, dan lain-lain yang dijual di warung-warung. Mengapa? Karena kita tidak bisa memastikan apakah penyembelihannya diawali dengan membaca bismillah atau tidak?. Kita dapat memakan hal-hal di atas, jika asrama menyediakan, karena itu sudah jelas guru-guru di sana yang menyembelihnya dan tentu mengucapkan basmalah. Kita juga dilarang memakan sesuatu yang mengandung micin, seperti indomie dan kawan-kawan. Masakan di sana sama sekali tidak menggunakan micin, masako atau semacamnya.

Meskipun asrama sulaymaniyah ini biasa disebut asrama al qur'an, namun ia tetap mempunyai program muadalah yang biasa dilakukan di hari sabtu ahad. Program ini bertujuan agar kita bisa mendapatkan ijazah yang setara dengan sekolah sekolah yang ada di luar sana.

Waktu masa pandemi datang, dimana sekolah-sekolah atau asrama-asrama lain diliburkan atau setidaknya belajar secara online, asrama Sulaymaniyah tetap berjalan normal seperti biasa, seperti tidak ada yang terjadi. Hingga suatu waktu diketahui bahwa beberapa dari kita terpapar corona, namun tetap aja tidak diliburkan. Yang terpapar corona tersebut hanya diisolasi di ruangan tertentu. Kita juga hanya diberikan suplemen-suplemen untuk mencegah virus corona tersebut, setiap pagi juga diadakan senam sehat, dan selebihnya tetap berjalan seperti biasa. Dan alhamdulillahnya, yang terpapar virus corona pun  berangsur-angsur sembuh.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun