Seperti yang saya katakan tadi, disana semuanya sudah tertata rapi, termasuk kegiatan kita sehari-hari. Semuanya sudah terjadwal, dari kita bangun tidur hingga tidur lagi. Kita bangun sekitar jam 3.00 atau 3.30 untuk tahajjud kemudian dilanjut sholat subuh. Setelah sholat subuh kita membaca Al-qur'an hingga jam 7.00. Setelah itu temizlik (dalam bahasa indonesia artinya bersih-bersih), kemudian istirahat, mandi, sarapan dan sebagainya sampai jam 9.00. Habis itu dilanjut dengan belajar hingga jam setengah 12.00. Kemudian dilanjut dengan makan siang, sholat zuhur, dan tidur siang sampai jam 13.30.Â
Jika sudah waktunya tidur siang, koridor sudah sepi, tidak ada lagi yang berlalu-lalang, karena semuanya wajib tidur. Kemudian setelah itu dilanjut dengan belajar bahasa turki hingga sholat asar. Setelah sholat asar, ada sedikit sohbet atau ceramah dari guru-guru, kemudian istirahat sejam, lalu sholat magrib, habis itu makan malam, dan dilanjut mengafal Al-quran dan setoran hafalan hingga jam 21.00. setelah itu siap siap untuk istirahat karena jam 22.00 semuanya wajib untuk berada di ranjang masing-masing. Kurang lebih seperti itu gambaran kegiatannya.
Satu hal lagi yang menarik untuk kalian tau. Asrama Sulaymaniyah ini berlatar belakang thoriqoh Naqsabandiyah. Karena itu adalah asrama thoriqoh, maka ia punya amalan tersendiri yang umumnya dilakukan sebelum subuh atau lebih tepatnya setelah tahajjud.Â
Amalan itu merupakan hal yang wajib untuk dilakukan, karena itu berdampak pada keseharian kita. Katanya, jika kita melakukan amalan itu dengan khusyuk, maka keseharian kita akan baik. Begitupun sebaliknya. Seperti yang kalian tau juga, asrama thoriqat sangat berhati-hati dalam memilih makanan, atau sangat menjaga apa yang masuk ke dalam mulut kita. Kita dilarang memakan makanan yang berbau daging, ayam, dan sejenisnya seperti bakso, soto, dan lain-lain yang dijual di warung-warung. Mengapa? Karena kita tidak bisa memastikan apakah penyembelihannya diawali dengan membaca bismillah atau tidak?. Kita dapat memakan hal-hal di atas, jika asrama menyediakan, karena itu sudah jelas guru-guru di sana yang menyembelihnya dan tentu mengucapkan basmalah. Kita juga dilarang memakan sesuatu yang mengandung micin, seperti indomie dan kawan-kawan. Masakan di sana sama sekali tidak menggunakan micin, masako atau semacamnya.
Meskipun asrama sulaymaniyah ini biasa disebut asrama al qur'an, namun ia tetap mempunyai program muadalah yang biasa dilakukan di hari sabtu ahad. Program ini bertujuan agar kita bisa mendapatkan ijazah yang setara dengan sekolah sekolah yang ada di luar sana.
Waktu masa pandemi datang, dimana sekolah-sekolah atau asrama-asrama lain diliburkan atau setidaknya belajar secara online, asrama Sulaymaniyah tetap berjalan normal seperti biasa, seperti tidak ada yang terjadi. Hingga suatu waktu diketahui bahwa beberapa dari kita terpapar corona, namun tetap aja tidak diliburkan. Yang terpapar corona tersebut hanya diisolasi di ruangan tertentu. Kita juga hanya diberikan suplemen-suplemen untuk mencegah virus corona tersebut, setiap pagi juga diadakan senam sehat, dan selebihnya tetap berjalan seperti biasa. Dan alhamdulillahnya, yang terpapar virus corona pun  berangsur-angsur sembuh.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H