Mohon tunggu...
Zahra Nesia Khoirunnisa
Zahra Nesia Khoirunnisa Mohon Tunggu... Mahasiswa - UIN Sunan Ampel Surabaya

Menulis

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Meningkatkan Kepercayaan Diri Anak Usia Dini Melalui Kegiatan Menari

18 Juni 2023   21:42 Diperbarui: 18 Juni 2023   22:06 280
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menurut Zahra, keterampilan menari adalah kemampuan untuk menggunakan seluruh atau sebagian dari tubuh untuk melakukan sesuatu, membangun kedekatan untuk mengkonsolidasikan dan meyakinkan serta mendukung orang lain, dan menggunakannya untuk menciptakan bentuk ekspresi baru.  Menari merupakan bagian dari aspek seni yang dilakukan dengan bergerak sambil mengikuti musik. Menari juga dapat memberikan rasa gembira dan senang, maka dengan gembira dan senang akan membuat anak menjadi lebih rileks dan membawa energi positif.

Berkaitan dengan kegiatan menari yang dapat meningkatkan rasa percaya diri anak, peneliti melakukan observasi di daerah rumah yang biasanya mempunyai acara pentas seni pada acara perayaan kemerdekaan Indonesia. Pada pentas ini tidak hanya merayakan kemerdekaan Indonesia namun juga mewadahi anak-anak setempat untuk menampilkan kemampuan mereka seperti bermain peran, menyanyi, dan menari. Namun dari semua anak tidak semua memiliki kepercayaan diri yang bagus, karena pada dasarnya kepercayaan diri setiap anak berbeda-beda.

Menurut Freud percaya diri adalah tahapan rasa sugesti seseorang yang berkembang dalam dirinya sehingga orang tersebut merasa yakin ketika hendak melakukan sesuatu. Orang yang percaya diri memiliki rasa optimis yang lebih untuk melakukan sesuatu, ia percaya akan kemampuan yang dimilikinya. Zahra mengemukakan bahwa kepercayaan diri memiliki kemerdekaan psikologis.

Artinya seseorang berhak dalam menuangkan tenaga dan pikirannya berdasarkan kemampuan yang dimilikinya dalam mengerjakan sesuatu yang produktif, selain itu orang yang percaya diri akan menyukai hal-hal baru, merasa mampu menghadapi tantangan, dan segala tugas yang diberikan akan dilakukan dengan penuh tanggung jawab.  Dengan memiliki kepercayaan diri seseorang akan memiliki keberanian untuk mengambil keputusan dan berani bertanggung jawab, maka ia juga bebas mengarahkan pikirannya untuk mengembangkan kemampuannya serta memperoleh pengalaman baru.  

Kepercayaan diri juga berkaitan dengan teori psikososial dari Erik Erik Eriksn, yaitu pada tahapan industry vs inferiority (industri vs inferioritas). Pada tahap ini menjelaskan bagaimana anak merasa bangga dengan kemampuan dan prestasi yang dimilikinya melalui interaksi sosial. Kepercayaan diri juga merupakan hal yang dapat dikembangkan melalui interaksi sosial. Interaksi sosial dapat dilakukan dengan melibatkan anak pada kegiatan yang bertemu dengan banyak orang seperti sekolah, tempat les, atau lingkungan sekitar rumah. 

Untuk kemampuan anak dapat dikembangkan melalui berbagai kegiatan seperti melukis, menyanyi, menari dan lain sebagainya. Dengan bersosialisasi dan mengembangkan potensi akan terbentuk rasa percaya diri anak. 

Seringkali kita temukan orang yang cepat merasa cemas dengan tindakan yang dilakukannya, atau menemukan seseorang yang kurang menerima jika diberi kritik dan saran. Hal itu menunjukkan bahwa seseorang itu memiliki kepercayaan diri yang rendah ditunjukan dengan ia kurang yakin dengan kemampuannya dan kurang menghargai orang lain. Percaya diri adalah yakin bahwa dirinya dapat atau mampu melakukan sesuatu. Dasar dari menumbuhkan sikap percaya diri adalah anak perlu merasa aman dan nyaman atas dirinya.  Maka dari itu rasa aman dan nyaman pada diri sendiri merupakan hal penting saat menanamkan rasa percaya diri pada anak.

Ciri-ciri Kepercayaan Diri

Kepercayaan diri pada anak tidak begitu saja muncul pada saat ia lahir. Kepercayaan diri terbentuk dari proses interaksi anak dengan lingkungannya seperti guru, masyarakat, media, dan lain sebagainya. Selain itu untuk menumbuhkan kepercayaan diri juga dapat dilakukan dalam keluarga, seperti menghargai anak atas segalanya yang sudah dicapai, dan mendukung anak untuk terus mengembangkan potensinya. Lalu di sekolah, guru juga dapat membantu anak untuk menumbuhkan kepercayaan dirinya melalui minat, bakat, dan menggali segala potensi anak. 

Oleh karena itu terdapat ciri-ciri anak yang memiliki rasa percaya diri yaitu (1) Fokus pada kelebihannya dan berusaha mengatasi kekurangannya; (2) Berani mengambil resiko; (3) Berani mengakui ketika belum paham; (4) Terus belajar dan pantang menyerah.

Beberapa ahli mengemukakan pendapatnya tentang ciri-ciri yang mencerminkan kepercayaan diri, menurut Lie ciri-ciri perilaku yang mencerminkan kepercayaan diri tinggi, yaitu yakin kepada diri sendiri, tidak tergantung pada orang lain, tidak ragu-ragu, merasa diri berharga, tidak menyombongkan diri, dan memiliki rasa keberanian untuk bertindak. Perilaku yang telah disebutkan menunjukkan bahwa orang yang percaya dirinya tinggi akan selalu merasa yakin dengan kemampuan yang dimilikinya, sehingga tidak akan bergantung pada orang lain ketika akan mengambil sebuah keputusan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun