Mohon tunggu...
Zahid Paningrome
Zahid Paningrome Mohon Tunggu... -

Creative Writer zahidpaningrome.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

The Afternoon Coffee

29 Agustus 2016   09:27 Diperbarui: 29 Agustus 2016   09:35 109
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

“Fina,” Kata Fina, membalas salam Panji.

Dalam sekejap pertemuan yang sedikit membuat canggung itu selesai dengan Siska yang menawarkan tempat duduk di sudut gerai Kopi. Awalnya Rina menolak untuk duduk di sudut gerai kopi. Tapi, Siska dan Panji memaksanya. Rina terpaksa mengiyakan. Gerai kopi tidak terlalu ramai, hanya ada beberapa pasang kekasih dan orang-orang yang sedang meeting bersama klien.

Sabtu sore, pukul tiga. Siska menghampiri Fina yang sedang meracik kopi, meninggalkan Rina dan Panji. Seperti dua orang yang baru bertemu sejak lama. Siska dan Fina justru seperti dua orang yang sering bertemu setiap hari. Fina sedikit bercerita tentang sekolahnya di Singapura, Siska menceritakan soal Rina yang lagi-lagi menang dari dirinya. Fina tersenyum sinis, mengatakan bahwa Rina memang bukan sahabat yang baik dan pantas mati. Siska terkekeh, mengiyakan ucapan Fina.

Dua cangkir capucino yang dipesan Panji dan Rina, selesai diracik Fina. Siska tersenyum menatap Fina, Siska meminta Fina untuk bisa menghantarkannya pada Panji dan Rina yang sedari dulu masih saling diam, tidak membuka pembicaraan. Siska selesai menaruh dua cangkir kopi, menaruh kopi Panji sebelum kopi Rina. Mengedipkan mata ke arah Panji, lalu kembali menuju Fina yang sedang membersihkan cangkir kopi. Siska mengacungkan ibu jarinya pada Fina, Fina membalasnya dengan menempelkan ujung ibu jari dan ujung jari telunjuknya.

Beberapa detik setelahnya, Panji beranjak dari kursinya, menuju bar—tempat Siska dan Fina bercakap-cakap.

“Aku kan nggak pesan Capucino,” Kata Panji, menyerahkan secangkir capucino pada Siska.

“Oh… sorry, sayang. Aku lupa… Kamu sama kaya aku kan?” Tanya Siska, mengambil capucino dari tangan Panji.

“Caramel Machiato,” Bisik Panji, dekat telinga Siska.

Fina tersenyum bergairah melihat pemandangan di depannya. Siska melihat Rina yang tersenyum pahit melihat Panji dan Siska dari tempatnya duduk, lalu melihat Rina merogoh tasnya. Beberapa menit Rina duduk sendiri, Panji, Fina dan Siska seru mengobrol di meja bar. Persis di depan Fina yang masih meracik Caramel Machiato untuk Panji dan Siska.

Dua cangkir Caramel Machiato sudah selesai diracik Fina, Panji dan Siska mengucapkan terimakasih lalu meninggalkan Fina, menuju Rina yang memegang cangkir, lalu meminum capucinonya di setengah perjalanan Panji dan Siska menuju sudut gerai kopi. Fina menyusul Panji dan Siska.

Beberapa langkah sebelum Panji dan Siska sampai ditempat Rina duduk. Cangkir Rina lepas dari tangannya, jatuh menghantam lantai lalu pecah, seketika Panji berlari menuju Rina yang kejang di tempatnya duduk. Siska dan Fina menyusul, buru-buru mempercepat langkahnya, setelah melihat mulut Rina yang mengeluarkan busa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun