Mohon tunggu...
Zahid Paningrome
Zahid Paningrome Mohon Tunggu... -

Creative Writer zahidpaningrome.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

The Afternoon Coffee

29 Agustus 2016   09:27 Diperbarui: 29 Agustus 2016   09:35 109
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Sudah seminggu lamanya televisi terus menyiarkan kasus yang menggemparkan masyarakat. Kematian seorang wanita muda bernama Rina, setelah meminum secangkir kopi di salah satu gerai kopi terkenal di Jakarta. Polisi terus mendalami kasus, bekerjasama dengan polisi Australia untuk ikut menyelidiki. Dari rekaman CCTV polisi belum bisa menyimpulkan pelaku dibalik kasus ini.

Tiga orang yang berada dekat dengan korban saat kejadian, telah dimintai keterangannya. Tiga orang tersebut masih berstatus menjadi saksi. Seorang diantaranya adalah kekasih Rina bernama Panji, yang dalam kesaksiannya mengatakan bahwa dia menjemput Rina di rumahnya. Panji adalah seorang mahasiswa semester lima  jurusan kedokteran.

Kedua wanita yang juga berada satu meja dengan Panji adalah Siska dan Fina. Siska sama dengan Rina mahasiswi semester lima jurusan ilmu kimia, sedangkan Fina adalah bartender di gerai kopi tempat Rina meregang nyawa. Fina adalah kakak kelas Rina di SMA. Fina baru satu bulan bekerja di gerai kopi itu, setelah menyelesaikan sekolah barista di Singapura.

------

Sabtu siang, pukul dua. Rina menerima kabar bahwa Fina bekerja di gerai kopi yang biasa di datangi Rina dan teman-temannya. Rina menghubungi Fina untuk bisa bertemu di tempat Fina bekerja, Fina mengiyakan ajakan Rina dengan sedikit terpaksa. Fina adalah salah satu orang yang membenci Rina saat di SMA, Rina yang menjadi ratu di SMA, membuat aura kebintangan Fina tertutup dengan kecantikan Rina yang menarik perhatian banyak pria. Fina masih mengingat bahwa Rina-lah penyebab kandasnya hubungan antara Fina dan Rio, kekasih masa SMAnya. Dan hingga kini, Fina belum bisa melupakan Rio yang telah menjadi kekasihnya selama hampir tiga tahun. Seminggu setelah putus, Fina mendengar kabar yang tidak mengenakkan, bahwa Rio dan Rina berpacaran. Sebulan kemudian tawa Fina kembali, setelah mendengar Rio dan Rina putus hubungan.

Sabtu siang, pukul dua. Rina menelpon Siska, mengajaknya bertemu Fina sambil ngopi. Siska adalah sahabat baiknya di kampus, mahasiswi yang digilai banyak mahasiswa di kampusnya. Siska menyimpan rasa cinta pada Panji, kekasih Rina. Baginya Rina adalah wanita paling beruntung, karena bisa bersanding manis dengan pria paling tampan di kampus. Siska mengiyakan ajakan Rina dengan girang, karena seingat Siska sudah lebih dari sebulan dia tidak ngopi bareng Rina. Siska masih belum memilikki kekasih sejak dia mengetahui sahabatnya sendiri mendapatkan pria incarannya sejak semester pertama.

Sabtu siang, pukul dua. Siska mengirim pesan untuk Panji. Sudah tiga hari Rina dan Panji tidak dalam keadaan yang harmonis. Siska yakin bahwa Rina tidak mengajak Panji. Rina-pun tidak tahu bahwa sudah tiga hari juga, Siska dan Panji tampak mesra, melalui percakapannya di whatsapp. Siska dan Panji tampak seperti sepasang kekasih yang sedang dimabuk cinta. Panji membalas pesan Siska dengan sangat menggoda, menawarkan untuk menjemput, tapi Siska menolak. Siska tidak ingin Rina curiga dengannya. Akhirnya, Siska menyuruh Panji untuk menjemput Rina sebelum menjemputnya.

------

Dengan mercedez hitamnya, Panji keluar dari basement apartemennya, menuju rumah Rina untuk mejemput. Panji baru memberitahu Rina di setengah perjalanan menuju rumah Rina, setengah kesal Rina mengiyakan ajakan Panji untuk menunggunya sepuluh menit lagi. Di dalam mobil, Panji asik menerima telpon dari Siska, bercanda dengan menggodanya penuh nafsu dan hasrat membabi buta. Siska menerimanya sebagai ajakan serius, untuk bercinta di apartemen Panji nanti malam. Panji tersenyum puas, memberi kecupan, lalu menutup telponya ketika balkon lantai dua rumah Rina sudah terlihat dari mulut gang.

Klakson mobil Panji sudah berbunyi tiga kali setelah Rina keluar dan menutup pagar rumahnya. Setelah duduk di samping Panji, Rina menyuruh Panji untuk menjemput Siska. Panji tersenyum, dia tidak perlu mencari alasan untuk menjemput Siska. Rumah Siska tidak terlalu jauh dari rumah Rina, hanya butuh sepuluh menit untuk sampai. Di dalam mobil Panji sengaja tidak membuka obrolan, Rina juga malas mengajak Panji ngobrol. Sebenarnya Rina telah mengetahui bahwa Panji—kekasihnya, selingkuh dengan sahabatnya sendiri—Siska. Rina ingin melihat gerak-gerik Panji dan Siska ketika ada dirinya.

Setelah menjemput Siska, Rina semakin yakin bahwa ada sesuatu diantara Panji dan Siska. Cara Panji mengajak ngobrol Siska dan cara Panji melirik Siska lewat cermin di atas kepalanya. Rina mencoba bersikap normal dan menahan tanya yang ingin dia lontarkan. Jarak dari rumah Siska dengan gerai kopi lumayan jauh, memakan waktu setengah jam. Selama itu juga kesunyian mengendap di dalam mercedez hitam milik Panji.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun