Kelompok 4 yang beranggotakan Asfa Zahra Salsabil dan Kayla Rahma Mutiarani memamerkan karya mereka berupa tangan hidrolik yang terbuat dari kardus bekas untuk membuat tangannya dan benang yang digunakan untuk menggerakkan tangannya. Karya Kelompok 4 di pameran seni sekolah sungguh mengesankan dengan tampilan tangan hidrolik yang mereka buat dari bahan bekas.Â
Kedua siswi ini tidak hanya menunjukkan kreativitas mereka dalam mengolah kardus dan benang menjadi karya seni yang berfungsi, tetapi juga menghadirkan pesan tentang inovasi dan teknologi yang ramah lingkungan. Asfa Zahra Salsabil, salah satu anggota Kelompok 4, menjelaskan, "Kami ingin menunjukkan bahwa teknologi yang canggih tidak selalu harus menggunakan bahan-bahan baru yang merusak lingkungan. Tangan hidrolik ini adalah contoh sederhana bahwa kita bisa menggunakan bahan bekas untuk menciptakan teknologi yang bermanfaat."
Kayla Rahma Mutiarani menambahkan, "Kami mempelajari cara membuat tangan hidrolik ini melalui riset online dan dengan bantuan guru. Kami berdua sangat tertarik pada ilmu pengetahuan dan teknologi, dan kami ingin menginspirasi teman-teman kami untuk lebih menggali pengetahuan tentang hal ini."
Kelompok 5 yang beranggotakan Arvenia Wahyu Adinda Putri, Nadhifa Aqilah Hadi dan Isaura Okta Dzatur Rahmah memamerkan karya mereka berupa mobil. Mobil ini terbuat dari kardus bekas dan mesin mobil mainan untuk menggerakkan mobil tersebut. Karya ini tidak hanya menunjukkan kreativitas mereka dalam mengolah bahan bekas menjadi karya seni yang berfungsi, tetapi juga memperlihatkan minat mereka dalam dunia otomotif. Arvenia Wahyu Adinda Putri, salah satu anggota Kelompok 5, menjelaskan inspirasi di balik karya mereka, "Kami sangat suka dengan mobil-mobil, tetapi kami juga peduli tentang lingkungan.Â
Membuat mobil dari kardus bekas adalah cara kami untuk menggabungkan kedua minat tersebut dan menunjukkan bahwa kita bisa menciptakan sesuatu yang keren tanpa merusak lingkungan." Nadhifa Aqilah Hadi menambahkan, "Kami menggunakan mesin mobil mainan yang sudah tidak terpakai untuk menggerakkan mobil ini.Â
Ini adalah contoh bagaimana kita bisa menggunakan teknologi yang sudah ada untuk membuat karya yang unik." Isaura Okta Dzatur Rahmah berharap karya mereka dapat menginspirasi orang lain, "Kami berharap karya kami ini dapat mengajak orang untuk lebih peduli terhadap lingkungan dan lebih kreatif dalam mengolah bahan bekas. Kami ingin menunjukkan bahwa dengan imajinasi dan usaha, kita bisa menciptakan banyak hal yang menakjubkan."
Kelompok 6 yang merupakan individu, yaitu Niko Fakhri Nugroho, memamerkan karyanya berupa kapal. Kapal ini terbuat dari botol bekas dan sterofoam yang bisa digerakkan dengan layar yang terbuat dari kardus, sehingga memanfaatkan hukum Archimedes. Kapal yang terbuat dari botol bekas, sterofoam, dan kardus ini memperlihatkan kemampuan kreatif Niko dalam mengolah bahan-bahan bekas menjadi karya seni yang tidak hanya estetis, tetapi juga fungsional.Â
Niko Fakhri Nugroho menjelaskan inspirasi di balik karyanya, "Saya selalu tertarik dengan kapal, dan saya ingin menciptakan sesuatu yang unik dari bahan-bahan yang sudah tidak terpakai. Ide untuk menggunakan botol bekas dan sterofoam sebagai dasar kapal datang saat saya memikirkan cara untuk memanfaatkan sisa-sisa material." Ia juga menjelaskan prinsip hukum Archimedes yang digunakan dalam karyanya, "Saya menggunakan hukum Archimedes untuk membuat kapal ini bisa mengapung di air.Â
Layar kardus yang saya pasang di kapal membantu menghasilkan gaya angkat yang diperlukan." Dengan karyanya ini, Niko Fakhri Nugroho tidak hanya menunjukkan kreativitasnya tetapi juga memberikan pesan tentang bagaimana sumber daya yang ada di sekitar kita dapat dimanfaatkan dengan cara yang ramah lingkungan.
Ketua tim pengabdian masyarakat, Zahid Zufar At Thaariq (mahasiswa S2 Teknologi Pembelajaran UM), mengatakan bahwa pameran ini merupakan bukti aktualisasi nyata siswa SMP Negeri 4 Malang dalam mengkreasikan Loose Parts menjadi barang yang berguna.Â