Mohon tunggu...
Zahid Zufar At Thaariq
Zahid Zufar At Thaariq Mohon Tunggu... Mahasiswa - Teknolog Pendidikan

SD Laboratorium UM (2005-2011) SMP Negeri 18 Malang (2011-2014) SMA "Islam" Malang (2014-2017) Jurusan Teknologi Pendidikan, Universitas Negeri Malang (2017-2021)

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Siswa SMP Negeri 4 Malang Kreasikan Loose Parts jadi Media Pembelajaran Inovatif

4 September 2023   11:36 Diperbarui: 4 September 2023   11:50 283
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Malang - Siswa-siswa dari SMP Negeri 4 Malang telah menciptakan terobosan pendidikan yang inovatif dengan mengubah "loose parts" berupa barang-barang bekas atau bahan-bahan tak terpakai menjadi media pembelajaran yang kreatif dan interaktif. Tidak hanya berfokus pada buku teks dan papan tulis, siswa-siswa ini telah membuktikan bahwa pembelajaran dapat menjadi lebih menarik dan efektif dengan sentuhan kreativitas.

Melalui kegiatan pameran yang diselenggarakan oleh Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LP2M) dari Universitas Negeri Malang (UM), siswa-siswa yang terbagi dalam 6 kelompok menunjukkan produk-produk barang bekas yang mereka kreasikan menjadi media pembelajaran yang inovatif. Kreasi-kreasi ini ditunjukkan melalui kegiatan pameran yang diselenggarakan.

Kelompok 1 yang beranggotakan Almira Anggita Dwi Cahyani dan Safira Keysa Maharani memamerkan karya mereka berupa miniatur tata surya. Miniatur ini terbuat dari kardus bekas sebagai wadah utama dan bubur kertas untuk membentuk bola-bola planetnya. Mereka menghadirkan miniatur tata surya ini dalam sebuah pameran seni di sekolah mereka, yang menarik perhatian banyak siswa dan guru. Miniatur tersebut tidak hanya memperlihatkan kreativitas mereka dalam menggunakan bahan bekas untuk menciptakan karya seni, tetapi juga memberikan pembelajaran tentang tata surya kepada orang lain. 

Almira Anggita Dwi Cahyani, salah satu anggota Kelompok 1, menjelaskan, "Kami ingin menunjukkan bahwa kita bisa membuat sesuatu yang indah dari bahan-bahan yang tidak terpakai. Dengan miniatur ini, kami juga ingin berbagi pengetahuan tentang tata surya kepada teman-teman kami." Safira Keysa Maharani menambahkan, "Kami berharap karya kami ini dapat menginspirasi orang lain untuk lebih peduli terhadap lingkungan dan memanfaatkan barang-barang bekas dengan lebih kreatif.

Kelompok 2 yang beranggotakan Annisa Nur Laily, Fahiza Farhana Isnayni dan Paramitha Syahrani Ramadhan memamerkan karya mereka berupa diorama dinosaurus. Diorama ini dibuat menggunakan bahan kardus bekas sebagai wadah utama dan lilin malam untuk membuat replika dinosaurusnya. Diorama dinosaurus yang mereka buat tidak hanya menunjukkan ketertarikan mereka pada hewan purba ini, tetapi juga kemampuan mereka dalam mengolah bahan bekas menjadi karya seni yang mengesankan. 

Annisa Nur Laily, salah satu anggota Kelompok 2, berbicara tentang proses pembuatan diorama ini, "Kami sangat antusias dalam menggarap proyek ini. Dengan menggunakan kardus bekas sebagai dasar diorama, kami ingin menunjukkan bahwa kita bisa menciptakan sesuatu yang luar biasa tanpa harus membeli bahan baru. Ini juga menjadi pesan kami tentang penggunaan kembali barang-barang yang sudah tidak terpakai." Fahiza Farhana Isnayni menambahkan, "Kami memilih dinosaurus karena kami berdua sangat menyukai sejarah alam dan pengetahuan tentang makhluk purba ini. 

Diorama ini adalah cara kami untuk berbagi minat kami dengan orang lain." Paramitha Syahrani Ramadhan juga menyampaikan harapannya, "Kami berharap karya kami ini dapat menginspirasi teman-teman kami untuk lebih kreatif dalam mengolah bahan bekas dan juga meningkatkan minat mereka dalam mempelajari sejarah alam."

Kelompok 3 yang beranggotakan Afwa Trisna Mahija, Ahmad Safal Andriya dan Muhammad Aga Febrian Rahmat memamerkan karya mereka berupa sel yang dibuat dari bahan bekas berupa sterofoam sebagai wadah sel dan lilin malam sebagai partikel-partikel di dalamnya. Karya ini tidak hanya menciptakan keindahan visual tetapi juga memberikan pesan penting tentang pentingnya menjaga lingkungan dengan cara yang kreatif. Afwa Trisna Mahija, salah satu anggota Kelompok 3, menjelaskan inspirasi di balik karya mereka, 

"Kami ingin menunjukkan bahwa kita bisa menciptakan keindahan dari bahan-bahan yang seringkali dianggap sebagai sampah. Selain itu, kami ingin menggambarkan bahwa sel-sel di dalam tubuh kita adalah sesuatu yang sangat kompleks dan menakjubkan." Ahmad Safal Andriya menambahkan, "Kami memilih sterofoam sebagai bahan dasar sel karena itu adalah bahan bekas yang sering kita temui, dan kami ingin menunjukkan bahwa kita bisa mengubahnya menjadi sesuatu yang bernilai seni." 

Muhammad Aga Febrian Rahmat berharap karya mereka dapat menginspirasi orang lain, "Kami berharap karya kami ini dapat mengajak orang untuk lebih peduli terhadap lingkungan dan lebih kreatif dalam mengolah bahan bekas. Kita bisa menciptakan banyak hal yang indah dengan memanfaatkan apa yang sudah ada di sekitar kita."

Kelompok 4 yang beranggotakan Asfa Zahra Salsabil dan Kayla Rahma Mutiarani memamerkan karya mereka berupa tangan hidrolik yang terbuat dari kardus bekas untuk membuat tangannya dan benang yang digunakan untuk menggerakkan tangannya. Karya Kelompok 4 di pameran seni sekolah sungguh mengesankan dengan tampilan tangan hidrolik yang mereka buat dari bahan bekas. 

Kedua siswi ini tidak hanya menunjukkan kreativitas mereka dalam mengolah kardus dan benang menjadi karya seni yang berfungsi, tetapi juga menghadirkan pesan tentang inovasi dan teknologi yang ramah lingkungan. Asfa Zahra Salsabil, salah satu anggota Kelompok 4, menjelaskan, "Kami ingin menunjukkan bahwa teknologi yang canggih tidak selalu harus menggunakan bahan-bahan baru yang merusak lingkungan. Tangan hidrolik ini adalah contoh sederhana bahwa kita bisa menggunakan bahan bekas untuk menciptakan teknologi yang bermanfaat."

Kayla Rahma Mutiarani menambahkan, "Kami mempelajari cara membuat tangan hidrolik ini melalui riset online dan dengan bantuan guru. Kami berdua sangat tertarik pada ilmu pengetahuan dan teknologi, dan kami ingin menginspirasi teman-teman kami untuk lebih menggali pengetahuan tentang hal ini."

Kelompok 5 yang beranggotakan Arvenia Wahyu Adinda Putri, Nadhifa Aqilah Hadi dan Isaura Okta Dzatur Rahmah memamerkan karya mereka berupa mobil. Mobil ini terbuat dari kardus bekas dan mesin mobil mainan untuk menggerakkan mobil tersebut. Karya ini tidak hanya menunjukkan kreativitas mereka dalam mengolah bahan bekas menjadi karya seni yang berfungsi, tetapi juga memperlihatkan minat mereka dalam dunia otomotif. Arvenia Wahyu Adinda Putri, salah satu anggota Kelompok 5, menjelaskan inspirasi di balik karya mereka, "Kami sangat suka dengan mobil-mobil, tetapi kami juga peduli tentang lingkungan. 

Membuat mobil dari kardus bekas adalah cara kami untuk menggabungkan kedua minat tersebut dan menunjukkan bahwa kita bisa menciptakan sesuatu yang keren tanpa merusak lingkungan." Nadhifa Aqilah Hadi menambahkan, "Kami menggunakan mesin mobil mainan yang sudah tidak terpakai untuk menggerakkan mobil ini. 

Ini adalah contoh bagaimana kita bisa menggunakan teknologi yang sudah ada untuk membuat karya yang unik." Isaura Okta Dzatur Rahmah berharap karya mereka dapat menginspirasi orang lain, "Kami berharap karya kami ini dapat mengajak orang untuk lebih peduli terhadap lingkungan dan lebih kreatif dalam mengolah bahan bekas. Kami ingin menunjukkan bahwa dengan imajinasi dan usaha, kita bisa menciptakan banyak hal yang menakjubkan."

Kelompok 6 yang merupakan individu, yaitu Niko Fakhri Nugroho, memamerkan karyanya berupa kapal. Kapal ini terbuat dari botol bekas dan sterofoam yang bisa digerakkan dengan layar yang terbuat dari kardus, sehingga memanfaatkan hukum Archimedes. Kapal yang terbuat dari botol bekas, sterofoam, dan kardus ini memperlihatkan kemampuan kreatif Niko dalam mengolah bahan-bahan bekas menjadi karya seni yang tidak hanya estetis, tetapi juga fungsional. 

Niko Fakhri Nugroho menjelaskan inspirasi di balik karyanya, "Saya selalu tertarik dengan kapal, dan saya ingin menciptakan sesuatu yang unik dari bahan-bahan yang sudah tidak terpakai. Ide untuk menggunakan botol bekas dan sterofoam sebagai dasar kapal datang saat saya memikirkan cara untuk memanfaatkan sisa-sisa material." Ia juga menjelaskan prinsip hukum Archimedes yang digunakan dalam karyanya, "Saya menggunakan hukum Archimedes untuk membuat kapal ini bisa mengapung di air. 

Layar kardus yang saya pasang di kapal membantu menghasilkan gaya angkat yang diperlukan." Dengan karyanya ini, Niko Fakhri Nugroho tidak hanya menunjukkan kreativitasnya tetapi juga memberikan pesan tentang bagaimana sumber daya yang ada di sekitar kita dapat dimanfaatkan dengan cara yang ramah lingkungan.

Sumber Gambar: Dokpri
Sumber Gambar: Dokpri

Ketua tim pengabdian masyarakat, Zahid Zufar At Thaariq (mahasiswa S2 Teknologi Pembelajaran UM), mengatakan bahwa pameran ini merupakan bukti aktualisasi nyata siswa SMP Negeri 4 Malang dalam mengkreasikan Loose Parts menjadi barang yang berguna. 

Pameran ini bukan hanya sekadar pameran seni, tetapi juga merupakan manifestasi nyata dari potensi siswa dalam berkreasi dan berkontribusi positif kepada masyarakat. Dengan mengubah Loose Parts menjadi karya seni yang memiliki nilai estetika dan fungsionalitas, siswa SMP Negeri 4 Malang tidak hanya menunjukkan keterampilan kreatif mereka, tetapi juga memberikan pesan penting tentang upaya untuk mendaur ulang dan memanfaatkan sumber daya yang ada di sekitar kita. Semua ini adalah contoh bagaimana pendidikan dapat memberikan dampak positif kepada masyarakat melalui kolaborasi antara mahasiswa, siswa, dan komunitas.

Sumber Gambar: Dokpri
Sumber Gambar: Dokpri

Pameran ini tentu saja menjadi sarana untuk menginspirasi lebih banyak orang, baik di dalam maupun di luar sekolah, untuk berpikir kreatif dan bertanggung jawab terhadap lingkungan. Itu adalah contoh yang sangat baik tentang bagaimana inovasi dan pendidikan dapat berdampak positif pada komunitas.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun