Mohon tunggu...
Zafira Maulida Rahma
Zafira Maulida Rahma Mohon Tunggu... Mahasiswa - Tholabul Ilmi

Behaviour, Beautiful, Brain

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Menemukan Keindahan Dalam Sebaik-baik Harapan

1 November 2023   17:45 Diperbarui: 1 November 2023   18:09 161
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Pribadi: Masjid Ar rahman

Dikisahkan dalam cerita kaum Nabi Nuh as yang congkak. Dalam dakwahnya Nabi Nuh as selalu diejek, dihina serta dicemooh lalu timbullah kecongkaan mereka, malah merekapun berkata : “Nuh itu bukan Nabi bukan pula utusan Tuhan. Ia adalah orang biasa sama-sama seperti kita ini, apa gunanya kita anut, apa pula perlunya kita mempercayainya”. Mereka acuh tak acuh serta tidak mau mengharap keterangan atau dakwah dari Nabi Nuh as, mereka sama brutal akhirnya mereka menentang kepada Nabi Nuh disuruhnya supaya mendatangkan siksa atau adzab dari Tuhan. 

Walaupun dakwahnya tidak diterima oleh kaumnnya, Nabi Nuh tetap sabar dan hanya mengharap ridho Allah. Sehingga Allah memberi pertolongan kepada Nabi Nuh dengan memberi wahyu kepada Nabi Nuh tentang membuat perahu serta mengajarkan tata cara pembuatannya. 

Yang mana perahu tersebut akan menjadi penolong bagi kaumnya yang beriman, sedangkan kaumnya yang congkak mereka binasa karena kecongkakannya. Kisah Nabi Nuh mengajarkan bahwa pertolongan Allah datang bagi hamba-hambanya yang sabar dan beriman kepada-Nya. Oleh karena itu sangat penting sekali mengharap ridho Allah dalam setiap apapun yang kita lakukan.

Ketika orang masih berharap pahala, imbalan atau pahala itu masih dalam wilayah keikhlasan. Asalkan minta imbalannya dari Allah SWT. Sebab apabila hidup kita masih berharap imbalan dari orang yang kita baiki, percayalah hidup kita akan menanggung kekecewaan yang berkepanjangan. Karena orang lain belum tentu akan bisa mengembalikan kebaikan kita. 

Sehingga menjadi indikator, ketika kita merasa kecewa setelah berbuat baik, maka dapat dipastikan kebaikan kita bukan untuk Allah. Tapi, masih untuk diri kita sendiri. Melakukan segala sesuatu karena Allah akan lebih ringan dilakukan karena kita akan jauh dari rasa kecewa dan imbalan langsung didapatkan dari Allah untuk hambanya yang mengharap segala sesuatu hanya kepada Allah.

Jika mengharap ridho Allah kita jadikan sebagai tujuan hidup, maka Allah akan memberikan kemudahan dalam hidup. Dengan mengharap ridho-Nya, seorang hamba akan lebih menerima segala ujian maupun takdir yang diberikan Allah dengan ikhlas dan lapang dada. 

Sehingga apabila takdir yang diberikan Allah tidak sesuai dengan rencana yang disiapkan oleh setiap manusia. Maka manusia tersebut akan lebih berlapang dada serta ikhlas dalam menerima takdir Allah. 

Dengan maraknya peristiwa bunuh diri akhir-akhir ini menunjukkan bahwa masih banyak manusia yang tertipu akan tipu daya dunia. Hal ini karena adanya godaan setan maupun hawa nafsu yang sulit untuk dikendalikan. 

Tetapi dengan adanya iman dan taqwa yang tinggi kepada Allah, maka Allah akan melindungi dari segala godaan keburukan. Keimanan dan ketaqwaan dapat dilatih dengan selalu mengharap ridho Allah dalam segala hal. 

Banyak para korban melakukan bunuh diri dengan tujuan mendapatkan ketenangan. Jika manusia lebih mendekatkan diri kepada Allah, maka peristiwa bunuh diri akan minim terjadi di negri ini. Seperti dawuhnya Habib Umar Bin Hafidz, bahwa “Mencari ketenangan itu bukan dengan cara pergi, tapi dengan cara kembali dalam diri dengan mencari Allah dihati. Sesungguhnya ketenangan ada disitu”

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun