Mohon tunggu...
Zaenul Afifi
Zaenul Afifi Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pendidikan Islam Sebagai Penguatan Ahlak

10 Juli 2018   09:01 Diperbarui: 10 Juli 2018   09:04 193
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Islam mengenal terjemah pendidikan dari istilah al-tarbiyah, artinya mengasuh, menanggung, member makan, mengembangkan , memelihara. Pengetahuan proses transformasi ilmu pengetahuan dari pendidik kepada peserta didik agar memiliki sikap dan semangat yang tinggi dalam memahami dan menyadari kehidupannya. Sebagai proses menuntut ilmu pengetahuan , mulai dari oengetahuan yang dasar hingga pengetahuan yang sulit.

Pendidikan Islam bersumber dari Al-Qur'an dan Hadis Nabi saw bertujuan untuk membentuk manusia seutuhnya,yakni manusia beriman dan bertaqwa kepada Allah swt serta untuk memelihara nilai-nilai kehidupan sesama manusia agar dapat menjalankan seluruh kehidupannya sebagaimana yang telah ditentukan allah dan rasul-Nya, demi kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat. 

Untuk memahami hakikat pendidikan Islam, maka harus memahami unsur historis pendidikan Islam itu sendiri.Mempelajari sejarah pendidikan Islam sangatlah penting terutama bagi pelajar-pelajar agama Islam dan pemimpin-pemimpin Islam pada era globalisasi seperti saat sekarang ini. 

Dengan mempelajari sejarah pendidikan Islam akan dapat mengetahui sebab kemajuan maupun kemunduran Islam baik dari cara pendidikannya maupun cara ajarannya. Nabi Muhammad SAW telah mewariskan salah satu pendidikan islam yang sesuai di firmankan Allah SWT pada ayat berikut:

Allah memberi amanat untuk menjaga hubungan antar manusia agar kehidupan di dunia ini berjalan sebagaimana mestinya.

"Dan kami lenyapkan rasa dendam yang berada dalam hati mereka, sedang mereka merasa bersudara duduk berhadap-hadapan di atas dipan-dipan" (Qs. Al- Hijr (15): 47)

Banyak sikap yang dapat dilakukan, agar dapat menjaga hubungan baik antar manusia. Sikap yang sederhana tersebut dapat hendaknya dilaksanakan untuk keharmonisan hidup bermasyarakat.

Menebar salam. Salam bagi umat Islam adalah doa. Dalam salam, kita saling mendoakan satu sama lain (Muhammad bin Ismail Al 'Umrani, 2008:1).

"Penghormatan mereka (orang yang mukmin) ketika mereka menemui- Nya ialah salam, dan Dia menyediakan pahala yang mulia bagi mereka". (Al Ahzab (33):44)

Setiap orang yang ditemui setelah kita salami berilah senyum, jika disambut dengan senyum pasti akan dibalas dengan senyuman pula. Senyum adalah kunci yang efektif untuk menjalin hubungan sillaturrahim (Muhammad bin Ismail Al 'Umrani, 2008:1).

Langkah selanjutnya adalah memanggil nama yang disukai dan berjabat tangan. Memanggil nama yang disukai membuat orang yang kita panggil menjadi lebih nyaman berada di dekat kita. Berjabat tangan dapat menghapus dosa yang pernah kita lakukan.

Sikap- sikap yang baik seperti menghargai orang lain, tawadhu' (rendah hati), berkata baik, menjadi pendengar yang baik, bersikap tenang, lemah lembut, menghindari perdebatan, toleransi, lapang dada, dan menutupi aib orang lain dapat menjaga hubungan, menjaga hati untuk saling berhubungan baik secara horizontal (Muhammad bin Ismail Al 'Umrani, 2008:1).

Dalam berhubungan, tidak harus kaku. Dapat pula kita bersenda gurau. Rasullullah juga mengajarkan kita untuk tidak terlalu harus baku untuk menjalani hidup ini. Rasullullah juga bisa bersenda gurau dengan sahabat- sahabatnya. Diam tidak selalu baik. "Diam itu emas", begitu kata pepatah usang lalu. Banyak yang memiliki penafsiran keliru dari sabda Rasullullah SAW berikut:

"Barang siapa beriman kepada Allah dan hari akhir, maka berkatalah yang baik atau diamlah". (Muhammad Muhyidin, 2008: 53)

Dalam sabda tersebut bukan berarti harus selalu diam, tetapi ada waktu tertentu dapat bersenda gurau ataupun ada waktu untuk berdiam. Diam diperlukan jika tidak dapat berkata yang baik. Jika berbicara hanya menyakiti hati, lebih baik diam. Maka diam saat akan berbicara yang tidak baik itu adalah emas.

Sikap yang dapat menjaga hubungan baik antar sesama manusia adalah minta maaf dan memaafkan. Jika sudah berlaku tidak baik ataupun menyakiti hati orang lain, wajib untuk meminta maaf pada orang tersebut agar orang tidak menyimpan dendam. Orang yang memaafkan adalah orang yang sebaik- baik manusia yang suci hatinya.

Mensucikan hati bukan hanya mensucikan dari perbuatan yang melanggar perintah Allah, tapi mensucikan hati juga mensucikan dari sikap antar sesama manusia yang dapat mendekatkan diri kita kepada Sang Ilahi sehingga tertanam ketaqwaan, etika luhur serta sikap untuk menegakkan kebenaran. Dengan demikian terbentulah manusia yang berkepribadian dan berbudi luhur sesuai dengan ajaran islam.
(Afifi UNISNU JEPARA)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun