Mohon tunggu...
Zaenul Afifi
Zaenul Afifi Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pendidikan Islam Sebagai Penguatan Ahlak

10 Juli 2018   09:01 Diperbarui: 10 Juli 2018   09:04 193
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sikap- sikap yang baik seperti menghargai orang lain, tawadhu' (rendah hati), berkata baik, menjadi pendengar yang baik, bersikap tenang, lemah lembut, menghindari perdebatan, toleransi, lapang dada, dan menutupi aib orang lain dapat menjaga hubungan, menjaga hati untuk saling berhubungan baik secara horizontal (Muhammad bin Ismail Al 'Umrani, 2008:1).

Dalam berhubungan, tidak harus kaku. Dapat pula kita bersenda gurau. Rasullullah juga mengajarkan kita untuk tidak terlalu harus baku untuk menjalani hidup ini. Rasullullah juga bisa bersenda gurau dengan sahabat- sahabatnya. Diam tidak selalu baik. "Diam itu emas", begitu kata pepatah usang lalu. Banyak yang memiliki penafsiran keliru dari sabda Rasullullah SAW berikut:

"Barang siapa beriman kepada Allah dan hari akhir, maka berkatalah yang baik atau diamlah". (Muhammad Muhyidin, 2008: 53)

Dalam sabda tersebut bukan berarti harus selalu diam, tetapi ada waktu tertentu dapat bersenda gurau ataupun ada waktu untuk berdiam. Diam diperlukan jika tidak dapat berkata yang baik. Jika berbicara hanya menyakiti hati, lebih baik diam. Maka diam saat akan berbicara yang tidak baik itu adalah emas.

Sikap yang dapat menjaga hubungan baik antar sesama manusia adalah minta maaf dan memaafkan. Jika sudah berlaku tidak baik ataupun menyakiti hati orang lain, wajib untuk meminta maaf pada orang tersebut agar orang tidak menyimpan dendam. Orang yang memaafkan adalah orang yang sebaik- baik manusia yang suci hatinya.

Mensucikan hati bukan hanya mensucikan dari perbuatan yang melanggar perintah Allah, tapi mensucikan hati juga mensucikan dari sikap antar sesama manusia yang dapat mendekatkan diri kita kepada Sang Ilahi sehingga tertanam ketaqwaan, etika luhur serta sikap untuk menegakkan kebenaran. Dengan demikian terbentulah manusia yang berkepribadian dan berbudi luhur sesuai dengan ajaran islam.
(Afifi UNISNU JEPARA)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun